http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2008121501464143
Senin, 15 Desember 2008 DINAMIKA POLITIK: Jadi Dilema, Bertambahnya Parpol Baru Berbasis Islam JAKARTA (Dtc/Lampost): Makin banyak munculnya partai berbasis Islam membuat dilema. Selain banyak organisasi massa (ormas) yang tertarik menjadi partai, pada bagian lain partai "tua" mulai gerah. Salah satu ormas yang mulai berniat meningkatkan status menjadi partai politik (parpol) adalah Front Pembela Islam (FPI). Kini ormas itu tengah mengkaji pendirian partai politik. Alasannya, mereka menilai parpol Islam yang ada tidak menyuarakan aspirasi umat dan tidak memperjuangkan syariat Islam. "Jika partai-partai Islam tidak berubah dalam gerakannya, masih juga tidak bisa mengayomi aspirasi umat, kalau caranya begini terus, DPP FPI akan mengkaji untuk membuat sebuah parpol," kata Sekjen DPP FPI Ahmad Shobri Lubis saat dihubungi Sabtu (13-12) malam. Menurut Sobri, pengkajian pendirian parpol itu merupakan salah satu rekomendasi Munas II FPI yang digelar di Bogor, 9--11 Desember 2008. Jika jadi didirikan, nantinya partai tersebut berada di bawah kontrol DPP FPI. Program utama partai ini adalah penerapan syariat Islam secara kafah dalam bingkai NKRI. Motif di balik pendirian partai itu, terang Shobri, adalah karena partai-partai Islam yang ada kini dinilai tidak benar-benar memperjuangkan syariat Islam dan mengabaikan aspirasi mayoritas umat Islam. "Semua parti Islam belum ada yang menuntut pembubaran Ahmadiyah. Satu pun tidak ada. Padahal mayoritas umat sudah menginginkan pembubaran Ahmadiyah. Tapi partai Islam tidak ada yang peduli itu." Sementara itu, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menyerukan umat Islam tidak memilih parpol berbasis Islam yang baru. Alasannya bila memilih partai Islam baru, suara yang terkumpul cenderung mubazir. Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar meminta kiai PKB mengeluarkan seruan ke warga NU tidak memilih partai Islam baru. "Kami akan minta fatwa kiai agar warga NU tidak memilih partai Islam baru yang tidak jelas. Suaranya akan mubazir karena akan kurang dari 15 persen," kata Muhaimin usai acara pembukaan Silaturahmi Nasional Alim Ulama NU-PKB di Yogyakarta, Minggu (14-12). Muhaimin biasa yang akrab disapa Cak Imin, mengatakan hal itu perlu dilakukan dalam upaya mendidik masyarakat menjadi bagian seleksi penyederhanaan partai. Sebab, upaya penyederhanaan dosis partai yang dilakukan DPR saat membahas RUU parpol tidak berhasil. Munculnya partai baru menyebabkan destabilisasi politik terutama di parlemen. "PKB menginginkan 10--15 partai saja. Kalau partai terlalu banyak akan lamban menghasilkan kemakmuran rakyat. PKB kalah memperjuangkan penyederhanaan partai," kata dia. n K
<<bening.gif>>