Islam Bukan Ajaran Melainkan Dorongan Instinctual Primitive
                     
Merampok, memperkosa, membunuh dan memperistri banyak wanita
kesemuanya hanyalah pemuasan dorongan basic instinctual yang ada dalam
diri setiap individu dan ada dalam diri setiap binatang ataupun mahluk
didalam alam semesta ini dalam kaitannya untuk mempertahankan
eksistensinya masing2.

Pada tingkat budaya atau peradaban yang lebih tinggi yang melahirkan
kelompok2 individu yang bisa bekerja sama dalam bersaing dengan
kelompok lainnya, maka diperlukan disiplin yang lebih kompleks,
diperlukan kerja sama yang lebih kompleks, diperlukan pengaturan yang
lebih kompleks dimana kesemuanya ini hanya bisa dicapai melalui
pendidikan dan training dalam meningkatkan kemampuan setiap individu
untuk mengontrol dorongan2 basic instinctual ini agar tidak saling
memusnahkan melainkan justru dikoordinasikan menjadi kekuatan yang
lebih superior untuk memenangkan persaingan antar kelompok2 ini.

Salah satu ajaran yang mengagumkan dimasa lalu adalah ajaran sang
Buddha yang menyatakan, bahwa "janganlah kita menyakiti orang lain
kalo kita tidak mau disakiti".

Secara instinctual tanpa perlu ajaran, tanpa perlu pendidikan, maka
setiap mahluk berkeinginan memusnahkan lawannya, berkecendrungan
menyakiti dan menyiksa lawan yang dibencinya, dilain pihak tidak mau
disakiti, tidak mau disiksa.  Secara psikologis instinctual primitive
ini merupakan komponen Id dalam sebuah kepribadian.

Barulah dalam level yang lebih tinggi, muncul kesadaran bahwa kalo
kita tidak mau disiksa lawan maka janganlah menyiksa lawan kita. 
Kesadaran inilah yang dalam ilmu psikologi merupakan komponen
kepribadian yang dinamakan "Ego" yang dilatih untuk mengontrol
terlaksananya atau pelaksanaan "Id".

Dalam level yang lebih tinggi lagi barulah bisa dilahirkan kompleks
manusia yang berlogika dan mampu mengembangkan rasio2 peradaban yang
paling kompleks yang kita kenal sekarang sehingga terciptanya negara,
dimana untuk mencapai tingkatan ini dibutuhkan pendidikan yang sangat
kompleks yang akan menciptakan komponen kepribadian yang dikenal
sebagai "Superego".

Ajaran Islam sebenarnya bukanlah ajaran melainkan se-mata2 merupakan
pemuasan primitive komponen "Id" dalam kepribadian yang tidak utuh. 
Misalnya saja, seseorang yang masuk Islam akan dipuji, sebaliknya yang
keluar Islam harus dibunuh.  Hal seperti ini sebetulnya bukanlah hal
yang perlu diajarkan karena tanpa diajarkan sekalipun secara primitive
memang demikian motorik setiap individu.  Sama halnya dengan poligamy,
memandang sebagai hal normal apabila laki2 ingin melepaskan syahwatnya
kepada banyak wanita, tetapi menolak apabila wanita2 miliknya itu juga
memuaskan diri kepada banyak laki2.

Kesimpulannya, Agama Islam hanyalah pemuasan "Id", berbeda dengan
Buddha yang sudah mencapai taraf melatih "Ego", dan barulah etika
moral modern sekarang ini mengembangkan disipline sehingga muncul
komponent "Superego" yang melahirkan peradaban yang beradab dizaman
sekarang ini. 

Sesuatu sikap yang bisa muncul pada setiap individu tanpa perlu
dilatih atau diajarkan tentunya tidak akan bisa kita namakan sebagai
"AJARAN".  Misalnya, membunuh, menipu, membenci, dendam, iri,
memperkosa, merampas, merampok, menjarah, menterror, KESEMUANYA ini
secara primitive dimiliki setiap individu dalam mempertahankan
eksistensinya tanpa perlu diajarkan.


> "Yogi T" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Jadi, nabimu mengajarkan untuk membalas
> kejahatan dengan kejahatan yang setimpal?
> Berbeda sekali dengan ajaran Kristen,
> yang mengajarkan untuk membalas kejahatan
> dengan kebaikan.
> 


Saling membalas tidak perlu diajarkan, namun mengajarkan yang baik
sekalipun belum tentu bisa berhasil baik, apalagi kita mengajarkan
yang tidak baik maka hasilnyapun pasti tidak baik.

Seorang anak yang tidak diajarkan apapun akan otomatis mengerti
caranya mencuri, mengerti caranya membohong, dan tahu caranya membunuh
dan membalas dendam.

Kesemuanya ini dimungkinkan bukan karena diajarkan melainkan karena
secara instinctual setiap mahluk harus memenuhi kebutuhan basicnya
untuk bisa tetap exist.

Namun dalam kebutuhan peradaban dimana kita ingin membentuk kehidupan
sosial yang aman damai dan sejahtera, maka para ahli2 pikir dulu
menganggap penting untuk mengajarkan dan mengatur cara2 memenuhi
kebutuhan basic ini tanpa harus menganggu yang lainnya, dan hal ini
memang dimungkinkan melalui pendidikan etika moral.

Dari sinilah lahirnya filsafat, lahirnya peradaban, lahirnya
kebudayaan dimana segalanya ini bisa dipaksakan melalui ancaman
ketakutan dengan diciptakannya kepercayaan agama.

Kesimpulannya, Islam yang mengajarkan bunuh membunuh, benci membenci,
dan tipu menipu ini sebenarnya bukanlah ajaran etika moral dan sama
sekali tidak ada yang diajarkan karena kesemuanya ini hanyalah
dominasi instinctual yang primitive speculative individu dalam
mempertahankan existensinya.

Ny. Muslim binti Muskitawati.







Kirim email ke