Di Indonesia itu semua aturan bisa fleksibel.
Aturan larangan merokok di tempat umum di DKI kan gak jalan.
Perda larangan perempuan keluar malam setelah jam 7 di tangerang juga cuma 
anget2 tahi ayam.
Mungkin juga nasib SK ini sama.
Prakteknya bisa diatur; kalo rumah makan gak buka gimana gitu orang2 yg mau 
berbuka puasa?
Apa terus2-an singgah di resto hotel yg tentunya tidak tutup.
Rumah makan minang yg banyak terdapat di pekanbaru memang punya aturan khas 
setiap bulan puasa.
Baru buka menjelang berbuka puasa sampai tutup setelah sahur.
Mungkin semua resto dimaksud seperti itu.

salam, 
l.meilany


  ----- Original Message ----- 
  From: IrwanK 
  To: [EMAIL PROTECTED] 
  Cc: zamanku ; [EMAIL PROTECTED] ; mediacare 
  Sent: Thursday, August 14, 2008 9:06 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Rumah Makan dilarang berjualan selama Bulan 
Puasa


  Berita di bawah tidak melebih"kan tuh?
  Bahkan melarang berjualan selama puasa saja sudah kontroversial,
  masa' pemda segitu bodohnya (disusupi) keputusan kaya begitu?

  Mustinya cukup diatur saja.. kasih gorden/hordeng(?) atau kain penutup
  sehingga tidak terlihat dari luar, selama beroperasi di waktu puasa..
  Kalau begini, kedua pihak (yang mengeluarkan sk dan penentangnya)
  sama" berlebihan..

  Paling juga sebentar lagi (dari pengalaman" sebelumnya) bakal keluar
  'hinaan' terhadap Islam, di milis ini.. dari kalangan yang memang sudah
  membenci islam/muslim.. lihat saja.. :-|

  CMIIW..

  -- 
  Wassalam,

  Irwan.K
  "Better team works could lead us to better results"
  http://irwank.blogspot.com/

  Pada 14 Agustus 2008 08:59, mediacare <[EMAIL PROTECTED]> menulis:

  > Terkait Keluarnya SK Pelarangan Jualan Selama Ramadhan
  >
  > Pemilik Rumah Makan Di Pekanbaru Mengeluh
  >
  > Pekanbaru, TR.Com - Banyak pemlik rumah makan atau restaurant di Pekanbaru
  > mengeluh mendengar akan adanya Surat Keputusan (SK) larangan berjualan
  > selama bulan ramadhan. Adanya larangan ini mengancam perekonomian
  > masyarakat.
  >
  > Seperti salah satu pemilik restoran dan beberapa kedai kopi di jalan Hang
  > Tuah Pekanbaru khawatir akan adanya isu ini. "Bagaimana mungkin kami dapat
  > merayakan lebaran dan idul fitri tahun ini kalau kami sendiri dilarang cari
  > makan. Padahal saya perlu cari duit untuk beli baju anak-anak saya untuk
  > lebaran ini," kata pemilik restauran yang tak mau namanya di ekspos.
  >
  > Herman, salah satu pekerja rumah makan di sekitar jalan M. Yamin mengatakan
  > kepada TR.Com (13/8) bahwa dirinya sangat tidak setuju larangan membuka
  > rumah makan selama bulan puasa. "Saya sangat tidak setuju rumah makan atau
  > kedai kopi ditutup selama bulan puasa. Otomatis saya juga tidak akan kerja
  > dan tidak akan digaji. Jadi saya mau makan apa? Dan bagaimana dengan ongkos
  > saya mau mudik ke kampung kalau saya tidak ada gaji? Saya rasa puasa tidak
  > dimaksudkan untuk membuat orang sengsara," kata Herman yang mengaku akan
  > pulang kampung ke Bukit Tinggi lebaran ini.
  >
  > Sementara pemilik kedai kopi bernama pak Asung dijalan Hang Tuah mengatakan
  > hal senada. "Satu bulan rasanya cukup lama. Omset saya pasti akan hilang
  > drastis. Padahal saya perlu uang untuk menyekolahkan anak saya. Menurut saya
  > SK larangan berjualan tidak perlu dilakukan. Bukan tidak menghormati saudara
  > kita yang beribadah puasa namun karena kebutuhan ekonomi juga. Lagipula
  > batal tidaknya puasa kan bukan dikarenakan kami jualan. Kami kan tidak
  > memaksa orang harus minum atau makan. Saya rasa puasa juga akan batal kalau
  > menghalang-halangi orang cari makan secara halal karena akan mengakibatkan
  > orang lain menderita," kata Asung.(hm)
  >
  > Komentar Pembaca :
  >
  > by YAK @ 13 Aug 2008 09:05 pm
  >
  > SK nya dari siapa? Tahun lalu baru berupa himbauan. Itupun kena "razia".
  >
  > Sudahlah PLN menyengsarakan rakyat, sekarang ditambah lagi dengan SK yang
  > membunuh.Ayo, kita kompak tak usah bayar pajak lagi !!!
  >
  > by H. Burhanuddin @ 14 Aug 2008 05:33 am
  >
  > Pemerintah Kota Pekanbaru tindakannya sudah melebihi Nabi Besar Muhammad
  > SAW. Wahai Pak Wali, anda bukanlah Nabi..anda hanya manusia biasa. Janganlah
  > engkau tutup kedai kopi dan rumah makan, sementara satpol PP mu justru
  > membukanya. 3 hari pertama puasa mungkin ditutup tapi hari ke 4 dan
  > selanjutnya dibuka walau hanya setengah pintu dan keberadaanya dilindungi
  > oleh satpol pp alangkah lebih baik puasa ini anda lakukan audit internal
  > karena banyak sekali anak buah pak wali yang korupsi. Haram itu pak, batal
  > puasanya nanti..hahaha
  >
  > Kirim komentar anda atas berita ini di link :
  >
  >
  > 
http://www.transparansi-riau.com/cutenews/example2.htm?subaction=showfull&id=1218608795&ucat=15&archive=1211277749&start_from=&;
  >

  [Non-text portions of this message have been removed]



   

Kirim email ke