http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2009021406181016
Sabtu, 14 Februari 2009 Diam-Diam Kemiskinan Meningkat! H. Bambang Eka Wijaya "TAKUT benturan dengan nyaringnya iklan sukses partai berkuasa, secara diam-diam angka kemiskinan di negeri kita meningkat!" ujar Umar. "Fakta tersebut diungkap di DPR oleh Menteri Negara Perencanaan Pembangunan/Ketua Bappenas Paskah Suzetta, dengan lonjakan angka kemiskinan secara absolut dari 32,38 juta orang menjadi 33,714 juta orang pada 2009!" (Kompas, 13-2) "Rupanya fakta itu yang disambar Ketua Umum DPP PDI-P Megawati untuk menuding pemerintahan SBY gagal mengendalikan dampak krisis global!" sambut Amir. "Kata Megawati di forum pengusaha bertanya parpol menjawab kemarin, pemerintah menyalahkan faktor-faktor luar negeri sebagai penyebab tak tercapainya janji mereka! Padahal, tegas Megawati, seharusnya kita mengantisipasi pengaruh luar itu agar bisa mengendalikan eksesnya di dalam negeri!" "Fakta itu bisa dibawa retorika politik ke mana saja!" timpal Umar. "Di sisi lain, pukulan dampak krisis keuangan global ini juga tidak mudah untuk ditutup-tutupi dengan retorika serapi apa pun! Jadi, lebih baik kita tinggalkan gemuruh retorika, menyimak lebih saksama secara kualitatif realitas peningkatan kemiskinan jutaan orang warga bangsa! Sebab, ketika suatu gelombang situasi menenggelamkan jutaan orang menjadi OMB--orang miskin baru--secara kualitatif tingkat kemiskinan OML--orang miskin lama--juga menjadi makin lebih dalam lagi! Jadi makin lebih sukar pula usaha kita mengentaskannya!" "Namun begitu kita jangan fatalistik, menyerah seolah tak ada lagi usaha yang bisa dilakukan untuk menguak jalan keluar!" tegas Amir. "Pemerintah telah menyiapkan dana stimulus Rp71,3 triliun untuk meningkatkan daya beli rakyat, meningkatkan daya saing dan daya tahan dunia usaha, serta meningkatkan belanja infrastruktur padat karya! Semua itu diharapkan bisa menjadi bantalan agar empasan krisis global terhadap warga miskin tidak terasa terlalu menyakitkan!" "Harapan pada usaha-usaha yang ditempuh pemerintah tak ada salahnya!" sambut Umar. "Tapi, coba kita simak ulang perdebatan tentang stimulus yang diajukan Obama di Kongres AS, meski akhirnya disetujui! Kata kalangan kontrastimulus, stimulus hanya menyelamatkan dan lebih dinikmati segelintir orang di Wall Street yang bergaji jutaan dolar setahun--biang penyulut krisis itu sendiri! Sejauh mana bisa dijamin, stimulus tidak hanya membuat basah kuyup segelintir orang yang menerima guyuran, sedang rakyat cuma kecipratan ala kadarnya?" "Namanya stimulus, jangan diharapkan berlebihan!" entak Amir. "Stimulus itu ucapan keseleo lidah dari siti mulus, merangsang! Kalau lauk mirip jengkol, untuk merangsang nafsu makan! Bukan kenyang dari makan jengkolnya, melainkan merangsang supaya makan nasinya jadi banyak!" "Justru stimulus sebagai siti mulus yang seksi itulah, keandalannya mengatasi laju kemiskinan yang kian masif, jadi kurang bisa diharapkan!" tukas Umar. "Karena siti mulus yang seksi itu lebih mungkin ditonjolkan sebagai pajangan dalam kampanye sukses! Kampanye indahnya program, bukan hasilnya mengentaskan kemiskinan--yang menurut hitungan Bappenas tak terbendung peningkatannya!
<<bening.gif>>
<<buras.jpg>>