Mengapa Ancaman Amrozy cs Tidak Digubris Pemerintah ??? Ancaman Amrozy bersama pendukungnya adalah membalas eksekusi mati ini sebagai pembalasan dendam. Padahal, apanya yang mau jadi dendam justru korban2 itulah yang dendamnya setinggi langit. Kalopun si Amrozy tidak dieksekusi mati oleh pemerintah, saya yakin keluarga para korban akan menyewa pembunuh bayaran dan mengejar gerombolan Syariah biadab ini dengan cara2 yang lebih biadab lagi yang bahkan pemerintah sekalipun malah bisa hancur lebur akibatnya.
Sikap pemerintah dengan mengeksekusi mati si Amrozy cs ini tujuannya sebenarnya menyelamatkan bangsa dan pemerintah Indonesia sendiri dari kejaran para pembunuh bayaran yang tentunya dendam kalo tidak mengeksekusi si Amrozy ini. Masalah ancaman Amrozy cs hanyalah ancaman orang yang takut mati, hanyalah ancaman orang yang masih belum mau mati, hanyalah ancaman orang yang cari jalan agar tidak jadi dieksekusi. Karena ancaman Amrozy ini sama sekali tidak ada bedanya, andaikata dia tidak dieksekusi mati sekalipun dia juga akan mengulangi meledakkan bomb2 terror seperti yang dijanjikannya pada waktu sidang pengadilan berlangsung. Tak perlu kita terpancing ketakutan atas ancaman terorist jihad ini, tidak membunuhnyapun tetap anda yang bukan muslim tidak jadi lebih selamat dan tidak lebih aman, tetap akan jadi korban terror selanjutnya. Justru dengan mengeksekusi mati inilah jadi lebih mendingan, jumlah terrorist-nya berkurang. Mereka mau mendidik terrorist baru silahkan saja, pasti pemerintah juga akan menumpas terrorist2 baru yang akan muncul nantinya karena pemerintah RI sudah bergabung dengan kubu "War on Terror" sehingga semua calon terrorist akan terbunuh sebelum melakukan terror2nya. Muncul satu kita bunuh satu, muncul dua kita bunuh dua, muncul seribu kita bunuh sepuluh ribu. Pada hakekatnya, kelompok Amrozy ini sedang ketakutan, semua pendukungnya secara rahasia sudah masuk blacklist terrorist di UN yang tidak akan bisa lari kemanapun juga, bahkan mau keluar negeri juga sudah kena dicekal. Semua santri di Indonesia sudah sidik jarinya diambil oleh kepolisian dan diserahkan ke kubu "war on terror" untuk disimpan dalam database anggauta2 terrorist. Ny. Muslim binti Muskitawati.