Salam... Tergerak untuk merespon secara umum kepada semua pembaca mailling list dan secara khusus kepada Bung Rifin dan Aa Gun di Al-Azhar kemudian kepada mereka-mereka yang emailnya di lampirkan dibawah ini, yaitu albii. ruhii , OK Taufik dari mailling list islamnet-id dan abdul latif" dari mailling list kmnu2000 serta beberapa teman-teman yang lain dimailing list islam-kristen, interdisiplin dan jurnalisme tentang apa saja komentar-komentar mereka mengenai Perbuatan baik Non Muslim ini.
Dari mereka yang saya sebut kelompok sholeh yang kaku mengatakan : ------------------------------ From: albii. ruhii mailing list : [EMAIL PROTECTED] Yg mengucapkan dua kalimat syahadah semua masuk syurga walaupun harus disiksa dulu dineraka..Coba tanya ke seluruh ustadh ditempatmu! Dan orang yg masuk syurga tanpa azab sebelumnya hanya 10 sahabat saja..10 sahabat ini wajib masuk syurga dan sudah ada jaminannya...Baca hadistnya. ------------------------------- From: OK Taufik mailling list : [EMAIL PROTECTED] tak ada amal di luar islam dan ini bukan kata pemikir si anu dan si ini, itu kata Allah SWT. Bahwa amal baik non muslim bagaikan abu di tiup angin, karena mereka tak beriman kepada Allah SWT. tak usah di buat pusing sama fenomena ini, kalau informasi islam telah sampai ke manusia2 tersebut, maka wajib baginya untuk mengconvert kepercayaannya ke Islam, kalau tidak yg neraka memang tempatnya ----------------------------- Dari mereka yang saya sebut kelompok intelektual mengatakan : ----------------------------- From: "abdul latif" mailling list [EMAIL PROTECTED] Inilah Firman ALLAH tentang siapa2 yang bisa masuk SYURGA; ”Sesungguhnya orang orang Mukmin,orang orang Yahudi, Shabiin, orang orang Nasrani, siapa saja ( diantara mereka) (1) yang benar benar beriman kepada ALLAH,(2) hari kiamat dan (3) beramal saleh,maka tidak ada kekhawatiran terhadapap mereka (masuk golongan surga) dan tidak(pula) mereka bersedih hati.QS.5:69 Jadi salah kalau ada seorang muslim yang mengatakan bahwa orang2 muslim saja yang akan masuk syurga. Firman ALLAH itu jelas sekali bahwa orang2 Yahudi, Nasrani dan muslim bisa masuk syurga dengan sarat2 tersebut diatas itu. ++++++++++++++++++++++++++++++++++ Nampaknya kedua kelompok ini serupa tapi tak sama, serupa karena keduanya ingin menegakkan tali Tuhan dengan mengutip narasi yang ada di Al-quran. Namun berbeda karena yang pertama berpegangannya terlalu kuat sehingga talinya bisa terputus sedangkan yang kedua berpegangannya terlalu pelan sehingga hampir-hampir jatuh dari tali tersebut. Mengenai kelompok yang pertama, kelompok ini kalau dia sempat maka dia akan mengambil surat 14 ayat 18 yang tertulis didalam al-quran yang penekanannya kepada iman atau kepercayaan kepada Tuhan. Sedangkan kelompok kedua sudah lebih tegas memberikan satu tambahan persyaratan lagi yakni selain iman maka mereka-mereka juga harus beramal saleh. Kalau demikian yang mereka terangkan, maka akan timbul pertanyaan manakah yang lebih masuk akal, pendapat kelompok pertama yang penekanannya kepada iman ataukah pendapat kedua yang penekananya kepada perbuatan? Mari kita uji : Kalaulah keimanan seseorang kepada Tuhan, Nabi dan hari akhir yang dianggap sebagai tiket untuk masuk surga, maka tentu saja iblislah yang pertama sekali yang akan masuk surga, karena iblis sangat percaya kepada kepada Tuhan, Nabi dan hari akhir. Ini bisa dibuktikan dengan apa yang tertulis didalam alquran surat 7 ayat 12 , disini dijelaskan, iblis bukan hanya percaya kepada Tuhan bahkan dia sudah “berbicara” dengan Tuhan. Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah." Iblis juga percaya penuh bahwa akan ada hari akhir, ini bisa dibuktikan dengan apa yang dikatakan didalam al-quran surat 7 ayat 14 : “Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan." “ Jadi nampaknya tidak masuk akal kalau dengan alasan iman saja maka seseorang akan mendapatkan tiket ke surga karena jika itu yang benar maka seharusnya iblispun akan mendapatkan tiket yang sama. Kalau begitu apakah pendapat kelompok kedua yang betul, kelompok yang sudah menambahkan amalan sholeh atau perbuatan baik yang menjadi syarat tambahan.. Mari kita uji : Kalaulah cukup dengan menambahkan amalan sholeh maka seseeorang akan mendapatkan tiket ke surga, maka penghuni surga itu akan dipenuhi oleh mafia-mafia yang melakukan amalan sholeh seperti amalan membangun masjid, bersedekah, sholat, puasa naik haji, menolong orang-orang yang bernasib malang, membantu orang-orang miskin dan seterusnya. Ini pernah saya kemukakan dimailinglist [EMAIL PROTECTED] Berikut kutipan tanggapan saya dimailing list [EMAIL PROTECTED] mengenai permalahan perbuatan baik atau amalan sholeh. -------------- Membangun rumah sakit, membangun ekonomi, membangun sekolah adalah perbuatan baik dan pada hakikatnya adalah BAIK dan sudah BAIK dari sononya (innate), tidak peduli apakah yang berbuat itu adalah orang Islam, kristen, hindu,buda, negro, bule, orang asia atau siapapun. Kampanyenya adalah : Perbuatan baik adalah selalu bernilai baik. Apakah betul begitu? Saya mengatakan, TIDAK! Pemikiran seperti itu tidak benar sama sekali, masih jauh panggang dari api. Perbuatan baik itu haruslah dilihat dari 2 dimensi, yakni : 1. Dimensi Perbuatan. 2. Dimensi Pelaku. Yang disebut dengan dimensi perbuatan (laku) adalah dimensi materi yang ternilai hanya secara historis dan sosial. Sedangkan dimensi pelaku (NIAT) adalah dimensi imateri dan ternilai bukan hanya secara historis dan sosial TAPI lebih dari itu yakni ternilai secara spiritual. Kita lihat contoh aplikasi kedua dimensi itu ditengah2 kita, Contoh yang paling bagus sebenarnya yang sering dibuat oleh holiwood dengan film-film mafia-nya. Holiwood sering mengambarkan sosok tokoh yang selalu berbuat baik diawal cerita dan baru ketahuan diakhir film ternyata tokoh itu adalah BOS MAFIA :) Di dunia nyata kita juga bisa saksikan, banyak orang membangun rumah sakit, fasilitas umum dan itu adalah perbuatan BAIK. Tapi betapa banyak kita saksikan juga ternyata perbuatan baiknya dimodali oleh uang korupsi dan lain-lain dan menjadi urusan KPK. Contoh lain, kita sering melihat orang berkata sopan, dan perkataan sopan itu adalah pebuatan baik. Tapi siapakah gerangan yang tahu apa NIAT orang ketika berbicara sopan? Kita sering mendengar ada pemerkosaan, pencurian, penipuan dan lain-lain, dan ketika si pelakunya tertangkap banyak orang yang terperangah TIDAK MENDUGA bahwa dia yang selama ini sopan dan santun itu ternyata memiliki NIAT JAHAT. Dan banyak contoh-contoh lain, apalagi sekarang menjelang pemilu. Hampir semua calon presiden berlomba-lomba memoles senyum. Bukankah senyum itu adalah perbuatan baik???? Tapi semua orang tentu tahu, apakah PERBUATAN baiknya itu memang benilai baik, apakah betul-betul itu senyum tulus untuk melindungi masyarakat atau senyum perangkap untuk mengangkangi masyarakat? Dengan beberapa contoh praktis itu saya rasa sekarang sudah bisa lebih mudah untuk membedakan apakah laku atau prilaku itu saja sudah cukup tanpa melibatkan NIAT ? JAdi sudah jelas alasan logisnya, bahwa perbuatan baik saja tidaklah cukup untuk mendapatkan tiket ke surga. Ada yang lebih penting dari itu yakni NIAT sipelaku. Salam, Iman K. www.parapemikir.com Yahoo! Toolbar is now powered with Free Anti-Virus and Anti-Adware Software. Download Yahoo! Toolbar now! http://sg.toolbar.yahoo.com/