Refleksi: Di Timor Lorosae (Timor Timur) juga ada patung serupa yang dbuat oleh 
pemerintah NKRI  dengan maksud mengambil hati rakyat negeri jajahan tsb. 

http://www.antara.co.id/arc/2008/12/1/memuja-kebesaran-tuhan-di-patung-kristus-corcovado-brasil/

01/12/08 16:31

Memuja Kebesaran Tuhan di Patung Kristus Corcovado Brasil


oleh Dody Ardiansyah


Jakarta (ANTARA News) - Hanya menempuh waktu sekitar 15 menit dari pantai 
Copacabana Rio de Janeiro yang luar biasa indah, saya tiba di gerbang masuk 
area Patung Yesus Kristus Penebus di Taman Nasional Hutan Tijuca Gunung 
Corcovado, Brasil. 

Sebenarnya mobil-mobil kecil bisa langsung menuju ke atas di dekat lokasi 
patung dengan melalui jalan mulus yang cukup terjal tingginya.

Sementara bagi rombongan yang mengendarai bus disediakan dua buah gerbong trem 
yang akan mengantar ke atas. Namun, menggunakan trem berwarna merah yang 
berjalan menanjak membelah hutan lebat menjadi pengalaman unik yang sulit 
ditemui di tempat lain.

Tidak jauh, saya berjalan menuju loket masuk sekaligus tiket menumpang trem 
seharga 36 real Brasil atau sekitar 16 dolar AS ( setara Rp192.000 dengan kurs 
Rp12.000 per dolar AS) per orang pulang pergi. Cukup mahal, tapi menjadi tidak 
mahal bila dibandingkan dengan harga keindahan yang bisa disaksikan dan 
dinilkmati setibanya di atas nanti.

Saya kemudian mengantri dengan para pengunjung lain yang terlihat berasal dari 
mancanegara untuk menaiki trem dengan jadwal keberangkatan pukul 9.30 pagi.

Tidak lama trem datang, para penumpang dengan tertib menduduki kursi memenuhi 
dua gerbong dengan masing-masing kapasitas 40 orang itu, yang tak lama kemudian 
segera bergerak dengan pelan menuju ke puncak bukit.

Perjalanan menanjak menempuh waktu sekitar 20 menit, namun hijaunya pepehonan 
tropis seperti nangka dan cuaca yang sejuk mulai menenangkan mata dan batin 
ini. Tiba di stasiun terakhir, pengunjung ditawarkan untuk naik lift namun 
harus antri cukup panjang atau berjalan melalui tangga berundak yang memiliki 
sekitar 200 anak tangga.

Di lokasi ini kerumunan cukup padat karena antrian pengunjung yang ingin naik 
ke atas menggunakan tiga lift yang ada, berpapasan dengan pengunjung yang baru 
turun dan mengantri trem ke bawah. 
Namun, sejumlah petugas sukarelawan mengatur dengan baik kerumunan itu sehingga 
kedua antrian berlangsung lancar.

Sampai di puncak masih ada satu ruas tangga lagi yang harus ditempuh. Untungnya 
sudah ada tangga berjalan yang cukup tinggi, yang meringankan pengunjung untuk 
tiba di patung Yesus Penebus. Dari tempat ini, patung Yesus setinggi 38 meter 
ini sudah tampak di depan mata membentuk siluet indah menutupi cerah sinar 
mentari.

Patung yang melindungi

Tiba di puncak bukit dengan ketinggian 710 meter dari permukaan laut, dalam 
naungan patung Yesus dan bentang lebar tangannya seakan berkah perlindungan 
Kristus memancar lekat ke ratusan pengunjung yang berada di bawahnya.

Wajah dan tangan patung Christ Redeemer itu menghadap ke arah kota Rio dan 
pantai Copacabana di bawahnya seakan menerima segala kesalahan dan dosa umat 
untuk ditebusnya.

Berada di tempat tersebut, yang pada tahun lalu masuk sebagai satu dari tujuh 
keajaiban dunia versi new7wonder.com itu, pengunjung seakan dibawa untuk 
menyaksikan kebesaran dan kuasaNya.

Berdiri di bawah patung dengan gaya arsitektur Art Deco yang selesai dibangun 
tahun 1931 itu, para pengunjung dari berbagai bangsa, suku dan agama seakan 
semua disatukan dengan kesadaran akan keindahan nikmat semesta alam yang 
diberikan Tuhan.

Hamparan bukit hijau, dipayungi langit biru cerah bersatu dengan ribuan 
bangunan yang memadati kota Rio berjajar dengan warna putih pantai Copacabana 
dan birunya lautan menyusun membentuk lukisan indah alam.

Semua berdecak kagum, semua termanggu dan akhirnya tersenyum gembira merasakan 
kebahagiaan, mencecap kuasaNya yang menyusup ke dalam hati.

Semua pengunjung yang berada di bawah patung Yesus, tampak berusaha 
mengabadikan momen bersejarah dalam hidup mereka ini dengan berfoto atau 
membuat rekaman video.

Saya pun tak kalah sibuk memotret gambar-gambar indah dan berfoto bergaya 
dengan tangan membentang dengan latar belakang patung Yesus itu.

Setelah puas menghabiskan kapasitas kartu memori di kamera digital, saya menuju 
kaki patung itu tempat sebuah kapel dibangun untuk melayani umat Katholik dan 
Kristen yang ingin berdoa, seperti yang selalu ada di tempat-tempat ziarah umat 
Katholik lainnya.

Sejarah panjang

Dari beberapa situs di internet disebutkan bahwa gagasan pembangunan patung 
Yesus ini muncul pada pertengahan 1850-an. Saat itu imam Katolik Pedro Maria 
Boss meminta dana dari Putri Isabel (Ratu salah satu kerajaan di Brasil) untuk 
membangun sebuah monumen keagamaan yang besar.

Namun Putri Isabel tidak tertarik. Ide pembangunan patung itu terlupakan hingga 
1889 saat Brasil menjadi negara republik dan undang-undang mewajibkan pemisahan 
gereja dari negara.

Ide kedua dicetuskan pada 1921 oleh Keuskupan Agung Rio de Janeiro. Keuskupan 
Agung mengorganisir acara Minggu Monumen untuk menarik para penyumbang, yang 
kebanyakan berasal dari kaum Katolik Brasil.

Christ Redeemer atau dalam bahasa Portugis Cristi Redentor didesain oleh Heitor 
da Silva Costa dan dipahat oleh Paul Landowski asal Prancis. Butuh lima tahun 
membangun patung ini dari beton dan batu. Jalan kereta api pun dibangun untuk 
membawa potongan-potongan besar patung ke puncak gunung.

Patung selesai dan diresmikan pada 12 Oktober 1931, berbagai penyempurnaan 
terus dilakukan seperti membangun lift dan eskalator yang memudahkan para 
pengunjung.

Patung hampir serupa dibangun di puncak Bukit Fatucama, Dili, Timor Timur pada 
1996, namanya Patung Kristus Raja. Patung ini merupakan simbol peringatan 
integrasi Timor Timur ke Indonesia. Ketinggiannya 27 meter untuk melambangkan 
27 provinsi Indonesia saat itu. Namun konon patung ini sudah tidak lagi terawat 
baik. 

Kondisi ini sangat jauh berbeda dengan Patung Yesus di bukit Corcovado ini, 
pengelolaan yang rapi dan bersih membuat para pengunjung bukan saja terpana 
atas keindahan patung itu tetapi juga merasakan kenyamanan yang luar biasa 
berada di areal itu.

Tidak ada sampah yang bertebaran, tidak ada coretan di dinding dan semua 
berlangsung dengan tertib tanpa keributan karena semua dijaga dan diatur dengan 
baik.

Ribuan pengunjung dari manca negara datang setiap tahunnya ke tempat ini, dan 
para wisatawan itu bukan saja para peziarah beragama Katholik dan Kristen 
tetapi juga dari agama lain yang ingin menikmati keindahan lokasi patung itu. 
(*)

COPYRIGHT © 2008

Attachment: show.php?f=Zm90by1wYXR1bmd5ZXN1cy5qcGc=
Description: Binary data

Kirim email ke