Selama ini kebanyakan tulisan dengan warna agama mendasarkan
argumennya pada logika belaka; penalaran berdasarkan prinsip induksi
deduksi dan penelusuran arti dari ajaran agama. 

Apakah tidak ada cara lain? Tentu saja ada, walaupun barangkali cara
itu tidak familiar. William James, seorang perintis psikologi dari
Amerika Serikat, dalam bukunya yang sudah berusia satu abad dan
berjudul "Varieties of Religious Experience" (sudah diterjemahkan ke
Bahasa Indonesia) berusaha mengerti fenomena keagamaan sebagai bagian
yang tak terpisahkan dari kehidupan individu manusia. Manusia sebagai
individu, dan bukan manusia sebagai kelompok angka-angka statistik
belaka atau manusia sebagai pembuat rekor output industri. Manusia
sebagai manusia.

William James melihat bahwa agama (religi) hanya berarti apabila
dialami sebagai pengalaman pribadi. Artinya, ada pengalaman pribadi
yang bisa diterangkan dengan menggunakan simbol-simbol dari agama
tertentu yang dihayati sedemikian rupa sehingga tidak dapat dipisahkan
lagi dari narasi kehidupan seseorang. Agama dalam arti itu tidak lagi
berputar di segi argumentasi belaka, tetapi sudah masuk kedalam
kesaksian pribadi tentang bagaimana sosok imanen dan transenden yang
dinamakan "Tuhan" telah beraksi secara konkrit dalam kehidupan pribadi
seorang penganut agama.

Aspek inilah yang sangat dangkal di Indonesia. Argumen yang ada hanya
berputar pada agama mana yang paling benar. Tentu saja jawabnya tidak
ada. Sama saja dengan bertanya agama mana yang paling salah. Jawabnya
tetap, tidak ada agama yang salah. Agama adalah buatan manusia.
Konsepsi belaka. "Tuhan" juga adalah konsepsi belaka, suatu abstraksi
dari sesuatu yang diasumsikan dialami secara pribadi oleh orang per
orang.

Menurut James, ajaran agama atau religi adalah suatu wadah dialog
antara penganut dan sesuatu yang dipercayainya sebagai "Tuhan". Harus
ada dialog berupa pengalaman pribadi. Apabila itu tidak ada, maka yang
terjadi adalah seperti orang buta yang menuntun orang buta. Seperti
menggunakan buku penuntun doa untuk memimpin orang-orang lain yang
membeo di belakangnya. Hasilnya seperti apa tidak akan dimengerti, dan
gunanya untuk apa juga tidak diketahui. Paling jauh orang itu hanya
akan membuka buku lain lagi untuk memperoleh jawabnya, atau bertanya
kepada orang lain yang dianggap mengerti. Inilah situasi di Indonesia.

William James di dalam bukunya melihat bahwa ada dua macam manusia
penghayat keagamaan; yaitu: manusia yang lahir dua kali (twice born),
dan manusia yang lahir satu kali saja (once born).

Manusia yang lahir dua kali adalah manusia yang mengalami suatu
pengalaman relijius traumatis: suatu perjumpaan pribadi dengan yang
absolut. Perjumpaan pribadi itu bisa diceritakan dengan narasi yang
terstruktur rapi sehingga akan dimengerti oleh orang lain juga. Narasi
akan berupa deskripsi tentang hal-hal yang sedikit demi sedikit
akhirnya membawa seseorang sehingga mengalami hal traumatis tersebut.
Dan setelah hal traumatis berupa pengalaman relijius yang
menggoncangkan itu dialami, subyek akan berubah total. Berubah total
dalam arti akan menjadi seorang yang percaya penuh bahwa "Tuhan" memang
berperan dalam hidupnya dan bahwa ada misi tertentu di hidupnya.

Tuhan tidak lagi menjadi suatu kata kosong seperti yang dialami oleh
sebagian besar dari kita, tetapi merupakan suatu kata penuh makna yang
terkait erat dengan hidupnya hari per hari, menit per menit, detik per
detik. Tuhan hidup di dalam diri subyek.

Manusia yang lahir satu kali adalah mereka yang tidak pernah mengalami
pengalaman relijius traumatis. Hidup berjalan sebagaimana adanya tanpa
merasa perlu adanya intervensi Tuhan dalam kehidupan pribadi. Tanpa
merasa perlu adanya intervensi yang benar-benar terasakan bahwa "Tuhan"
berbicara kepada subyek dengan kata-kata yang jelas dan tidak bisa
diartikan lain. Karena tidak ada keinginan dan harapan bahwa Tuhan
perlu hadir secara pribadi, maka kehidupan subyek akan berjalan seperti
itu saja selama hidupnya. Memang relijius, tetapi relijius suam-suam
kuku saja. Tidak ada yang istimewa, semuanya seperti terstruktur dalam
buku petunjuk. Hidup seperti apa adanya. Gembira bila sedang gembira,
dan sedih bila sedang sedih Mereka yang mengalami kelahiran dua kali
secara relijius terutama berasal dari kalangan Protestan, dan mereka
yang cuma lahir sekali terutama berasal dari kalangan Katolik. Itu
menurut penelitian William James dengan kesaksian-kesaksian tertulis
yang tak terhitung banyaknya di dalam bukunya itu.

Mereka yang mengalami kelahiran dua kali adalah mereka yang hidupnya
bisa berubah total setelah bertemu "Tuhan". Bisa menjadi seorang yang
taat beragama walaupun tadinya seorang yang tidak percaya. Bisa
melakukan hal-hal luar biasa walaupun tadinya tidak memiliki tenaga dan
daya untuk itu. Tetapi mereka yang hanya lahir sekali saja hanya akan
seperti itu saja selama hidupnya. Pengalaman relijiusnya terutama
bersifat komunal, dan bukan pengalaman pribadi bertemu dengan "Tuhan"
dalam suatu ruang dan waktu tertentu.

Masyarakat Indonesia terutama terdiri dari mereka yang lahir satu kali
saja. Jarang kita bertemu seseorang yang asli, yang mengalami sentuhan
"Tuhan", yang memiliki pengalaman relijius traumatik sehingga tidak
lagi tergoyahkan di dalam imannya. Yang tahu bahwa sesuatu yang
dipercayainya adalah benar walaupun semua orang lain tidak percaya.

Dan lahir dua kali tidaklah harus berarti memiliki suatu pengalaman
relijius dalam arti orthodoks konvensional atau menuruti ajaran-ajaran
majelis ulama ini atau majelis ulama yang itu. Tidak seperti itu
maksudnya. Kelahiran dua kali melalui pengalaman relijius traumatik
adalah pengalaman pribadi yang berada di luar jangkauan
kategori-kategori KTP. Bisa saja dikategorikan sebagai musyrik atau
bidah. Tetapi itu genuine, asli, dan itulah yang berarti besar secara
rohaniah karena tidak ada lagi yang bisa menggoyahkan keyakinan orang
itu.

Kalau yang lahir hanya satu kali, pengalaman relijiusnya hanya seperti
itu saja. Komunal berupa hari raya yang semakin lama semakin terasa
membosankan. Yang mencari "Tuhan" kesana kemari tetapi tidak juga
ditemuinya. Begitulah kurang lebih menurut William James.

Leo
Milis Spiritual Indonesia <http://groups.yahoo.com/group/spiritual-indonesia>.



      New Email addresses available on Yahoo!
Get the Email name you&#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

Kirim email ke