--- In [EMAIL PROTECTED], "setyawan_abe" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
--- In [EMAIL PROTECTED], "setyawan_abe" setyawan_abe@ wrote: Universitas Riset dan Pusat Unggulan Masih Angan-angan Jakarta (Kompas: 09/02/04) Keinginan untuk menjadikan sejumlah universitas negeri menjadi pusat unggulan universitas riset sejauh ini masih sebatas angan angan. Sejumlah dosen dan mahasiswa Universitas Indonesia, misalnya, masih mengeluhkan terbatasnya fasilitas yang disediakan. Tradisi akademik belum tumbuh meski universitas itu telah menargetkan akan menjadi universitas riset pada tahun 2010. Jangankan akses internet gratis dan perpustakaan secara memadai, sejumlah dosen UI sampai hari ini pun tidak kebagian meja dan mendapatkan ruangan yang memadai. "Dengan infrastruktur yang ada seperti sekarang, perpustakaan tidak ada, dosen tidak punya ruangan, gaji dosen rendah, hampir tidak mungkin UI menjadi universitas riset tahun 2010," kata Dr Imarn Prasodjoi dosen sosiologi U1, Rabu (1/9). Dosen melakukan riset, kata Imam, pada umumnya. bukan karena ingin mendalami ilmu pengetahuan, tetapi lebih karena proyek untuk menjadi penghasilan tambahan. Itu pun penghargaannya tidak pantas, belum membuat longgar penghidupan dosen. "Derap orang belajar, membaca buku, tidak bisa dirasakan. Setelah pukul 14.00, kampus terasa sangat sepi," kata Tmam. Ia mengaku kegiatannya lebih banyak di luar kampus daripada di dalam kampus. Syamsul Mumif, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIEP) UI, mengemukakan, selama ini belum ada perubahan signifikan dalam fasilitas maupun kualitas pengajaran yang diperoleh mahasiswa. "Semua bertolak belakang dengan keinginan menjadikan UI sebagai universitas riset," kata Muarif. Keterbatasan fasilitas Fasilitas bagi tenaga. pengajar yang serba terbatas antara lain bisa dilihat diFakultas Ilmu Budaya (FEB) dan FISEP UI. Tidak semua tenaga pengajar di sana mempunyai meja kerja sendiri. Luas ruang dosen juga hanya sekitar 5 x 8 meter. M Ranthy, dosen Jurusan Bahasa Inggris, mengungkapkan, hanya koordinator program saja yang mendapatkan meja kerja. "Di jurusan saya hanya tiga orang yang mendapatkan meja. Padahal, ada sekitar 25 orang dosen yang aktif di Jurusan Bahasa Inggris," katanya. Sebagai gantinya, hanya disiapkan ruang bersama berupa meja bundar, dengan beberapa kursi. Di sanalah dosen menerima mahasiswa atau menunggu waktu untuk mengajar. Akses internet belum. pula terpenuhi. Di tiap jurusan hanya satu komputer yang tersambung dengan internet. Padahal, internet sangat penting sebagai sarana informasi bagi dosen untuk mengembangkan diri dalam menyiapkan bahan ajar. Ranthy mengatakan, di luar jam mengajar jarang para dosen bekerja di kantor, semua dikerjakan di rumah. Di FISIP, meja kerja hanya tersedia. khusus bagi ketua jurusan, wakil, dan sekretaris. Padahal, dari delapan jurusan di sana terdapat sekitar 509 orang dosen tetap dan tidak tetap. Dekan FISIP UI Gumilar Rusliwa mengungkapkan, dari sisi kemampuan sumber daya manusia,, FISIP UI tidak kalah. Dari total 202 dosen tetap, hanya 44, orang berpendidikan sarjana strata satu. Namun, Yang dirasanya kurang adalah produktivitas hasil publisitas akadernik dan riset. "Tenaga pengajar yang memiliki kualifikasi sebagai periset dan benar-benar mengabdikan diri di dunia akademik kampus tidak mudah ditemukan," katanya. Salah satu penyebab adalah masalah kesejahteraan. "Bagi masyarakat yang tidak berprofesi tenaga pengajar saja gaji yang diterima itu termasuk kecil untuk ukuran hidup di Jakarta. Kebutuhan pokok, seperti pangan, sandang, papan, transportasi, pendidikan anak, dan asuransi, saja sulit terpenuhi," katanya. Tunggu janji pemerintah Fasilitas untuk dosen yang agak lumayan bisa dijumpai di Fakultas Teknik (FT) UI. Untuk bekerja sehari hari, setiap dosen diltiap jurusan mempunyai meja kerja komputer lengkapdengan akses internet. Hanya saja, kata Aries, dosen Jurusan Teknik Mesin, dalam satu ruang masih dihuni dua dosen dan ruangan sangat sernpit. Ketika ada mahasiswa bimbingan, ruangan menjadi ramai. Sulit bagi yang lain berkonsentrasi. Deputi Kelembagaan UI Tresna P Soemardi menyatakan keyakinannya bahwa UI akan menjadi universitas riset pada tahun 2010. Itu bisa terjadi bila janji pemerintah untuk memberikan dana dalam block grant dapat dilaksanakan. Pada saat bersamaan, UI bisa mengembalikan tenaga pengajar yang tak memenuhi kualifikasi kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Tresna Soemardi juga mengatakan, bila UI menjadi universitas riset pada tahun 2010, pemasukan dari mahasiswa tidak penting lagi. "Besar kemungkinan uang kuliah yang dibayarkan mahasiswa akan turun," ujarnya. --- End forwarded message --- --- End forwarded message ---