BANG TAWANG, coba belajar jujur. Dlm perang antara Israel dan Hammas
jatuh korban civilians sejumlah beberapa RATUS dan tidak ribuan. Korban
non-combatants berapapun itu perlu disesali dan sedapat mungkin dicegah.
Tapi kita hrs meliat kenyataan di lapangan Hamas yg memulai pertikaian
dg me-rocket tempat pemukiman civilians di Israel.

Israel membalas dg keras sekali. Hamas ngumpet di tengah2 penduduk jadi
akhirnya penduduk turut menjadi korban. Namun demikian Hamas tidak mau
menghentikan serangan rocket mereka yg sengaja ditujukan kpd penduduk
civilians.

Di Sudan pembunuhan keji dilakukan oleh pemerintah dg bantuan gerombolan
yg dikenal sbg Janjaweeds yaitu gerombolan liar yg bersuku bangsa Arab.
Gerombolan ini membunuhi, memperkosa, memperbudak sama2 Muslim yg tidak
disukai oleh pemerintah Sudan. Jangan lalu dibelokkan mereka melawan
kaum Kristiani di bagian Selatan Sudan.
--- In zamanku@yahoogroups.com, "tawangalun" <tawanga...@...> wrote:
>
>
> Israel yang membantai ribuan wanita dan anak2 di Gaza kemarin,
Presiden dan PMnya tidak ditangkap/diadili.
> Lah presiden Sudan yang Muslim yang melawan pemberontak Kristen di
sana justru diadili dan dijadikan buron.
> Ummat Islam harus bersatu dalam melawan ketidak-adilan ini.
> Jika perlu keluar dari PBB
>
> AS yang telah sukses merampok minyak, gas, emas di banyak negara2
Islam termasuk Indonesia sehingga ummat Islam hidup dalam kemiskinan
sekarang tengah mengincar minyak dan gas Sudan.
>
> Wassalam
>
>
http://warnaislam.com/rubrik/sinai/2009/3/9/2520/AS_Takut_Jika_Sudan_Men\
jadi_Negara_Islam_Kuat.htm
>
> AS Takut Jika Sudan Menjadi Negara Islam yang Kuat
> Senin, 09 Maret 2009 00:42
>
> Ketakutan AS atas kebangkitan Islam membuat mereka terus berupaya
untuk melemahkan setiap negara mayoritas muslim, sekaligus memanfaatkan
negara tersebut untuk kepentingannya. Salah satu negara yang paling
ditakuti AS saat ini adalah Sudan. Karena setelah diteliti, ternyata
Sudan memiliki kekayaan alam yang besar. Kekayaan alam ini disambut
dengan wacana untuk menerapkan syariat Islam secara kaffah.
>
> AS tentunya tidak akan membiarkan kebangkitan Sudan ini terjadi. Bila
Sudan bangkit, maka akan bertambah jumlah negara Islam yang berani
menentang AS, seperti Iran, Suriah, Palestina, dan lainnya. Dan tentunya
ini akan menstimulus kebangkitan seluruh negara Islam lainnya. Untuk
itu, AS terus berusaha melemahkan Sudan, melalui International Criminal
Court (ICC) dan lainnya.
>
>
>
> AS sadar bahwa menggunakan kekuatan militer bukanlah cara efektif,
karena harus menguras dana besar dan menelan korban jiwa yang tidak
sedikit. Penyerangan AS terhadap satu-satunya pabrik obat di Sudan pada
tahun 1998 terbukti tidak melemahkan Sudan. Selain itu tekanan dunia
atas serangan militer akan sangat merugikan AS.
>
>
>
> Cara lain untuk melemahkan Sudan adalah dengan memblokadenya, seperti 
yang AS terapkan pada Iran, Gaza, dan lainnya. Namun hal ini juga tidak
mungkin efektif, karena Sudan adalah negara besar yang dikelilingi 9
negara lainnya. Dan tentunya akan makan waktu lama bagi AS untuk menekan
9 negara tersebut untuk menekan Sudan. Apalagi Sudan masih memiliki
hubungan dengan Rusia dan Cina, yang membuat blokade tidak menjadi
pilihan yang tepat.
>
>
>
> Oleh karena itu, AS kembali menerapkan konspirasi lama yang hingga
kini terbukti masih efektif di beberapa negara. Yaitu menyuburkan
konflik internal, mengkotak-kotakkannya menjadi negara-negara kecil.
Setelah negara tersebut lemah, giliran sumber daya alam yang akan diraup
secara mudah.
>
>
>
> Hal ini bukan isapan jempol. Mendagri Israel Avi Dichter membeberkan
motif di balik konflik Sudan di salah satu media Israel pada 10 Oktober
2008, dalam sebuah artikel berjudul, "Tujuannya Memecah Sudan Menjadi
Kumpulan Negara Kecil, dan Menyibukkannya dengan Perang Sipil."
>
>
>
> Avi Dichter mengungkap ketakutannya, "Sudan memiliki sumber daya alam
yang melimpah, luas wilayah yang besar, dan jumlah penduduk yang banyak.
Besar kemungkinan hal ini akan mengubah Sudan menjadi negara kuat,
sekaligus menjadi pelindung bagi negara-negara Arab lainnya."
>
>
>
> Kekuatan negara Islam ini yang paling ditakutkan Zionis-Yahudi, AS,
dan sekutunya. Bagaimana tidak, secara luas, Sudan memiliki wilayah yang
mencapai 2,5 juta km persegi, dihuni oleh 40,2 juta jiwa (survei 2008).
>
>
>
> Secara letak geografis, Sudan menguasai penuh wilayah kunci mengontrol
sumber air sungai Nil, yang mengalir ke Mesir, dan bisa juga dialirkan
ke Israel. Sehingga jika Israel butuh air, maka ia harus bersikap manis
dengan Sudan.
>
>
>
> Sudan juga merupakan negara kunci Islam di Afrika, yang memiliki
kedaulatan di laut Merah. Di wilayah Selatan, Sudan berbatasan dengan
Kenya, Uganda, Kongo yang belum kuat syariat Islamnya. Sehingga Sudan
menjadi benteng dari Selatan, sekaligus bisa menebarkan pengaruh Syariat
Islam ke wilayah selatan dari Sudan, dan juga dari timur ada Somalia
yang telah mendeklarasikan penerapan syariat Islam secara resmi dalam
sebuah negara yang dipimpin oleh Syekh Syarif Syekh Ahmed.
>
>
>
> Secara sumber daya alam, Sudan juga penghasil minyak yang tak
tanggung-tanggung. Secara umum, Sudan memiliki 99,1 milyar meter kubik
gas alam yang belum tereksploitasi. Cadangan minyak bumi mencapai 631,5
juta barel, dan memproduksi minyak mentah sebanyak 500.000 barel
perhari, yang 80%-nya dihasilkan oleh Sudan Selatan.
>
>
>
> Dilemanya, Sudan Selatan ini mayoritas penduduknya Kristiani, namun
dahulu mereka bisa bergandengan tangan dengan umat Islam Sudan. Hanya
saja ketika AS campur tangan, LSM asing masuk, dan Jhon Garank dikader
oleh Mossad dan CIA untuk memberontak dan meminta kemerdekaan Sudan
Selatan, maka hingga saat ini Sudan Selatan menjadi dilema sendiri bagi
Sudan. Ini kesempatan besar bagi AS terus berupaya memecah Sudan.
>
>
>
> Di Barat Sudan ada Darfur yang juga memiliki sumber minyak dan wilayah
subur yang luas. Dalam buku Baina at-Tarikh wa al-Qaqi’ Dr.
Raghib Sirgani mengatakan, “Debu yang terletak di Darfur saja
mengandung uranium.”
>
>
>
> Di tengah kekuatan besar seperti ini, bergelinding bola salju wacana
untuk menerapkan syariat Islam secara lebih intens oleh pemerintah
Sudan. Tidak main-main, yang memperjuangkannya justru Presiden Sudan,
Umar Basyir. Dr. Raghib Sirjani mengabarkan bahwa Umar Basyir adalah
sosok tokoh yang menghafal Al-Quran.
>
>
>
> Sudan juga menjadi salah satu negara yang berpengaruh di dunia Islam
secara pendidikan keislaman, yang memilki Universitas Ummu Darman.
Pelajar dari berbagai penjuru dunia bertolak menuju Sudan. Contoh dekat,
Syekh Syarif Syekh Ahmedâ€"presiden Somalia sekarangâ€"adalah
lulusan dari Universitas Kordovan, Sudan. Kini, sebagai presiden, Syekh
Syarif menjadi ujung tombak menerapkan syariat Islam secara resmi di
Somalia.
>
>
>
> Aroma kebangkitan kembali peradaban Islam yang diiringi kekayaan alam
melimpah seperti ini yang paling ditakutkan AS dan sekutunya. AS tentu
tidak bisa menerima jika Sudan menjadi negara muslim yang kuat; memiliki
kekuatan uranium, kekayaan alam melimpah, letak yang sangat strategis,
wilayah yang luas, dan jumlah penduduk yang besar. Seluruh hal ini
menjadi salah satu motif kenapa AS dan sekutunya terus membuat
kekaucauan di Sudan, dengan segala alat internasionalnya, melalui DK
PBB, ICC, dan lainnya. Wallâhu a’lâm.
>
> Shalom,
> Tawangalun.
>

Kirim email ke