*Press Release* * *
*Yayasan Anand Ashram* *Peringatan Hari Tanpa Kekerasan Sedunia * *2 Oktober 2008* * * Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pada tanggal 15 Juni 2007, telah menetapkan *International Day of Non-Violence* jatuh pada setiap tanggal 2 Oktober, yang juga merupakan peringatan Hari Kelahiran *Mahatma Gandhi* yang telah menginspirasikan gerakan hak-hak sipil dan kemerdekaan di seluruh dunia dengan cara *Ahimsa *(Tanpa Kekerasan). Pada hari ini, diharapkan setiap orang menyebarkan pesan-pesan tanpa kekerasan, termasuk melalui pendidikan dan kesadaran publik. Atas seruan ini, *Yayasan Anand Ashram* (beraffiliasi dengan PBB) memperingati Hari Tanpa Kekerasan Sedunia ini dengan mengadakan : - Diskusi Buku *Be The Change!* *Menghidupi Kebijaksanaan Mahatma Gandhi* - Waktu: Kamis, 2 Oktober 2008, Pukul 19.00 – 21.00 WIB - Tempat : Pusat Pelatihan One Earth, Bukit Pelangi Km 2, Ciawi-Bogor, Jawa Barat - Indonesia Buku, karya Bapak *Anand Krishna*, yang ditulis paska Tragedi Monas 1 Juni 2008 ini, memuat 10 butir utama ajaran Gandhi untuk merubah dunia ini dan dipersembahkan kepada siapapun yang siap sedia untuk mempersembahkan harta, jiwa, raga, bahkan nyawa di atas altar *Ibu Pertiwi*. Doa bersama bagi Perdamaian Indonesia dan Dunia melalui *jalan non-violence* oleh pemeluk agama dari berbagai agama dan suku bangsa akan menutup acara ini. Tahun ini, Hari Tanpa Kekerasan Sedunia ini diperingati masih dalam suasana Idul Fitri sehingga atmosfir kebersamaan dan saling memaafkan sangat selaras dengan prinsip tanpa kekerasan walaupun pada kenyataannya masih banyak kelompok yang mengatasnamakan agama, politik, ekonomi ataupun etnis menggunakan kekerasan dalam menghadapi perbedaan pendapat. Bahkan, di Indonesia kelompok-kelompok pembela agama dengan mudah melakukan kekerasan terhadap orang lain dan kekerasan ini tidak hanya dibiarkan oleh pemerintahan tapi juga dibenarkan oleh beberapa tokoh agama yang bersembunyi dalam dalih pemurnian agama. "Memang segala bentuk kejahatan harus dilawan, tapi harus tanpa kekerasan, tanpa senjata, melainkan dengan logika, rasio dan di atas segalanya cinta-kasih serta pemaafan. Keberhasilan seseorang melawan kejahatan dan menaklukannya tanpa kekerasan membuatnya menjadi manusia berjiwa besar seperti Sang Mahatma sendiri, " demikian tulis Bapak Anand Krishna dalam Buku *Be The Change!* (Hal 58) Tapi *Ahimsa* bukan lah tanda sebuah kelemahan. *Ahimsa*, menurut Mahatma Gandhi, adalah ideal yang tertinggi. Ia diperuntukkan bagi mereka yang kuat, bukan bagi para pengecut. *Ahimsa adalah atribut bagi para pemberani*. Kelemahan dan *Ahimsa* ibarat air dan api, tak pernah bertemu. Selain Gandhi, Nelson Mandela di Afrika Selatan, dan Martin Luther King, Jr di Amerika Serikat telah berhasil memperlihatkan kepada dunia bahwa gerakan masyarakat sipil yang menerapkan prinsip-prinsip *Ahimsa* telah mampu mematahkan dominasi dan cengkraman kekuasaan terdahulu yang diskriminatif dan mengutamakan kekerasan. Semoga pemahaman yang tepat dan komprehensif tentang prinsip-prinsip *Ahimsa * (Tanpa Kekerasan) ini dapat tersebar dan menular, sehingga pada suatu hari nanti, setiap hari tanpa kekerasan bukanlah merupakan suatu mimpi indah tapi menjadi sebuah kenyataan yang nyata bagi seluruh manusia yang hidup bersama secara damai di Satu Bumi, Satu Langit dan Satu Umat Manusia. Ciawi, 2 Oktober 2008 Untuk Informasi Lebih Lanjut bisa menghubungi : Made Yudhanegara (0816.482.61550) dan (021.710.1010629) Joehanes (0811.144959)