http://www.poskota.co.id/redaksi_baca.asp?id=1662&ik=32

Biar Malam Tetap Dosa 

Selasa 9 September 2008, Jam: 8:41:00 

Wawasan keagamaan Kusman, 55, dari Gunung Kidul (DIY) ini memang cetek banget. 
Dia pikir, kalau memperkosa malam hari di bulan puasa tidaklah dosa. Padahal, 
tindakannya tersebut justru bikin dia menyandang dua sekaligus. Pertama, dosa 
memperkosa anak orang, dan yang kedua dosa memperkosa calon mantu. 

Berkumpul dengan istri sendiri adalah perbuatan halal dan merupakan sunah 
rosul. Tetapi jika dilakukan siang hari di bulan puasa, meski tadi hukumnya 
halal, jadi haram. Bahkan tidak hanya itu, pelakunya pun dikenakan sanksi puasa 
kifarat selama 2 bulan berturut-turut tanpa putus. Maksudnya, jika belum genap 
60 hari sudah medhot (batal), harus mengulangi lagi dari awal. Tapi ada juga 
keringanannya. Bila tak mampu melakukan puasa kifarat, bisa menyantuni fakir 
miskin dengan jumlah yang ditentukan sekian mutz. 

Kusman dari Ngawen, Wonosari Kabupaten Gunung Kidul (DIY) mencoba beranalogi 
dengan kisah di atas. Kalau berkumpul secara paksa dengan wanita yang bukan 
istrinya, asal berlangsung di malam hari, mungkin nggak dosa, ya? Nah, karena 
yakin dengan "fatwa"-nya sendiri, beberapa hari lalu dia nekad menelateni 
Marsih, 23, warga Desa Candi Kecamatan Karangmojo, di malam hari. Yang paling 
tragis sekaligus nylekuthis (tak tahu malu), gadis tersebut sebetulnya kekasih 
anaknya, alias calon mantu! 

Agaknya Kusman memang lelaki yang bersemboyan: biar tampang Pepabri tapi 
semangat harus tetap Akabri. Hal ini dibuktikan dengan sikapnya yang tidak 
menyadari akan ketuaan usianya. Betapa tidak? Rambut sudah banyak beruban, tapi 
masih juga sangat berselera dengan wanita muda. Ironisnya lagi, yang ditaksir 
belakangan justru Marsih yang selama ini telah menjadi pacar anaknya, Margito, 
25. Bahkan bila tak ada aral melintang, bulan April 2009 mendatang mereka akan 
diresmikan sebagai suami istri. 

Lihatlah sikap Kusman ini. Mana kala Marsih ke rumah mencari Margito, dia 
ikut-ikutan mbagusi (sok jual tampang). Potongan rambut dan baju yang dikenakan 
kemudian dipatut-patutkan, lalu dia bersiul-siul penuh arti. Selanjutnya, 
otaknya pun mulai berkembang ke arah pikiran kotor, diaplikasikan dengan 
kondisi pisik Marsih yang aduhai. Yang beginilah, yang begitulah, dan bla bla 
bla...! Maaf, tak usah dirinci lebih jauh, sebab nanti puasa sampeyan jadi 
batal karenanya gara-gara baca kolom ini. 

Yang pasti Kusman sudah lupa akan posisinya sebagai panembahan (orang yang 
dihormati). Dan memang, gara-gara sikapnya tersebut dia lebih cocok sebagai 
pendita saja, itupun kelas Pendita Durna dari Sokalima, dalam dunia 
perwayangan. Dia itu sosok wayang tua-tua keladi. Bagaimana tidak? Anak sendiri 
belum laku kawin, tapi dia malah sibuk cari jodoh sendiri. Semua putri cantik 
ditaksirnya, dari Dewi Rukmini di Kumbino, Srikandi di Pancala, hingga 
Setyaboma dari negri Lesanpura. Padahal, semuanya gagal! 

Belajar dari pengalaman Durna itu pula agaknya, Kusman ketika naksir Marsih tak 
mau gagal. Beberapa hari lalu selepas buka puasa, dia sengaja mendatangi rumah 
calon mantunye ke daerah Karangmojo. Alasannya pun dikemas dengan rapi bahwa 
Margito mengharap kehadirannya, malam ini juga. Karena yang mengajak calon 
mertua sendiri, tanpa curiga Marsih pun menurut. Mereka pun kemudian 
berboncengan sepeda motor. Aneh nggak, yang dibonceng calon mantu sendiri, 
punggung Kusman sepertinya sudah kena strom 110 wat. Ser, serrr, serrrr! 

Tapi ternyata Marsih tak langsung diajak ke Ngawen, melainkan diajak masuk ke 
sebuah hotel di Baron, Wonosari kota. Nah, begitu masuk dalam kamar calon mantu 
tersebut langsung ditubruk. Kejadian selanjutnya lagi-lagi tak perlu 
dikisahkan. Yang pasti, Marsih kemudian menangis tersedu-sedu. Sepulang ke 
rumahnya di antar Kusman hanya sampai ujung desa, dia langsung lapor pada sang 
ayah tentang kejadian yang dialaminya. Dan malam itu juga calon mertua 
celamitan tersebut ditangkap dan langsung diperiksa. "Siang atau malam di bulan 
puasa, kalau memperkosa namanya ya tetap dosa," kata polisi kesal. 

Gila Kusman, sama anak sendiri nggak mau keduluan. 

(KR/Gunarso TS) 

Kirim email ke