Muhammad Doyan Pancung Kafir
 




Budaya Pancung Islam 

Baru2 ini aku melihat film Saudi Arabia's Beheading Culture yang mengisahkan 
budaya pemancungan atas kafir dan Muslim. 

Tahun lalu (2007), Pemerintah Saudi memancung 52 orang laki dan perempuan 
karena kesalahan2 seperti pembunuhan, homoseksual, perampokan, dan pengedaran 
obat bius. Meskipun demikian Pemerintah Saudi mengatakan bahwa Islam mengecam 
pemancungan yang dilakukan oleh militan Islam terhadap para tawanan kafir. 
 

Islam mengijinkan hukuman mati bagi beberapa tindakan kriminal, tapi beberapa 
ilmuwan dan pengamat Islam yakin bahwa pemancungan memang ditetapkan dalam 
Syariah. 

Pemerintah Saudi mengatakan hukuman pancung adalah tradisi Islam. Pemerintah 
memerintahkan pemancungan dilaksanakan di lapangan terbuka di luar mesjid yang 
penuh umat di kota2 besar setiap minggu di saat sholat Jum’at. Pokoknya jemaat 
mesjid harus melihat dengan jelas pemancungan ini. Melihat rambut perempuan 
haram, tapi nonton pemancungan halal lhooo… 

Orang yang dihukum pancung dibawa ke tengah lapangan dengan tangan terikat, 
disuruh membungkuk di depan algojo, yang lalu mengayunkan pedang Arab besar 
sambil tak lupa menjeritkan “Allahu Akbar!” agar terasa lebih Islamiah. 
 

Kita sudah kenyang melihat foto2 dan film2 pemancungan bertema Islamiah 
Allahuakbar ini. Ada pemancungan David Pearl, Paul M. Johnson Jr., Kim Sun-il, 
Nicholas Berg, para remaja Kristen Indonesia di Poso, dan masih banyak lagi. 
Mereka bergiliran mengisi berita2 media setiap hari. 
Meskipun begitu ahli2 Islam Saudi ngotot mengatakan bahwa pemancungan itu hanya 
boleh dilakukan terhadap pelaku tindakan kriminal saja – dan bukan orang2 tak 
berdosa. 

“Tidak ada ya agama yang menghalalkan tindakan ini,” kata Abdul Muhsen Al 
Obaiqan, yang adalah seorang imam senior di Riyadh, kepada Associate Press. 
“Muslim2 yang memancung orang2 yang tak bersalah itu melanggar Islam dan mereka 
malah merusak citra Muslim. Tiada Muslim yang boleh menunjukkan rasa simpati 
pada mereka.” 

Benarkah demikian? 

Untuk mengetahui jawaban pastinya, marilah kita tengok langsung sumber ajaran 
Islam yakni sang Nabi suci Muhammad SAW. 

Foto Kim Sun Il: 
 
Foto Nicholas Berg: 



_________________
 
Hukum Pancung dalam Islam: Contoh Langsung dari Muhammad 

Kebiasaan main pancung dalam Islam bukan trend baru. Hanya karena pihak Barat 
sangat muak dan murka dengan pemancungan yang dilakukan para Muslim, maka para 
pembela Islam dan Muslim moderat berkali-kali mengatakan bahwa pemancungan itu 
bukan tradisi Islam. Mereka berbohong agar citra Islam tampak lebih baik di 
mata Barat kafir. Tapi di Indonesia sih, para Muslim tidak perlu berbohong. 
Ngebom kafir sampai amburadul aja halal, apalagi cuman penggal kafir. Ya, 
engga’? 

Jika kita melihat sejarah Islam, ternyata Muhammad pun sangat menyukai tindakan 
pemancungan terhadap kafir. Pemancungan atas nama Allah SWT itu jelas merupakan 
warisan Islam asli, murni, 100% halal. 

Ketika Muhammad memulai karirnya sebagai perampok padang pasir, pengikutnya 
waktu itu masih sedikit. Kafilah2 pedagang Quraish Mekah yang bolak-balik dari 
Mekah dan Damaskus jadi target perampokan favorit Muhammad. Karena masyarakat 
Mekah tergantung atas perjalanan dagang kafilah2 ini, maka akhirnya mereka pun 
merasa sangat terganggu setelah Muhammad melakukan serangan rampokan 
berkali-kali. Akhirnya di perjalanan pulang ke Mekah, para pedagang Quraish pun 
harus menghadapi langsung serangan Muhammad dengan senjata. Peristiwa ini 
terjadi di Badr. Sayangnya, gerombolan rampok Muslim berhasil mengalahkan para 
pedagang Quraish. Diantara orang2 Quraish yang dibunuhi, salah satunya adalah 
Abu’l Hakam, yang adalah paman kandung Muhammad. 

Di Sirat Rasul halaman 304 dinyatakan bahwa: 
Abu’l Hakam terluka parah tapi masih hidup saat ‘Abdullah b. Mas’ud, pelayan 
Muhammad, menginjakkan kakinya ke leher Abu’l Hakam, menjenggut jenggotnya dan 
memakinya, “Sudahkah Allah SWT mempermalukanmu, wahai musuh Allah SWT?” Dia 
lalu memotong kepala Abu’l Hakam dan membawanya kepada Muhammad. 

Muhammad senang sekali dan berkata, “Inilah kepala musuh Allah SWT, si Abu 
Jahl!” Muhammad memang senang menjuluki paman kandungnya sendiri Abu’l Hakam 
(bapak yang bijak) dengan nama Abu Jahl (bapak biang bodoh). Lalu ‘Abdullah 
melemparkan kepala Abu’l Hakam ke dekat kaki Muhammad yang lalu memanjatkan 
ucapan terima kasih pada Allah SWT. 

Perlu diingat bahwa Abu’l Hakam adalah saudara kandung Abu Thalib, anak dari 
kakek Muhammad yang bernama Abdul Muthalib. Abu Thalib membesarkan dan 
melindung Muhammad terus-menerus sampai ajalnya, sejak Muhammad berusia 12-53 
tahun. Abdul Muthalib, kakek Muhammad, mengurus Muhammad dengan penuh kasih 
sayang sejak dia berusia 5 sampai 12 tahun. Tapi balasan Muhammad terhadap 
anggota keluarganya sendiri sungguh mengerikan.



Dasar kepercayaan iman muslim dibangun diatas dusta,kebohongan dan teror 
pembunuhan yang biadab dimana saat zaman dan waktu sudah berubah kebenaran yang 
ada diungkapkan dan tidak bisa dihalangi ataupun dibendung serta kejahatan 
pembunuhan sudah dapat diantisipasi dan diminimalkan maka saat itu juga ambang 
kehancuran islam akan terjadi dan pada saatnya islam akan lenyap dan ini pasti 
terwujud. 
Feifei_fairy
http://profiles.friendster.com/fairyfeifei 


      Try cool new emoticons, skins, plus more space for friends. 
Download Yahoo! Messenger Singapore now!
http://sg.messenger.yahoo.com

Kirim email ke