Ciri khas semua organisme adalah memiliki protoplasma, yaitu substansi majemuk 
yang terdiri dari berbagai bahan meliputi air, garam-garam mineral, dan banyak 
senyawa organik, di antaranya adalah karbohidrat, protein, dan lipid. 
Protoplasma bersifat pekat (kental), jernih (terang), dan koloid polifasis. 
Para cendekiawan sepakat bahwa hidup berada di dalam protoplasma, seperti yang 
semula dikemukakan oleh Dujardin 1835, Purkinje 1839, yang menemukan 
protoplasma pada hewan. Baru kemudian Mohl 1854, membawa pengertian yang sama 
bagi tumbuhan. Komposisi protoplasma adalah tetap, jadi bukan sebagai senyawa. 
Sifat-sifat kimia, fisik dan biologis protoplasma suatu jenis organisme berbeda 
dengan sifat kimia, fisik, dan biologis protoplasma organisme lain.
 
Kita membedakan benda hidup dari benda mati berdasarkan pada sifat-sifat yang 
dimiliki oleh protoplasma, yaitu: sebagai tempat berlangsungnya regulasi proses 
biokimia, tanggap terhadap rangsangan, tumbuh dan berkembang biak.
 
Kalau kita berbicara tentang hidup, maka pengertian di atas menjadi sama-samar 
bila pengertian itu diterapkan pada virus, sebab virus hanya memiliki sifat 
berkembang biak. Para ahli sepakat untuk menganggap bahwa virus merupakan 
penghubung antara benda hidup dan benda mati.
 
Seperti yang telah dikemukakan pada pendahuluan benda hidup dapat dibedakan 
dari benda mati berdasar 6 buah kriteria: yaitu: bentuk dan ukurannya, 
komposisi kimia, organisasi, metabolisme, iritabilitas, dan reproduksi. 
Berdasarkan 6 kriteria tersebut, jelas virus merupakan penghubung antara benda 
hidup dan benda mati, sebab sampai sekarang baru diketahui virus hanya memiliki 
sifat terakhir yaitu reproduksi.
 
Kita sepakat bahwa hidup itu ada dalam protoplasma, terbukti dari kriteria 
komposisi kimia, yaitu: molekul-molekul secara bersama-sama membentuk substansi 
hidup yang disebut protoplasma. Tetapi kita belum mengetahui apa yang 
menyebabkan protoplasma itu hidup. Benda mati terdiri dari molekul-molekul, 
tetapi molekul-molekul tidak membentuk substansi hidup yang berupa protoplasma 
itu.
 
Ditinjau dari segi ilmu pengetahuan alam, ada dua teori yang menjelaskan apa 
yang menyebabkan protoplasma itu hidup, yaitu:

Teori mekanistis: hidup itu karena adanya agregasi yang khas senyawa-senyawa 
kimia dalam protoplasma.
Teori vitalistis: hidup itu karena sebab adanya kekuatan transenden (di atas 
segala-galanya) yang tidak ada sangkut pautnya dengan komposisi kimia.
 
Zoologi Dasar untuk SMTA dan Permulaan Pendidikan Tersier
Prof. Dr. Mukayat Djarubito Brotowidjoyo M.Sc
Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan UGM
Hal 17-18
 
salam baca,
bhirawa_m
 


      
___________________________________________________________________________
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di di bidang Anda! Kunjungi 
Yahoo! Answers saat ini juga di http://id.answers.yahoo.com/

Kirim email ke