Memang betul juga, tulisan dibawah ini merupakan bagian dari autobiografi Adam Malik. Namun sekarang autobiografinya harus ditambahkan dengan data2 yang terbaru, yaitu, ternyata ADAM MALIK ADALAH AGEN CIA, yaitu agen rahasia negara lain yang bukan musuh negara. Kenapa dia tidak masuk jadi agen rahasia negaranya sendiri? Mungkin karena negaranya sendiri enggak perlu agen rahasia karena memang enggak ada yang dirahasiakan dinegara ini selain rahasia koruptor untuk melindungi kekayaan keluarga sendiri dengan merugikan negara tentunya.
Sebagai agen rahasia asing, maka figur Adam Malik bisa jadi kontroversi. Mereka yang tidak suka menganggapnya sebagai PENGKHIANAT BANGSA, sebaliknya mereka yang bersimpati akan menganggapnya tetap sebagai pahlawan bahkan lebih mengagumkan karena berhasil diterima sebagai agen rahasia negara adi-daya yang sangat berat persyaratannya. Mereka yang bersimpati tidak menganggap perbuatan Adam Malik yang menjadi agen rahasia negara asing ini sebagai pengkhianat karena negara asing-nya itu bukanlah negara musuh bahkan merupakan negara sahabat yang besar sekali peranannya membela dan menyelamatkan Indonesia dari berbagai bencana. Meskipun kontroversi antara "Pengkhianat" dan "Pahlawan" tidak akan bisa diputuskan karena sisi pandang yang berbeda, namun ada satu hal yang visinya bisa sama dari sisi manapun anda memandangnya, yaitu sebagai agen rahasia negara terkaya didunia ini, Adam Malik pasti berhasil mengumpulkan lebih banyak dari pejabat2 yang tidak berhasil menjadi agen rahasia negara asing. Adam Malik banyak memiliki kekayaan yang disimpannya diluar negeri tanpa harus secara langsung mengkorupsi kekayaan negaranya. Jadi terlepas gelar apapun yang anda mau namakan "Pengkhianat" ataupun "Pahlawan" bukanlah hal yang penting sekarang ini, karena yang terpenting adalah menyusuri dimana Adam Malik menyimpan kekayaannya itu untuk diselidiki karena sebagai agen rahasia negara asing yang gajinya sangat mustahil besarnya, tentunya Adam Malik bukan membocorkan kebijaksanaan negaranya karena negaranya memang tidak punya kebijaksanaan sama sekali. Sebagai agen rahasia, Adam Malik bukan menjual atau membocorkan rahasia kebijaksanaan yang tidak ada rahasianya melainkan justru dia bertugas untuk menciptakan kebijaksanaan2 rahasia untuk menguntungkan transaksi dengan negara asing yang menggajinya itu. Apalagi, Adam Malik juga pernah menjabat sebagai menteri perdagangan sehingga tahu seluk beluk berbagai transaksi perdagangan yang bisa diciptakannya untuk menguntungkan negara asing yang menggajinya. Dalam segala hal ekonomi, teknologi, science, maupun militer Indonesia ini tertinggal jauh dari negara asing yang mempekerjakan Adam Malik secara rahasia, sehingga tidak ada rahasia yang laku untuk dijualnya. Satu2nya yang dibutuhkan negara asing diluar Indonesia adalah adanya kebijaksanaan2 yang menguntungkan negara asing meskipun merugikan negara sendiri. Seberapa besar negara Indonesia dirugikan, atau seberapa besar Amerika mendapatkan keuntungan, harus diselidiki dan hasilnya bisa menjadi titik tolak untuk menilai lebih tepat gelar "pengkhianat" ataupun "pahlawan" bagi bung Adam Malik. Gelar pahlawan yang telah disandangnya bisa saja dicabut, dan gelar pengkhianat yang menjadi kenyataan nantinya boleh2 saja menggantikan gelar yang telah dicabut itu. Memang benar, Adam Malik mengubah sejarah bangsanya, yaitu dari bangsa yang berkecukupan menjadi bangsa yang selalu kekurangan. Karena urusan perut inilah yang banyak rahasianya dan bangsa kita ini sama sekali tidak memiliki rahasia militer karena semua kebutuhan militer maupun pendidikan militernya itu disupplai oleh Amerika yang menggaji bung Adam Malik ini secara rahasia. Jadi yang dirahasiakan disini bukanlah militer atau ekonomi tapi penghasilan Adam Malik itu sendiri yang tidak pernah membayar pajak atas gaji rahasia ini. Selidiki jumlah simpanan Adam Malik untuk disita negara karena dia adalah pasti penggelap pajak tak perlu lagi memperdebatkan gelar2nya apakah dia "Pengkhianat" ataupun "Pahlawan" karena yang pasti dia adalah penggelap pajak penghasilan. Ny. Muslim binti Muskitawati. --- In zamanku@yahoogroups.com, "teddy sunardi" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/a/adam-malik/index.shtml > > Ia merupakan personifikasi utuh dari kedekatan antara diplomasi dan media > massa. Jangan kaget, kalau pria otodidak yang secara formal hanya tamatan SD > (HIS) ini pernah menjadi Ketua Sidang Majelis Umum PBB ke-26 di New York dan > merupakan salah satu pendiri LKBN Antara. Kemahirannya memadukan diplomasi > dan media massa menghantarkannya menimba berbagai pengalaman sebagai duta > besar, menteri, Ketua DPR hingga menjadi wakil presiden. > > Sang wartawan, politisi, dan diplomat kawakan, putera bangsa berdarah Batak > bermarga Batubara, ini juga dikenal sebagai salah satu pelaku dan pengubah > sejarah yang berperan penting dalam proses kemerdekaan Indonesia hingga > proses pengisian kemerdekaan dalam dua rezim pemerintahan Soekarno dan > Soeharto. > > Pria cerdik berpostur kecil yang dijuluki ''si kancil" ini dilahirkan di > Pematang Siantar, Sumatra Utara, 22 Juli 1917 dari pasangan Haji Abdul Malik > Batubara dan Salamah Lubis. Semenjak kecil ia gemar menonton film koboi, > membaca, dan fotografi. Setelah lulus HIS, sang ayah menyuruhnya memimpin > toko 'Murah', di seberang bioskop Deli. Di sela-sela kesibukan barunya itu, > ia banyak membaca berbagai buku yang memperkaya pengetahuan dan wawasannya. > > Ketika usianya masih belasan tahun, ia pernah ditahan polisi Dinas Intel > Politik di Sipirok 1934 dan dihukum dua bulan penjara karena melanggar > larangan berkumpul. Adam Malik pada usia 17 tahun telah menjadi ketua > Partindo di Pematang Siantar (1934- 1935) untuk ikut aktif memperjuangkan > kemerdekaan bangsanya. Keinginannya untuk maju dan berbakti kepada bangsa > mendorong Adam Malik merantau ke Jakarta. > > Pada usia 20 tahun, Adam Malik bersama dengan Soemanang, Sipahutar, Armin > Pane, Abdul Hakim, dan Pandu Kartawiguna, memelopori berdirinya kantor > berita Antara tahun 1937 berkantor di JI. Pinangsia 38 Jakarta Kota. Dengan > modal satu meja tulis tua, satu mesin tulis tua, dan satu mesin roneo tua, > mereka menyuplai berita ke berbagai surat kabar nasional. Sebelumnya, ia > sudah sering menulis antara lain di koran Pelita Andalas dan Majalah > Partindo. > > Di zaman Jepang, Adam Malik aktif bergerilya dalam gerakan pemuda > memperjuangkan kemerdekaan. Menjelang 17 Agustus 1945, bersama Sukarni, > Chaerul Saleh, dan Wikana, Adam Malik pernah melarikan Bung Karno dan Bung > Hatta ke Rengasdengklok untuk memaksa mereka memproklamasikan kemerdekaan > Indonesia. > > Demi mendukung kepemimpinan Soekarno-Hatta, ia menggerakkan rakyat berkumpul > di lapangan Ikada, Jakarta. Mewakili kelompok pemuda, Adam Malik sebagai > pimpinan Komite Van Aksi, terpilih sebagai Ketua III Komite Nasional > Indonesia Pusat (1945-1947) yang bertugas menyiapkan susunan pemerintahan. > Selain itu, Adam Malik adalah pendiri dan anggota Partai Rakyat, pendiri > Partai Murba, dan anggota parlemen. > > Akhir tahun lima puluhan, atas penunjukan Soekarno, Adam Malik masuk ke > pemerintahan menjadi duta besar luar biasa dan berkuasa penuh untuk Uni > Soviet dan Polandia. Karena kemampuan diplomasinya, Adam Malik kemudian > menjadi ketua Delegasi RI dalam perundingan Indonesia-Belanda, untuk > penyerahan Irian Barat di tahun 1962. Selesai perjuangan Irian Barat (Irian > Jaya), Adam Malik memegang jabatan Menko Pelaksana Ekonomi Terpimpin (1965). > Pada masa semakin menguatnya pengaruh Partai Komunis Indonesia, Adam bersama > Roeslan Abdulgani dan Jenderal Nasution dianggap sebagai musuh PKI dan dicap > sebagai trio sayap kanan yang kontra-revolusi. > > Ketika terjadi pergantian rezim pemerintahan Orde Lama, posisi Adam Malik > yang berseberangan dengan kelompok kiri justru malah menguntungkannya. Tahun > 1966, Adam disebut-sebut dalam trio baru Soeharto-Sultan-Malik. Pada tahun > yang sama, lewat televisi, ia menyatakan keluar dari Partai Murba karena > pendirian Partai Murba, yang menentang masuknya modal asing. Empat tahun > kemudian, ia bergabung dengan Golkar. Sejak 1966 sampai 1977 ia menjabat > sebagai Wakil Perdana Menteri II / Menlu ad Interim dan Menlu RI. > > Sebagai Menlu dalam pemerintahan Orde Baru, Adam Malik berperanan penting > dalam berbagai perundingan dengan negara-negara lain termasuk rescheduling > utang Indonesia peninggalan Orde Lama. Bersama Menlu negara-negara ASEAN, > Adam Malik memelopori terbentuknya ASEAN tahun 1967. Ia bahkan dipercaya > menjadi Ketua Sidang Majelis Umum PBB ke-26 di New York. Ia orang Asia kedua > yang pernah memimpin sidang lembaga tertinggi badan dunia itu. Tahun 1977, > ia terpilih menjadi Ketua DPR/MPR. Kemudian tiga bulan berikutnya, dalam > Sidang Umum MPR Maret 1978 terpilih menjadi Wakil Presiden Republik > Indonesia yang ke-3 menggantikan Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang secara > tiba-tiba menyatakan tidak bersedia dicalonkan lagi. > > Beberapa tahun setelah menjabat wakil presiden, ia merasa kurang dapat > berperan banyak. Maklum, ia seorang yang terbiasa lincah dan aktif tiba-tiba > hanya berperan sesekali meresmikan proyek dan membuka seminar. Kemudian > dalam beberapa kesempatan ia mengungkapkan kegalauan hatinya tentang > feodalisme yang dianut pemimpin nasional. Ia menganalogikannya seperti > tuan-tuan kebon. > > Sebagai seorang diplomat, wartawan bahkan birokrat, ia seing mengatakan > 'semua bisa diatur". Sebagai diplomat ia memang dikenal selalu mempunyai > 1001 jawaban atas segala macam pertanyaan dan permasalahan yang dihadapkan > kepadanya. Tapi perkataan 'semua bisa diatur' itu juga sekaligus sebagai > lontaran kritik bahwa di negara ini 'semua bisa di atur' dengan uang. > > Setelah mengabdikan diri demi bangsa dan negaranya, H.Adam Malik meninggal > di Bandung pada 5 September 1984 karena kanker lever. Kemudian, isteri dan > anak-anaknya mengabadikan namanya dengan mendirikan Museum Adam Malik. > Pemerintah juga memberikan berbagai tanda kehormatan. >