http://www.waspada.co.id/Berita/INDONESIA-MEMILIH/Gertakan-Demokrat-hilang.html
Gertakan Demokrat hilang Thursday, 09 October 2008 10:01 WIB WASPADA ONLINE JAKARTA - Moncernya suara Partai Demokrat dalam Pemilu 2004 lalu diprediksi tidak terjadi lagi. Parpol yang dibidani Presiden SBY itu kini diancam oleh para kader yang mendirikan dua parpol baru, Partai Karya Perjuangan (Pakar Pangan) dan Partai Barisan Nasional (Barnas). Ketiganya akan ambil bagian dalam pesta demokrasi 2009. Dua parpol baru ini memang dikomandoi oleh tokoh yang dekat dengan SBY. Orang kuat di balik pendirian Pakar Pangan adalah M. Yasin. Mantan Sekjen Dewan Ketahanan Nasional ini adalah salah satu jenderal yang menjadi tim inti SBY pada Pilpres 2004 lalu. Sementara Barnas dikomandoi Vence Rumangkang. Vence yang hengkang dari Demokrat setelah merasa disisihkan merupakan salah satu tim 9 pendiri Demokrat. "Ada sekitar 20 persen kader Demokrat di Partai Barnas. Semuanya merupakan kader terbaik," klaim Wakil Sekjen Partai Barnas Fernando Sitorus tadi pagi. Kebanyakan dari mereka hengkang karena tidak lagi sejalan dengan visi dan misi Demokrat. Namun, fakta yang tidak terbantahkan adalah rebutan kekuasaan. Munculnya kader-kader baru rupanya menyisihkan kader lama. "Para pendiri Demokrat yang berjuang sejak awal disingkirkan, termasuk Pak Vence yang dibuang menjadi Dewan Pembina," ungkap Fernando. Menurutnya, Partai Barnas siap bertarung dengan Demokrat. Apalagi, tokoh yang terlibat juga sangat mengerti betul strategi dan basis massa yang bakal digarap parpol yang diketuai Hadi Utomo itu. "Kita punya pengalaman membesarkan Demokrat," cetus dia. Senada dengan Fernando, Ketua Umum Pakar Pangan M. Yasin mengakui alasan kekecewaan adalah faktor utama hengkang dari Demokrat. "Setelah satu setengah tahun pasca pemilu 2004, kami para relawan tidak kunjung dijaring masuk ke dalam struktur Partai Demokrat," kata Yasin. Namun, ia buru-buru menampik bila parpolnya hanya berisi barisan sakit hati. Pakar Pangan, lanjut Yasin, punya kapasitas berkompetisi dengan partai-partai besar, termasuk Demokrat. "Jadi kami bukan bagian dari PD, dan saya tidak pernah kecewa dengan SBY," sambung Yasin. Bagi analis politik UI Andrinof Chaniago, dua parpol pecahan Partai Demokrat tersebut diprediksi akan mengalami kesulitan dalam mendulang suara. Meski kedua partai ini terkait tetapi tidak otomatis bisa meraup suara pemilih Partai Demokrat. "Secara organisasi partai ini masih lemah, apalagi tidak adanya figur andalan," kata Andrinof, di Jakarta. Andrinof tidak melihat popularitas Pakar Pangan dan Barnas akan terdongkrak meski diawaki oleh figur yang menyokong kampanye SBY pada 2004 lalu. "Popularitas dan ketokohannya masih terbatas di kalangan tertentu saja. Kelas mereka belum setara dengan SBY, Megawati, dan Gus Dur," nilai Andrinof. Meski demikian, ia memperkirakan perolehan suara demokrat akan tetap menurun dalam Pemilu mendatang. Alasannya, partai hanya menggantungkan diri pada figur SBY saja. Sedangkan citra SBY di kalangan mayoritas masyarakat menengah ke bawah yang jumlahnya 60 hingga 70 persen terus merosot. Survei yang dilakukan Lembaga Survei Nasional (LSN) menunjukkan popularitas Barnas hanya berada pada urutan sembilan dengan 17,3 persen. Sementara, Pakar Pangan tidak masuk dalam kelompok 10 besar popularitas parpol baru. Bila merujuk hasil LSN ini, tentu saja keberadaan 2 parpol pecahan belum menjadi ancaman serius bagi Demokrat. Tentu saja, bila memang serius berkompetisi, beberapa bulan ke depan seharusnya dimaksimalkan untuk menenarkan nama partai. Karena kalau tidak dilakukan maka dua parpol baru ini hanya akan tercatat sebagai penggembira saja
<<pdf_button.png>>
<<printButton.png>>
<<emailButton.png>>