Presiden Indonesia secara lengkap: Sukarno, Ir. Syafruddin Prawiranegara, Mr. Sukarno, Ir. Asaat Datuk Mudo, Mr. Sukarno, Ir. Sukarno, Ir. Sukarno, Ir. Suharto, Jend TNI. Suharto, Jend TNI. Suharto, Jend TNI (Purn). Suharto, Jend TNI (Purn). Suharto, Jend TNI (Purn). Suharto, H.M., Jend TNI (Purn). Suharto, H.M., Jend Besar TNI (Purn). Bacharuddin Jusuf Habibie, Prof. Dr. Ing. Abdurrahman Wahid, K.H. Dyah Megawati Setyawati Sukarnoputri, Dr(HC). Hj. Susilo Bambang Yudhoyono, Dr. H. Jend. TNI (Purn.)
Catatan: Syafruddin Prawiranegara menjabat Presiden (Ketua) Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) atas telegram dari Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta ketika pemerintah Republik Indonesia di Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda. Beliau memerintah pada 19 Desember 1948 hingga 13 Juli 1949. Indonesia pernah menjadi Republik Indonesia Serikat (RIS) di mana Republik Indonesia saat itu dikenal sebagai RI-Yogyakarta merupakan bagian dari Republik Indonesia Serikat ketika pengakuan kedaulatan dari Belanda pada Konferensi Meja Bundar di Den Haag 27 Desember 1949. Karena Soekarno dan Hatta diangkat menjadi Presiden dan Perdana Menteri RIS, maka untuk mengisi kekosongan jabatan presiden di Republik Indonesia diangkat Mr. Assaat sebagai Presiden Republik Indonesia. Jabatan Presiden RI berakhir pada tanggal 17 Agustus 1950 ketika kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia. Soeharto mengundurkan diri dari jabatan presiden pada 21 Mei 1998 akibat akumulasi krisis politik, ekonomi, dan kepemimpinan. Langkah mundur dari jabatannya diawali oleh gelombang demonstrasi dari berbagai elemen masyarakat dari berbagai sudut kota di Indonesia, terutama di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Makassar, Medan, dan lain sebagainya. Abdurrahman Wahid meletakkan jabatannya setelah Majelis Permusyawaratan Rakyat mencabut mandatnya pada Sidang Istimewa MPR 2001. Jabatannya kemudian diserahkan kepada Megawati Soekarnoputri yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden.