Sekedar ingin menggugah nurani kita semua, berikut saya copy paste
postingan dari milis sebelah, agar kita semua tersadar akan apa yang
sebenarnya sedang terjadi dalam negara kita....


Flag this message
[warga bsd] Fw: [C-R-F] Kasihan Mahasiswa SETIA (berdoalah bagi mereka)
Wednesday, October 8, 2008 6:37 PM
From:
"Rosalina Kurniawan" <[EMAIL PROTECTED]>
Add sender to Contacts
To:
[EMAIL PROTECTED]


----- Forwarded Message ----
From: Thang-ie <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Wednesday, October 8, 2008 11:06:36 PM
Subject: Fw: [C-R-F] Kasihan Mahasiswa SETIA (berdoalah bagi mereka)


    Kasihan Mahasiswa SETIA (berdoalah bagi mereka) 
    Berbahagialah Anda jika pada malam hari Anda masih bisa tidur
nyenyak tanpa gangguan basah karena hujan atau sengatan nyamuk hutan
yang ganas. Berbahagialah Anda jika masih bisa menjalankan ibadah pada
siang hari. Berbahagialah Anda jika masih bisa buang air besar ataupun
kecil dengan tidak antri bak ular Karena semua ini sedang di alami
oleh 500 orang mahasiswa Sekolah Tinggi Theologi di pengungsian mereka
di Bumi Perkemahan Cibubur, 400 orang di Wisma Transito Jakarta TImur
dan kurang lebih 450 orang di Bekas Kantor Walikota Jakarta Barat.
Parahnya penderitaan ini sudah mereka alami selama 2,5 bulan lamanya.

    Direktur STT SETIA Pdt. Dr. Matheus Mengentang, M.Th. kepada
wartawan di Jakarta (6/10) mengatakan pihaknya sangat-sangat
memprihatinkan keadaan anak didik mereka. “Bayangkan di Bumi
Perkemahan ini kami tidur di atas tanah dan dibawah tenda sudah dua
setengah bulan. Ini menyebabkan kurang lebih lima orang mahasiswi kami
harus dilarikan ke rumah sakit karena sakit paru-paru. Sementara di
Bekas Kantor Walikota Jakarta Barat ada tiga orang mahasiswa kami yang
harus dilarikan ke rumah sakit untuk sedot kotoran di dalam usus
mereka karena menahan buang air selama berhari-hari. Mengapa? Karena
ketika mereka ingin buang air mereka harus antri sebanyak kurang lebih
50 orang sebab fasilitas MCK di sana sangat minim. Di Wisma Transito
kami juga sangat tertekan karena mahasiswa kami dilarang beribadah
pada siang hari karena di sana ada mesjid. Padahal kita tahu bersama
negara ini menjamin kemerdekaan setiap warga negara untuk beribadah
menurut agamanya masing-masing.

    Curahan hati Mangentang sangat beralasan karena setelah kasus
pengusiran paksa Mahasiswa STT Setia dari kampus sah mereka di Kampung
Pulo Kec Makasar Jakarta Timur sekarang ini praktis tidak ada lembaga
atau organisasi termasuk pemerintah yang bersedia turun tangan
membantu mereka. “ Sejak tanggal 21 September yang lalu Pemda DKI
melalui Bapak Bambang dari Kesbang sudah menyatakan bahwa Pemda DKI
angkat tangan dalam pembiayaan di Bumi Perkemahan Cibubur. Dia
menyuruh kami untuk segera relokasi dan pindah ke bekas Kantor
Walikota Jakarta Barat. Padahal di sana sudah ada kurang lebih 450
orang mahasiswa yang sangat memrihatinkan hidupnya karena persolan air
bersih, MCK dan berbagai fasilitas lainnya. Nah jika kemudian ditambah
lagi dengan 500 orang Mahasiswa dari Bumi Perkemahan Cibubur ini mau
jadi apa kami di sana. Sebetulnya kami hanya mengharapkan agar Pemda
atau aparat memfasilitasi kami dan menjaga keamanan kami untuk kembali
ke kampus. Karena kampus itu adalah sah
    milik kami. Kami memiliki dokumen yang resmi. Sejak 21 tahun lalu
kami sudah tinggal di sana. Mengapa kami harus terusir hanya karena
kami ini Kristen?,†tegas Mangentang.

    Mangentang kemudian membeberkan bahwa sebelum mereka diusir dari
kampus mereka terlebih dulu dikata-katai dengan teriakan yang sangat
menyesakkan. “Lewat pengeras suara dari Mesjid dekat kampus yang
kami bantu pembangunannya dengan memberikan ratusan sak semen, puluhan
truk pasir, besi, dan batu orang-orang itu mengusir kami dan
mengatakan beragam kalimat yang tak pantas. Lalu ketika kami diusir
paksa dengan kawalan polisi ada tujuh belas mahasiswa kami yang jadi
korban mereka antara lain di siram dengan air panas, terkena lemparan
batu, dibacok dengan clurit, ditikam dengan samurai, disiram dengan
air keras di kepala, wajah dan leher, serta lebam-lebam karena
dipukuli dan ditendang berkali-kali. Ini pelanggaran kemanusiaan yang
sangat berat. Dan sangat kami sesalkan ini terjadi di Jakarta ibukota
Republik Indonesia yang katanya negeri cinta damai dan yang mengalami
kami orang Kristen, Mahasiswa Theologi SETIA yang berasal dari daerah
yang mayoritas Kristen yakni dari
    Nias, Kalbar, Alor, Sumba, Mamasa, Atambua, dan Manado , kisah
Mangentang sambil berurai air mata.

    Beberapa isu yang beredar menyatakan sebelumnya pihak Yayasan
Setia telah menerima dana milyaran untuk relokasi STT Setia namun ini
dibantah Mangentang. “Tidak benar isu itu. Kami pihak rektorat
maupun Yayasan yang sudah kami klarifikasi kebenarannya tidak pernah
menerima uang itu. Isu itu sangat menyesatkan. Kami sudah cek kepada
Almaharhum Ketua Yayasan sebelum beliau meninggal maupun pimpinan
yayasan lainnya semua tidak pernah menerima uang,†tangkisnya.

    Mangentang kemudian berharap agar semua pihak mendukung mereka
kembali ke kampus mereka semula di Kampung Pulo Makasar Jakarta Timur.
“Semua karena alasan kemanusiaan semata. Saya selaku Direktur tidak
tega melihat penderitaan mahasiswa kami lebih lama lagi. Cukup sudah.
Karena Pemerintah dalam hal ini Gubernur dan Wakil Gubernur bahkan
Presiden sendiri telah memberikan pernyataan bahwa seusai lebaran kami
boleh kembali lagi ke kampus kami. Nah sekarang sudah selesai lebaran
jadi kami menagih janji itu,†katanya. (Hendra)



    Kronologi Peristiwa Penyerangan terhadap Mahasiswa dan Kampus
Sekolah Tinggi Theologi Injili Arastamar (SETIA) di Jakarta 25-27 Juli
2008

    Mesjid Dijadikan Arena Provokasi
    Waktu dan tanggal kejadian : JUMAT 25 Juli 2008
    Pada hari Jumat 25 Juli 2208 jam 21.00 seorang mahasiswa Setia,
Junius Koly berasal dari Alor NTT keluar dari Kampus Setia menuju ke
Asrama Putra yang terletak di RT 04/RW 04 Kampung Pulo Pinang Ranti
Makasar Jaktim. Ia berjalan kaki melintasi Gang Melinjo yang
memisahkan Kampus Setia dan Asrama Putra. DI tengah jalan ia melihat
seekor tikus melintas secara spontan ia mengambil sandal yang
dipakainya dan melempar tikus itu. Sandal itu masuk secara tidak
sengaja ke halaman rumah seorang warga yang ada di gang itu. Saat
Junius akan mengambilnya tiba-tiba ia diteriaki maling. Sehingga dalam
waktu singkat warga berkumpul dan menganiaya Junius. Akhirnya Junius
diserahkan ke pihak kepolisian.

    Pada hari Sabtu 26 Juli 2008 setelah diperiksa Junius tidak
terbukti bersalah sehingga dikembalikan ke pihak STT SETIA. Jam 10
malam massa melempari asrama putra STT Setia lalu dari mesjid
terdengar ajakan berjihad melawan Setia.

    Hari Minggu 27 Juni 2008 Pukul 01.00 massa merusak dan menyerang
asrama putri sambil berteriak Allahu Akbar, Allahu AKbar bahkan mereka
mencoba membakar asrama tersebut. Penyerangan ini menyebabkan mahasiwi
SETIA sangat ketakutan dan trauma mereka berteriak-teriak dan
berlarian kesana kemari.

    Selanjutnya pada Pukul 03.00 massa bergerak ke Kampus Utama SETIA
dengan membawa beragam senjata tajam dan batu sambil berteriak-teriak
bahwa mereka akan berjihad melawan Setia. Tapi saat itu pihak
mahasiswa tidak melakukan perlawanan apa pun. Mereka bahkan mendoakan
agar massa itu sadar akan kejahatan yang sedang mereka lakukan
terhadap sesama dan agar mereka diberkati oelh Tuhan. Hingga pagi hari
ribuan massa telah datang dan memblokir semua akses ke Kampus SETIA.
Hal ini menyebabkan mahasiswa tersandera dan kelaparan. Pagi hari
pihak kepolisian tampak bisa meredakan suasana dan mengendalikan massa ..

    Namun Pukul 21.30 dari arah mesjid terdengar lagi provokasi agar
massa bersiap untuk berjihad. Sementara pihak polisi yang sudah tiba
dilokasi sejak pagi itu tidak dapat berbuat apa-apa malahan menyuruh
mahasiswa untuk waspada dan menghindari serangan.

    Senin 28 Juli 2008 Pasukan Brimob dari Polda Metro Jaya bukannya
menangkap para pelaku penyerangan dan provokator malahan memaksa
Mahasiswi Setia untuk dievakuasi. Saat evakuasi terjadi mahasiswi
dihujani dengan batu-batu besar sehingga membuat badan dan kepala
mereka berdarah-darah sementara aparat polisi tidak menghardik
penyerang atau mengusir mereka. Hal sama juga dialami para mahasiswa
ketika mereka dievakuasi dari tempat kejadian itu. Mereka ditombak
dengan bambu runcing, dipukuli, dibacok dan diclurit serta di siram
dengan air keras. Hingga saat ini ada seorang mahasiswa Setia yang
masih berada di rumah sakit dalam kondisi kritis karena kepalanya
terkena siraman air keras.

    Pada hari minggu itulah hingga dini hari pihak STT Setia terpaksa
meninggalkan kampus mereka yang sudah didiami selama 21 tahun lamanya.
Mereka terusir dari tanah dan bangunan yang sah yang mereka miliki.
Mereka diejek, dihina, ditendang, dibacok hanya karena mereka Kristen.
Mereka tidak lagi dianggap sebagai warga negara yang sah yang sama hak
dan kedudukannya dimata hukum dan pemerintahan. (Seperti yang
dituturkan Pdt Matheus Mangentang dan Pdt Edison Djama kepada Hendra
Kasenda)


    17 Korban STT Setia
    (Mereka memilih mengalah dan membalas aniaya yang mereka alami
dengan doa dan kepasrahan karena mereka adalah para Hamba Tuhan, Calon
Pendeta dan Calon pendidik. Sebetulnya kalau mau mereka bisa saja
mereka membalas tapi mereka memilih meniru apa yang Yesus katakan,
“Jika ada yang menampar pipi kirimu berikanlah pipi kananmu dan
berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.â€)
    1. Ardian asal Sumba terkena siraman air keras di pundak kanan
    2. Marthen Lalo asal Sumba terkena lemparan batu di pelipis kanan
dan dipukuli di kepala bagian belakang
    3. Gabriel Besi asal Atambua dibacok dengan clurit di bagian
kepala dan kedua tangan
    4. Jupiter asal Atambua ditikam dengan samurai di pundak dan
ditikam dengan bambu runcing di perut
    5. Lukas Asal Manado disiram dengan air keras di kepala, wajah dan
leher
    6. Yunus asal Alor disiram dengan air keras di leher, bahu, dan
terkena lemparan batu
    7. Ramaeli asal Nias luka di wajah dan kepala akibat lemparan batu
    8. Disiplin asal Nias luka bakar di bahu karena terkena siraman
air keras
    9. Demaus asal Luwu Sulawesi luka kepala akibat lemparan batu
    10. Henok asal Sumatra Utara Luka tusukan di leher akibat bambu
runcing
    11. Kristian asal Mamasa seluruh badan terkena siraman air keras
    12. Alfred asal Kalbar luka-luka akibat lemparan batu
    13. Gabriel Umbi asal NTT luka memar pada paha kiri akibat
tendangan berkali-kali
    14. Oktavianus asal Maluku luka di punggung akibat ditendang
berkali-kali
    15. Yohanes asal Sumba luka di kepala akibat pukulan benda keras
    16. Daniel asal Sumba luka akibat pukulan kayu dan pecah bibir
    17. Salmon asal Sulut luka di pelipis




    SERUAN KEPADA SELURUH ANAK BANGSA
    1. Pemerintah RI
    Tolonglah lindungi dan jamin keselamatan dan keamanan seluruh
warga masarakat Indonesia tanpa memandang agama, suku atau predikat
apa pun.

    2. Aparat Kepolisian
    Tolonglah usut pelaku penganiyaan, penyerang dan provokator yang
menyebabkan 1400 orang harus menderita selama berhari-hari. Tolonglah
jangan takut dengan massa yang menggunakan atribut agama tertentu dan
mengatasnamakan Allah untuk melakukan tindakan anarkis

    3. Media Massa
    Tolonglah menyampaikan pemberitaan dengan objektif sesuai dengan
kenyataan di lapangan. Sebagai contoh kasus pada saat penyerangan itu
seluruh Media Nasional hanya mengungkapkan bahwa peristiwa itu
merupakan bentrokan kecil antara masyarakat dan mahasiswa SETIA.
Padahal yang benar peristiwa itu merupakan penyerangan, penganiyaan,
penyiksaan dan pengrusakan yang dengan sengaja dilakukan oleh massa
beratribut agama ISLAM yang semesinya Rahmatan Lil Alamin.

    4. Masyarakat Kristen
    Tolonglah doakan Setia karena hingga hari ini kami masih dalam
kondisi yang sangat memprihtinkan

    5. Organisasi Kristen
    Tolonglah lebih aktif membela umat dan bersuara dengan nyaring
menjadi corong yang menggaungkan kelangsungan hidup damai, pelakuan
yang adil dan hidup penuh cinta kasih sesama anak bangsa

    6. Masyarakat Kampung Pulo yang Menolak Setia
    Tolonglah bermurah hati memberikan kesempatan bagi SETIA untuk
mempersiapkan kampus baru di tempat lain namun sekarang ini izinkan
SETIA kembali beraktifitas dulu sambil menunggu kampus baru selesai
dibangun

    7. Seluruh anak bangsa
    Marilah kita bergandeng tangan bersama membangun bangsa ini. SETIA
telah turut membangun bangsa dengan menyediakan pendidikan bagi para
guru agama agar anak-anak Indonesia beraklak baik di masa depan.
Marilah buang kebencian dan kenakanlah cinta kasih diantara kita
sesame anak bangsa.


    Pengirim:
    Hendra K.
    hendra_k2000@ yahoo.com


    ""Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat
apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."

    (1Sam. 16:7b)


Kirim email ke