Hadits Shahih Bukhari no.1557 :
“Dari Hisyam r.a. katanya : Siti Khadijah wafat tiga tahun sebelum nabi SAW 
pindah ke Medinah. Beliau tidak kawin selama dua tahun kurang. Dan beliau 
mengawini Siti Aisyah ketika ia berusia enam tahun. Kemudian beliau serumah 
dengan dia setelah Aisyah berusia sembilan tahun.”
Benar atau tidak? Muhamad umur 50 tahun lebih kawin dengan anak perempuan usia 
6 tahun? Mohon penjelasannya.

to be continued.....
Isteri keempat - Hafsyah, putri umar.
Pada waktu itu, Muhammad mengambil isteri keempat, Hafsyah, putri Umar. Terjadi 
persaingan antara Hafsyah dan Aisyah, tetapi Aisyah berhasil mempertahankan 
keunggulannya. Tidak ada satupun dari hasil perkawinan Muhammad di Medinah 
melahirkan seorang pewaris laki-laki. Hanya kemudian melalui putrinya yang 
terbungsu, Fatimah, garis keturunannya dilanjutkan. Sewaktu Fatimah berumur 17 
tahun, dia dikawinkan kepada Ali, teman dan saudara sepupu Muhammad yang pada 
waktu itu berusia 25 tahun. Dalam waktu 12 bulan dia melahirkan Hasan, dan 
kemudian Husain.
Ada sedikit kisah yang diceritakan dalam hadits mengenai Hafsyah ini. 
Ceritanya, Hafsyah sudah berumur cukup untuk dikawinkan, lalu Umar mencarikan 
jodoh yang sesuai dengan putrinya, namun, tidak ada seorang pun yang mau kawin 
dengannya. Rasullullah, yang telah menubuatkan sebelumnya bahwa Hafsyah akan 
mendapat suami yang terbaik, dan juga untuk menghibur hati pengikutnya yang 
sedih karena putrinya tidak laku, akhirnya rasullullah terpaksa menawarkan 
dirinya sendiri untuk dinikahkan dengan Hafsyah. 
Ternyata ada kawin terpaksa dalam perkawinan muhammad. Mohon penjelasannya juga.
To be continued......

Muhammad berzinah dengan isteri anak angkatnya sendiri.
Pada suatu hari Muhammad pergi berkunjung kerumah anak angkatnya, Zaid. Saat 
itu Zaid tidak ada, tetapi ia melihat Zainab, isteri Zaid, sedang tidak 
berkerudung dan berpakaian transparan. Tergiur oleh kecantikannya, Muhammad 
berteriak: Pujian adalah milik Tuhan yang menggerakkan hati laki-laki sama 
seperti kehendakNya. Zainab, setelah bersetubuh dengan muhammad, dengan bangga 
menceritakan hal ini kepada suaminya, Zaid, bahwa ia telah menaklukkan muhammad 
tanpa ada rasa malu bahwa perbuatannya sangat tercela, karena ia telah 
bersuami. Zainab, yang berasal dari keturunan bangsawan, masih ada hubungan 
keluarga dengan Muhammad, memang tidak menyukai perkawinannya dengan Zaid, 
karena Zaid bukan bangsawan, walaupun ia telah diangkat anak oleh muhammad.
Aib ini kemudian dirundingkan antara Zaid dan Muhammad lalu diputuskan agar 
Zaid menceraikan isterinya, kemudian menikah dengan Muhammad. Ketika duduk 
dekat Aisyah, dia menyatakan memperoleh wahyu dari Allah dan berkata: Siapa 
yang mengatur dan memberitahu Zainab bahwa Tuhan telah mempersatukan Zainab 
dengan saya dalam perkawinan?
Perkawinan ini menyebabkan keonaran besar. untuk menyelamatkan nama baiknya, 
Muhammad mencari jalan untuk membenarkan perbuatannya dengan menyatakan pada 
umum bahwa perkawinan itu dilakukan atas perintah Allah sendiri!
Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap isterinya 
(menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi 
orang mu'min untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka apabila 
anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluan dari isterinya. Dan adalah 
ketetapan Allah itu pasti terjadi. (Al Ahzab 33:37)
Zainab kemudian menyombongkan dirinya dengan pernyataan tersebut, bahwa dia 
adalah satu-satunya isteri Muhammad yang telah dipersatukan oleh Allah sendiri 
dalam perkawinan. Dalam Hadits tercantum pula larangan bagi kaum wanita agar 
tidak memakai pakaian tipis atau transparan walaupun di dalam rumah. Hal ini 
untuk mengantisipasi terulangnya nafsu birahi Muhammad yang tidak tertahankan 
jika melihat wanita setengah telanjang.

Mohon tanggapan dari pihak muslim.

To be continued......

Isteri ke-8 - Maryam - Seorang gadis budak beragama Kristen berkebangsaan Mesir.
Setahun setelah perang dengan Quraisy Yahudi, Muhammad mengirim surat ke 
negara-negara asing, mengundang mereka menerima Islam. Pesan itu tidak 
diindahkan, kecuali oleh Al Moqawqas, gubernur Mesir. Dia mengirim dua orang 
budak perempuan Kristen, Maryam dan adiknya Serin dan seekor bagal. Muhammad 
memilih Maryam, budak yang lebih cantik untuk dirinya. Sikap Muhammad yang 
lebih mesra terhadap Maryam menimbulkan iri hati isteri-isterinya yang lain. 
Muhammad tidak senang atas sikap isteri-isterinya yang lain itu, dan karenanya 
ia tinggal dengan Maryam berdua selama sebulan. Ia juga menurunkan ayat yang 
memperingatkan agar isterinya tidak boleh protes.
Jika nabi menceraikan kamu, boleh jadi Tuhannya akan memberi ganti kepadanya 
dengan isteri-isteri yang lebih baik dari pada kamu, yang patuh, yang beriman, 
yang taat, yang bertobat, yang mengerjakan ibadat, yang berpuasa, yang 
janda-janda dan yang perawan.
(Surat Al Tahrim 66:5)
Begitulah muhammad, seorang nabi yang boleh beristri sebanyak-banyaknya dan 
punya hak untuk menceraikan isterinya sekehendak hatinya (dengan seijin Allah 
SWT)

To be contonued..... 

Kesimpulan:
Setelah anda membaca kisah-kisah asmara Muhammad, apa yang bisa disimpulkan?
1. Perkawinan dengan Aisyah: Muhammad adalah seorang Paedofilia (orang yang 
birahi ketika ia melihat anak kecil) mengapa demikian? Mungkin ini terjadi 
karena ia menikahi khadijah yang 15 tahun lebih tua darinya. Khadijah adalah 
seorang wanita yang dewasa, matang dan berpengetahuan luas. Tentunya, muhammad 
secara gender merasa lebih rendah, dan setelah khadijah meninggal, Muhammad 
bebas dari perkawinan monogaminya dan mulai melaksanakan apa yang dikehendaki 
hatinya: memiliki isteri yang muda, tunduk dan mudah dikuasai.
2. Perkawinan dengan Hafsyah: Muhammad seorang Politikus, yang rela menjual 
tubuhnya demi mendapat kesetiaan penuh dari Umar, pengikutnya. Ia menikah 
dengan Hafsyah bukan atas dasar cinta.
3. Perkawinan dengan Zainab: Muhammad seorang Pezinah, yang tidak tahan melihat 
perempuan cantik, walaupun perempuan itu sudah dinikahkan dengan anak angkatnya 
sendiri. Jikalau ia tidak membereskan masalah ini, tentunya zainab akan 
menyebarkan berita ini kepada orang-orang dan Islam sebagai agama moral yang 
baik akan segera ditinggalkan oleh pengikutnya.
4. Perkawinan dengan Maryam: Muhammad seorang Womanizer, ia tidak menolak jika 
diberi wanita cantik, walaupun sudah memiliki banyak isteri. Suatu perubahan 
dari sebuah perkawinan yang sakral dan monogami, ke arah perkawinan yang tidak 
dilandasi oleh cinta, melainkan hanya hawa nafsu yang rakus dan tidak 
terpuaskan (poligami liar)
Tentunya, masih banyak lagi contoh-contoh isteri muhammad yang lain, yang 
menikah karena cantik parasnya, ataupun yang baik budinya, untuk menaikkan 
pamor muhammad. Nah, lewat kisah kisah ini, kita dapat menyadari bahwa seorang 
manusia tidak ada yang benar dihadapan Allah. Nabi saja bisa khilaf dan tunduk 
pada perilaku dosa. dosa begitu melekat pada kehidupan setiap manusia tanpa 
terkecuali dan upah dari dosa adalah maut. Apakah ada jalan lurus yang dapat 
diusahakan manusia, agar manusia dapat diampuni dosanya? Hanya Allah saja yang 
dapat mengampuni segala dosa.

Tuhan Yesus memberkati.

Bonus: Upaya cucu Muhammad menaikan derajat wanita muslim.

Seorang muslim boleh beristeri banyak dan bercerai tanpa batas.
Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan 
yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) 
yang kamu senangi, dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan 
dapat berlaku adil maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu 
miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.
(An Nisaa' 4:3)
Ketika beberapa pemuka Muslim terkenal mengemukakan keluhan kepada Ali (menantu 
muhammad) tentang kebejatan moral anaknya si Hasan (cucu nabi), dia menjawab, 
bahwa obatnya ada pada mereka, seharusnya mereka dapat menolak Hasan dan juga 
memberitahukan putri-putri mereka agar jangan meladeni si Hasan. Pada saat itu, 
Hasan telah kawin cerai sebanyak tujuh puluh kali. (baca lagi: 70 kali!)
Hasan, cucu dari nabi Muhammad lewat putrinya, Fatimah, adalah salah seorang 
penganut islam yang mengerti benar bagaimana menerapkan ayat Al Quran dalam 
kehidupan beragama yang baik. Saat itu ada anggapan yang beredar bahwa Keluarga 
Nabi SAW dan keturunannya mempunyai hak istimewa untuk masuk Sorga jika mereka 
meninggal. Hasan berusaha untuk menaikan derajat moral para wanita muslim, 
dengan menggauli mereka semua, dengan demikian mengubah status mereka, dari 
seorang gadis perawan yang biasa, menjadi seorang "bekas" cucu nabi, sehingga 
layak diterima masuk sorga. Usaha si Hasan memang patut diacungi jempol! Siapa 
dulu dong kakeknya....
 



      

Kirim email ke