http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2008/10/13/Nusa/krn.20081013.144683.id.html
Tragedi Bom Bali Diperingati DENPASAR -- Ribuan orang menghadiri peringatan enam tahun tragedi bom Bali di monumen perjuangan rakyat Bajra Sandhi Renon kemarin sore. Dalam upacara yang dipimpin rohaniwan dari berbagai agama itu digelar doa bersama bertajuk "Gema Perdamaian 2008". Ketua panitia, Sudiarta Indrajaya, mengatakan, selain doa bersama, ada pergelaran kesenian dan pembacaan naskah perdamaian dari sejumlah tokoh, baik nasional maupun internasional, antara lain Amien Rais, Agung Laksono, Nelson Mandela, dan Sulak Siwarasa, seorang tokoh perdamaian asal Thailand. Acara ini juga dihadiri Gubernur Bali Made Mangku Pastika. Sementara itu, upacara peringatan peristiwa bom Bali di Konsulat Australia, Denpasar, diwarnai isak tangis. Keluarga korban belum bisa melupakan tragedi yang terjadi pada 12 Oktober 2002 tersebut. Made Ritiasih, salah seorang keluarga korban, mengaku wajah suaminya yang tewas dalam peristiwa itu kembali terbayang. "Saya kembali terkenang, dan kesedihan kembali terasa," katanya. Begitu pula Lars Bergandar, 45 tahun, yang kehilangan putrinya, Yohana. Dia mengaku masih terus dibayangi kesedihan. Meski polisi berhasil mengungkap kasus ini, dia mempertanyakan proses eksekusi yang terus ditunda. "Saya tak bisa bilang apa-apa soal itu," kata pria asal Swedia ini. Upacara peringatan berlangsung singkat. Diawali dengan lantunan lagu kebangsaan Advance Australia Fair dan Indonesia Raya. Perdana Menteri Australia Kevin Rudd menyatakan simpati terhadap keluarga dan sahabat korban. Dalam pernyataan yang dibacakan oleh Duta Besar Australia untuk Indonesia, Bill Farmer, disebutkan, bagi mereka yang telah kehilangan orang tersayang, hidup tak akan pernah sama. Pemerintah Australia juga menyampaikan penghargaan kepada pemerintah dan kepolisian Indonesia, dokter, relawan, serta pihak lain yang membantu korban saat kejadian. ANANG ZAKARIA | ROFIQI HASAN