Islam Bukan Agama Untuk Kita Tapi Untuk Majikan
                                    
Menjadi seorang Muslim yang soleh, beriman, dan bertaqwa memang
merupakan cita2 yang diimpikan setiap umat Islam dalam kehidupannya
mengumpulkan pahala yang merupakan satu2nya harta yang nantinya bisa
dibawa mati untuk hidup bahagia di sorga nantinya.

Semua umat Islam tahu bahwa untuk mengejar kesemuanya ini bukanlah hal
yang susah asalkan saja kita tunduk dan ikhlas menjalankan semua
ibadah yang diwajibkan rukun Islam, baca quran, dan mempraktekan sunah
nabi.

Sebagai umat Islam kita hanya menghadapi dua hal saja, yaitu menjalani
kewajiban agama atau melanggarnya.  Kalo berhasil kita menjalani
kewajiban maka kita dinamakan MUSLIM, dan kalo kita melanggarnya, maka
kita dinamakan MURTAD.

Untuk menjadi muslim tidaklah susah, yang susah itu justru kondisinya,
lingkungannya, dan memang tidak masuk akal untuk dijalankannya. Hal
ini bisa kita semua merenungkan diri kita dan nenek moyang kita turun
temurun yang sudah mengukir sejarah bangsa dulunya untuk tidak
memungkinkan menjalankan aturan2 yang memang kondisinya bukan untuk
dibumi pertiwi.

http://groups.yahoo.com/group/iscab/message/27404
> Hidup Suta sebagai buruh nelayan walaupun masih 
> ada yang bisa dia bawa untuk makan anak2nya namun
> mengharapkan kiriman uang dari Darsi(37) istrinya
> yang mengadu nasib ke Timur Tengah men-jadi tenaga
> kerja Indonesia (TKI) diharapkan bisa ikut menopang
> kebutuhan keluarga ditanah air. 
> Daswin (47) buruh nelayan yang ditinggal istrinya
> bekerja di Abu Dhabi hanya bisa hidup mengandalkan
> uang kiriman istrinya. Baik untuk uang makan sehari-
> hari, juga biaya sekolah anak semata wayangnya.
> Hidayat, tokoh pemuda setempat menyebutkan, kemiskinan
> di Desa Dadap membuat banyak perempuan pergi dan
> berpisah dengan keluarga. "Anak gadis juga pergi.
> Kebanyakan habis lulus SMP, perempuan2 di sini pergi".
> Saat ini tercatat sekitar 4.200 perempuan hengkang
> dari Desa Dadap. "Aktivitas nelayan anjlok drastis.
> Tempat pelelangan ikan sudah hampir empat tahun ini
> tutup. Sebab ikan di perairan Dadap ini menghilang,"
> ujar Hidayat. 

Kenyataan hidup bangsa Indonesia secara singkat digambarkan sejelasnya
dari berita diatas, yaitu, isteri keluar rumah bekerja mencari nafkah
karena suaminya tidak bisa memberi nafkah, padahal ajaran Islam
mewajibkan suami harus mampu memberi nafkah anak isterinya.

Ajaran Islam yang melarang wanita ataupun isteri keluar rumah tanpa
pengawalan suami atau saudara laki2nya sama sekali tidak bisa
dilakukan dalam kondisi yang dihadapi bangsa ini.  Isteri terpaksa
atau dipaksa kondisi untuk pergi sendiri keluar rumah, keluar negeri,
bekerja di-negeri nabi Muhammad yang mengajarkan kewajiban dalam Islam
itu sendiri, tapi dilarang membawa suami atau saudara laki2nya untuk
mengawalnya sewaktu bekerja.  Isterinya atau pekerja wanita diperkosa,
dizinahi, dihamili, bahkan disiksa oleh majikan yang tidak pernah
membayar gaji wanita2 muslimah yang soleha ini, ternyata berlangsung
dibawah Syariah Islam yang didambakan setiap umat Islam sebagai sarana
kehidupan damai dan bahagia.

Islam rupanya bukanlah agama untuk kita, karena sudah turun temurun
kita hidup bahagia dalam menyembah "Dewi Sri" yang memberi berbagai
macam panen, ternyata dalam perjalanan sejarah bangsa ini telah kita
khianati dengan menyembah Allah yang justru terus menerus memberi
berbagai malapetaka.

Pilihan antara Allah vs Dewi Sri, ibaratnya mewakili pilihan kita
untuk memilih antara Malapetaka vs Bahagia.

Ny. Muslim binti Muskitawati.



Kirim email ke