Ngaco berat lu... Muslim itu harus indentik dengan atribut2nya.
Ahmadiyah yg ga lengkap aja di suruh keluar dari ISlam.

Sekarang mau memaksakan Descartes itu ISlam watak. Atau non muslim yg
Islami. Ga usah jauh2, ahmadiyah soleh yg Islam itu aja kaga boleh
bawa nama Islam...

Bahkan seorang miliser bernama Tawang dengan bangga mengatakan ISlam
adalah agama yang memiliki nama, tanpa sadar justru agama bernama itu
yg menyesatkan filosofi anda soal Descartes... Bahkan semua filosofis
yg bersifat agama.

Agama haruslah tak bernama untuk bisa mengatakan "Islam watak".

Sekarang buktikan dulu ISlam itu bukanlah nama sebuah agama... baru lu
lanjutin tulisan lu...



--- In zamanku@yahoogroups.com, "Iman K." <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Salam...
> 
> 
> Menyambung postingan yang pertama yang kita beri judul ‘Mereka yang
disebut Islam’  maka sekarang kita tiba kepada bahasan yang kedua,
yakni bagaimana jika seseorang yang hatinya tunduk kepada kebenaran.
Pintu hatinya terbuka untuk menerima dan bertindak menurut kebenaran
sementara lahiriahnya dia adalah non muslim seperti misalnya
Descartes.  (Seorang filosof Perancis,red.)
>  
> Descartes ini jika kita ikuti sejarah hidupnya dari buku-buku
sejarah, kita bisa menyaksikan bagaimana dia memulai filsafatnya dari
keraguan, ia meragukan semua yang ia ketahui dan mulai dari nol. Ia
betul-betul memulai pemikirannnya dari titik awal dengan mengatakan “
Aku berpikir, maka aku ada”. Sebuah ucapan yang sampai detik ini masih
sangat segar dalam ingatan semua filsuf, sebuah kata yang menunjukkan
kepada kesadaran penuh atas keberadaannya sendiri. Keberadaan diri
yang dibungkus jasad dengan ruh sebagai inti diri yang sekaligus
pembuktiannya tentang keberadaan Tuhan. 
>  
> Descartes dengan kesadaran dan pencariannya yang luar biasa, ia
mampu membuktikan keberadaaan ruh dan dengan itu semakin nyata baginya
tentang keberadaan Tuhan. Namun ketika tiba kepada isyu pemilihan
agama, maka iapun memilih Kristen sebagai agamanya karena dinegaranya
kristen merupakan agama yang mayoritas dan sekaligus agama negaranya.
>  
> Namun demikian, dalam sejarahnya Descartes pernah mengatakan ‘ Saya
tidak mengatakan bahwa agama Kristen adalah sebaik-baik agama yang ada
didunia. Mungkin saja ada agama lain diujung dunia sana yang lebih
baik dari agama kristen, namun yang sampai kepada saya dan sepanjang
yang saya tahu Kristen adalah agama yang terbaik. Saya mengatakan
demikian karena itulah yang sampai kepada saya dan saya sama sekali
tidak berselisih dengan kebenaran lain jika memang diluar sana ada
lagi kebenaran yang belum saya tahu.
>  
> Orang-orang semacam Descartes ini jika kita mendengar dan membaca
dari apa yang dia ucapkan, maka sesungguhnya dia sudah tunduk kepada
kebenaran dan orang yang sudah tunduk kepada kebenaran tidaklah pantas
disebut sebagai orang kafir. Dia sudah mendeklarasikannya sendiri
bahwa dia tidak berselisih dan tidak pula menentang apalagi
membangkang terhadap kebenaran sebagaimana ciri khas dari kafir yakni
penentangan dan pembangkangan terhadap kebenaran.. Orang semacam ini
tidak bisa disebut sebagai kafir dan juga tidak bisa dinamakan sebagai
muslim. 
>  
> Muslim dan kafir bukanlah lawan kata atau dua oposisi yang saling
bertentangan. Dengan kata lain jika Descartes disebut muslim maka dia
haruslah mengerjakan syariat muslim sebagaimana yang dikerjakan oleh
muslim yang lainnya, demikian juga kalau dia kafir maka dia akan
berselisih dan membangkang serta bertentangan dengan kebenaran.
>  
> Namun dari apa yang kita perhatikan didalam catatan sejarahnya, jika
memang betul apa yang dia katakan bahwa dia bersikap tunduk kepada
kebenaran dan dia benar-benar tidak memiliki lagi waktu untuk meneliti
maka Descartes dapat disebut sebagai “Muslim Watak” atau Dispositional
Muslim.. Kita banyak menemukan muslim watak sampai hari ini disekitar
kita, lahiriahnya mereka bukan muslim tetapi perbuatan dan wataknya
terkadang lebih islam dari pada orang islam sendiri. 
>  
> Saya mengambil contoh nama Descartes bukan bermaksud untuk
mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Descartes adalah sesuatu yang
sudah final dan di rhidoi oleh Tuhan. Karena sebagaimana yang pernah
kita singgung sebelumnya dipostingan yang berjudul ‘siapakah yang akan
masuk surga’ bahwa siapa yang akan mendapat rhido dan ampunan serta
siapa yang akan masuk surga neraka yang tahu hanyalah Tuhan semata.
Yang bisa kita reka-reka dan nilai adalah hanya apa-apa yang terlihat
dan terdengar oleh kita, selebihnya akan menjadi urusan Tuhan.
>  
> Dan didalam bahasan ini kita juga tidak bermaksud untuk menilai atau
menonjolkan individu-individu, contoh yang kita ambil hanyalah sarana
bagi kita untuk bisa memahami perbedaan antara apa yang kita sebut
sebagai Muslim, Non Muslim dan Kafir. 
>  
>  
>  
> Salam,
>  
>  
> Iman K.
> www.parapemikir.com
> 
> 
>       Get your new Email address!
> Grab the Email name you&#39;ve always wanted before someone else does!
> http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/
>


Kirim email ke