Mg Adven III: Yes 61:1-2a.10-11; 1Tes 5:16-24; Yoh 1:6-8.19-28 "Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya.” Ketika Bapa Suci, Paus Yohanes Paulus II, berkunjung ke Indonesia, antara lain ke wilayah Keuskupan Agung Semarang, di Yogyakarta, kebetulan saya bertugas sebagai Ekonom Keuskupan Agung Semarang, dan secara otomatis terlibat dalam kepanitiaan kunjungan pastoral Paus. Kurang lebih enam bulan lamanya kami harus mempersiapkan kunjungan pastoral tersebut. Berbagai kegiatan dan usaha dilakukan antara pencarian dana/biaya dan yang tidak kalah penting adalah mempersiapkan Umat Allah maupun masyarakat untuk menyambut kunjungan pastoral tersebut. Bagi Umat Allah antara lain diselenggarakan Novena khusus, 9 kali per minggu, sebelum hari “H”. Secara kebetulan juga saya terlibat dalam hal keamanan, diawali ketika Pangdam Diponegoro minta informasi dari Keukupan perihal persiapan kunjungan tersebut, hal itu terjadi kurang lebih satu bulan sebelum hari ‘H’.,dan saya mewakili panitia menghadap Bapak Pangdam Diponegoro. Cukup menarik dan mengesan dialog dengan Bapak Pangdam. Begitu masuk ke kamar kerja beliau saya dengar suara-suara dari beberapa ‘HT’ perihal keamanan, dan memang isi pokok dialog kami adalah masalah keamanan. Ketika kepada kami ditanyakan perihal persiapan yang terkait dengan masalah keamanan, antara lain saya jelaskan bahwa kami telah mempersiapkan umat secara rohani dengan banyak berdoa agar kunjungan pastoral berjalan baik tanpa halangan dan gangguan. Sedangkan kepada kami Bapak Pangdam memberitahukan bahwa aparat keamanan sudah sedini mungkin memonitor dan berpartisapasi dalam hal keamanan ini, antara lain beliau jelaskan bahwa : seluruh Indonesia harus aman, karena Paus adalah Pemimpin Negara/Tamu Negara yang penting dan secara khusus bahwa daerah Yogyakarta dan sekitarnya harus sungguh aman, dst.. Isi dialog tersebut kami sebarluaskan ke paroki-paroki atau umat yang akan hadir dalam kunjungan pastoral tersebut, dan ternyata pihak aparat keamanan juga meneruskan ke aparat atau pembantu dalam lingkungan pelayanannya. Salah satu dampak dari kewaspadaan perihal keamanan, yang berupa persiapan antara lain, sejauh saya dengar, adalah: umat yang menuju ke tempat kunjungan pastoral, di lapangan udara Maguwaharja-Yogyakarta, entah di dalam bus, kendaraan pribadi atau gerbong kereta api, mereka berdoa dan menyanyi selama dalam perjalanan, dan di stasiun-stasiun kereta api dikumandangkan lagu-lagu rohani. Suara-suara pujian menggema di perjalanan, itulah yang terjadi. "Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya.”(Yoh 1:23) Dalam Warta Gembira atau bacaan Injil hari ini kepada kita ditampilkan seorang tokoh, Yohanes Pembaptis, “yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan” . Kita semua dipanggil untuk meneladan Yohanes Pembaptis dengan ‘berseru-seru: Luruskan jalan Tuhan’, terutama pada diri sendiri dan kemudian kepada sesama kita. “Meluruskan jalan Tuhan” berarti membuka diri sepenuhnya kepada Penyelenggaraan Ilahi: buka hati, jiwa, akal budi dan tubuh. Buka dan kenali dengan baik isi hati, jiwa, akal budi dan tubuh anda, dan sekiranya ditemukan hal-hal yang merintangi atau menghalangi kedatangan Tuhan baiklah kita bersihkan atau singkirkan. Yang merintangi atau menghalangi adalah dosa-dosa kita, maka sekiranya berdosa marilah kita mengaku dosa, mohon kasih pengampunan Tuhan melalui atau dalam penerimaan Sakramen Pengampunan. Ada baiknya kita ‘saling meluruskan jalan Tuhan’, artinya dengan sharing atau curhat membuka diri terhadap sesama atau saudara-saudari kita serta mohon tanggapan atau masukan perihal diri kita, sejauh mana ada hal-hal atau dosa-dosa yang merintangi atau menghalangi kedatangan Tuhan. Dalam sharing atau curhat kiranya kita juga dapat saling minta maaf dan mengampuni.Rasanya shring dan curhat ini pertama-tama dan terutama dilaksanakan dalam kelompok basis atau dasar, yaitu dalam keluarga-keluarga atau komunitas-komunitas pastoran atau biara. Jika dengan saudara-saudari yang paling dekat kita dengan mudah dan terampil bersharing dan ber-curhat, kiranya kita akan memperoleh kemudahan untuk bersharing dan ber-curhat dengan siapapun dan dimanapun., dengan demikian kedatangan Penyelamat Dunia akan menjadi nyata dalam kehidupan kita bersama, dunia damai sejahtera. Kita semua berada di dalam ‘jalan Tuhan’, hidup dari dan oleh Roh Kudus, sehingga menghasilkan buah-buah keutamaan yaitu “ kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri”(Gal 5:22-23) “Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. Janganlah padamkan Roh, dan janganlah anggap rendah nubuat-nubuat. Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan” (1Tes 5:16-22) Apa yang diserukan oleh Paulus kepada umat di Tesalonika di atas ini kiranya merupakan cara yang bagus dalam rangka mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan Tuhan, Penyelamat Dunia: · “Bersukacitalah senantiasa”. Yang akan kita sambut kedatangannya adalah ‘sukacita besar bagi seluruh dunia’, maka selayaknya kita ‘bersukacita senantiasa’. Untuk bersukacita hemat saya tidak terlalu sulit alias mudah, jika kita berani menghayati diri sebagai yang terkasih, yang telah menerima kasih karunia dari Allah secara melimpah melalui saudara-saudara kita, mereka yang paling dekat dengan kita, terutama orangtua kita masing-masing. Maka marilah kita kenangkan aneka macam bentuk kasih karunia yang telah kita terima, yang telah membuat kita tumbuh berkembang seperti yang ada saat ini. Percayalah jika anda berani mengakui dan menghayati kasih karunia tersebut maka anda akan senantiasa bersukacita. · “Tetaplah berdoa”. Ketika berada dalam sukacita atau gembira hendaknya jangan lupa berdoa, melupakan kebiasaan berdoa setiap hari, setiap saat sesuai dengan kebutuhan dan keadaan. “Doa pada dasarnya berarti mengangkat hati, mengarahkan hati kepada Tuhan, menyatakan diri anak Allah, mengakui Allah sebagai Bapa” (KWI: Iman Katolik, Buku Informasi dan Referensi, Penerbit Obor 1996, hal 194) Kita semua adalah ciptaan Allah, tergantung sepenuhnya dari Allah, maka marilah kita angkat dan arahkan hati kita kepada Allah kapanpan dan dimanapun serta dalam keadaan dan situasi apapun. Serahkan hati kepada Allah agar hati kita dijiwai atau dihidupi olehNya. · “Mengucap syukurlah dalam segala hal”. Salah satu atau kiranya yang terutama dan pertama-tama sebagai bentuk doa ialah doa syukur. Segala sesuatu yang ada pada kita, yang kita miliki atau kuasai adalah anugerah Allah, yang kita terima melalui saudara-saudari atau sesama kita, maka selayaknya selain kita bersyukur dan berterima kasih kepada Allah, juga bersyukur dan berterima kasih kepada saudara-saudari kita. Marilah kita saling bersyukur dan berterima kasih. · “Jauh dirimu dari segala jenis kejahatan”. Menjauhkan diri dari segala jenis kejahatan berarti hidup bersusila. “Susila adalah sikap dan perilaku yang sesuai dengan harapan-harapan masyrakat, yang dikendalikan oleh nurani tertinggi (super ego) dalam tatanan kehidupan, terutama yang menyangkut pengendalian nafsu-nafsu primitif manusia” (Prof Dr.Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka-Jakarta 1997, hal 26). ‘Nafsu-nafsu primitif manusia’ antara lain adalah sex,.makanan dan minuman, maka baiklah kita mengendalikan nafsu atau kebutuhan sex, makanan dan minuman, tidak serakah dengannya. Dalam hal sex misalnya tidak menyeleweng: suami atau isteri setia pada pasangannya, muda-muda tidak hubungan sex sebelum pernikahan, yang terpanggil untuk hidup tidak menikah setia pada janjinya, dst.. Dalam hal makanan dan minuman hendaknya dijauhkan apa yang berkelebihan atau tidak sehat bagi tubuh. "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku,sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia” (Luk 1:46-50) Jakarta, 14 Desember 2008 Apakah saya bisa menurunkan berat badan? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers! http://id.answers.yahoo.com