Refleksi: Kalau pengungsi Rhingya tetap di Indonesia akan menemui banyak kesususahan seperti apa yang mereka alami di Miyamar, sebab mayoritas penduduk Indonesia bukan saja tidak kaya tetapi miskin melarat. Pemerintah berkuasa tidak mampu memberikan lapagan kerja dan oleh karena banyak yang dikirim menjadi pahlawan devisa tanpa perlindungan hukum.
Jadi bagaimana kalau atas usaha Dewan Islam Australia (AFIC) untuk para pengungsi Rohingya di kirim ke Australia saja, tanah Australia luas dan lagi negeri kaya dan teratur tata hukumnya, atau yang paling bagus dikirim ke Arab Saudia, tanahnya luas, negerinya banyak fulus nan kaya raya dan lagi dari segi agama 100% lebih cocok. http://www.antara.co.id/arc/2009/2/15/dewan-islam-australia-minta-pengungsi-rohingya-tidak-dideportasi/ 15/02/09 13:15 Dewan Islam Australia Minta Pengungsi Rohingya Tidak Dideportasi Brisbane (ANTARA News) - Federasi Dewan Islam Australia (AFIC) berharap pemerintah RI tidak mendeportasi para pengungsi Muslim Rohingya ke negara asal mereka, Myanmar. Sebaliknya AFIC berharap Indonesia menampung mereka untuk sementara waktu sampai ada penyelesaian terbaik atas masalah ini. "Kami berharap pemerintah RI menunjukkan rasa kasihan kepada penderitaan para Muslim Rohingya yang merupakan kelompok minoritas tertindas di Myanmar," kata Presiden AFIC, Ikebal Adam Patel, dalam suratnya kepada duta besar RI di Canberra yang tembusannya diperoleh ANTARA di Brisbane, Minggu. Pemerintah RI diharapkan tidak mengembalikan para pengungsi Muslim Rohingya itu? karena dikhawatirkan hukuman mati menunggu mereka di sana. "Atas nama kemanusiaan dan rasa kasihan, kami berharap pemerintah RI mempertimbangkan nasib mereka dan mengizinkan mereka menetap sementara waktu di Indonesia sampai ada penyelesaian yang pantas," kata Patel. Sebanyak 391 orang "manusia perahu" Rohingya kini ditampung di dua tempat di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam setelah sempat terkatung-katung di tengah laut selama beberapa lama dan diperlakukan secara tidak manusiawi oleh otoritas keamanan Thailand. Mereka tiba di wilayah provinsi paling utara Pulau Sumatera itu dalam dua gelombang, yakni 193 orang pada 7 Januari dan 198 orang lainnya pada 3 Februari. Para pengungsi Muslim Rohingya gelombang pertama ditampung sementara di Pulau Weh, Sabang, sedangkan yang datang 3 Februari ditampung di Kecamatan Idi Rayeuk, Aceh Timur. Januari lalu, pihak berwenang Thailand dilaporkan telah melepas sedikitnya seribu orang Muslim Rohingya ke laut lepas dengan perahu-perahu mereka tanpa dilengkapi perlengkapan dan stok air/makanan yang memadai. Laporan media internasional juga menyebutkan banyak di antara para "manusia perahu" Rohingya itu mengaku disiksa aparat Thailand.