Dari: hadi darajat <[EMAIL PROTECTED]>
Topik: [HISTORIA-INDONESIA] Penggali Temukan Benda Purbakala Peninggalan Kediri 
Kuno
Kepada: [EMAIL PROTECTED]
Tanggal: Selasa, 9 September, 2008, 7:48 PM


Kediri (ANTARA News) - Penggali batu bata di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, 
secara tidak sengaja kembali menemukan beberapa benda peninggalan bersejarah 
setelah beberapa waktu lalu juga mengalami hal serupa.

Hingga Selasa petang ini, benda-benda purbakala yang diperkirakan peninggalan 
zaman Kerajaan Kadiri masa berkuasa pada 1042-1222 Masehi itu masih berserakan 
di areal pesawahan Dusun Babadan, Desa Sumber Cangkring, Kecamatan Gurah, 
Kabupaten Kediri.

Syai`in (47) beserta dua orang temannya, Hasan (27) dan Suprapto (23) tak 
menyangka jika dalam tanah yang digali untuk bahan batu bata di tanah kas Desa 
Sumber Cangkring itu ada benda peninggalan bersejarah.

"Seperti biasa, kami bertiga menggali tanah milik Pak Imam Syafi`i (Kaur 
Keuangan Desa Sumber Cangkring) untuk membuat batu bata," tutur Syai`in kepada 
Antara, Selasa.

Kamis lalu (28/8), saat menggali tanah itu, cangkul Syai`in tiba-tiba mengenai 
batu cadas. Dengan hati-hati ketiga kuli itu menggali tanah di sekitar batu 
cadas tadi.

Setelah diangkat dari lubang berkedalaman satu meter, batu tadi ternyata berupa 
fragmen gapura candi dengan relief berupa "Kala" sepanjang 48 sentimeter, tebal 
35 sentimeter dan lebar 45 sentimeter.

Dua hari kemudian, ketiga orang itu melanjutkan pekerjaannya membuat batu 
dengan menggali tanah yang berjarak sekitar dua meter sebelah selatan tempat 
ditemukan gapura candi.

Namun, Sabtu (30/8), di kedalaman 1,45 meter, Syai`in dan kawan-kawan kembali 
menemukan benda aneh. Mereka pun menggalinya dengan hati-hati.

Saat diangkat dari dalam tanah, benda tersebut berupa arca Dwara Pala setinggi 
98 sentimeter dengan ketebalan 76 sentimeter dan lebar 28 sentimeter.

Hari-hari berikutnya mereka kembali menjalankan aktivitasnya menggali tanah 
untuk bahan batu bata. 
"Setelah berselang beberapa hari, kami kembali menemukan benda aneh hari 
Minggu," katanya.

Benda yang ditemukan dalam galian sebelah timur arca Dwara Pala itu bentuknya 
mirip kepala dewa setinggi 48 sentimeter dengan ketebalan 35 sentimeter dan 
lebar 45 sentimeter.

Sekitar satu meter di bawah kepala dewa tadi, Syai`in dan kawan-kawan juga 
menemukan sebuah arca Ganesha yang tingginya hanya 16 sentimeter, tebal 17 
sentimeter, dan lebar 17 sentimeter.

Aparat desa setempat lalu melaporkan temuan tiga warganya itu ke pihak 
berwajib. 

Polisi kemudian segera memasangi garis polisi di lokasi penemuan empat buah 
benda bersejarah itu mulai Selasa (9/9) pagi. 

"Karena sudah ada garis polisi seperti ini, maka kami tidak diperkenankan lagi 
untuk melanjutkan pekerjaan membuat batu bata," kata Syai`in.

Sementara itu Kepala Seksi Seni Budaya, Kantor Pariwisata dan Seni Budaya 
Kabupaten Kediri, Suradi mengatakan, pihaknya sudah melaporkan temuan warga di 
Dusun Babadan itu kepada Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan.

"Besar kemungkinan, benda itu bagian dari cagar budaya. Namun semuanya masih 
harus diteliti lebih mendalam oleh pihak BP3," katanya.

Lokasi penemuan empat benda di Dusun Babadan itu berjarak sekitar tujuh 
kilometer dari lokasi penemuan Benda Cagar Budaya (BCB) Situs Tondowongso di 
Dusun Tondowongso, Desa Gayam, Kecamatan Gurah.

Pada 2007, para penggali batu bata dari Dusun Tondowongso menemukan 14 buah BCB 
peninggalan Abad ke-12 yang kini disimpan di Museum BP3 Trowulan.

Dari tujuh hektar lahan yang diperkirakan sebagai Situs Tondowongso, Pemkab 
Kediri baru bisa membebaskan lahan seluas satu hektar.

Beberapa waktu sebelumnya, tak jauh dari Dusun Babadan, seorang warga menemukan 
BCB di tebing Sungai Harinjing, Desa Sukorejo, Kecamatan Gurah.

Benda-benda bersejarah yang ditemukan warga Desa Sukorejo pada tahun 2004 lalu 
itu kini menjadi koleksi Museum Mpu Tantular, Surabaya.

sumber: 

http://www.antara.co.id/arc/2008/9/9/penggali-temukan-benda-purbakala-peninggalan-kediri-kuno/






Kirim email ke