http://anarchoi.gudbug.com/2006/10/13/the-philosophy-of-atheism/

Ateisme sebagai pandangan filosofi adalah posisi yang tidak mempercayai akan
keberadaan tuhan dan dewa nonteisme atau menolak teisme sekaligus. Walapun
ateisme seringkali di samakan ireligiusitas, beberapa filosofi religius
seperti teologi sekuler dan beberapa macam dari Buddhisme Theravada tidak
mempercayai akan tuhan pribadi.

Banyak ateis bersikap skeptis kepada keberadaan fenomena paranormal karena
kurangnya bukti empiris. Yang lain memberikan argumen dengan dasar
filosofis, sosial, atau sejarah. Walaupun banyak dari yang mendefinisikan
dirinya sebagai ateis cenderung ke pada filosofi sekular seperti humanisme
dan naturalisme, tidak ada ideologi atau perilaku spesifik yang dijunjung
oleh semua ateis.

Kata ateisme berasal dari kata sifat dalam Bahasa Yunani Kuno yang berarti
"tidak bertuhan". Pada awalnya ateisme digunakan sebagai julukan peyoratif
yang di gunakan untuk menyebut orang-orang yang kepercayaannya bertentangan
dengan agama yang sudah mapan di lingkungannya. Dengan menyebarnya pemikiran
bebas, skeptisme ilmiah, dan kritik terhadap agama, istilah ateis mulai
dispesifikasi untuk merujuk kepada mereka yang tidak percaya kepada tuhan.

Ateisme bukanlah percaya bahwa Tuhan tidak ada melainkan tidak percaya bahwa
Tuhan ada. Dengan kata lain, ateisme bukan merupakan kepercayaan atau
keyakinan melainkan sistem ketidakpercayaan atau ketidakyakinan. Ateisme
bukan merupakan suatu agama, tidak memiliki ajaran resmi selayaknya agama
pada umumnya. Ateisme juga bukan sebuah pemikiran anti-agama dan anti-tuhan
namun sering kali dikacaukan dengan Antiteisme yang merupakan suatu
pemikiran anti-agama atau anti-tuhan. Ateisme bukanlah agama karena tidak
punya ajaran tertentu, tidak punya kitab suci tertentu, dan tidak juga
menyembah apa pun.

Ateisme sama sekali berbeda dengan komunisme. Komunisme pada umumnya ateis,
tetapi ateis tidak berarti komunis. Komunisme adalah sebuah sistem pemikiran
yang dapat dikembangkan menjadi ideologi dan bahkan sistem pemerintahan,
sementara ateisme merupakan sistem ke(tidak)percayaan.

Agnostisisme tidak sama dengan ateisme. Agnostisisme artinya tidak
mengetahui apakah Tuhan ada atau tidak. Sementara ateisme tidak mempercayai
keberadaan Tuhan.

Pemikiran bahwa Tuhan tidak ada tidak berarti juga berpikir bahwa manusia
bebas melakukan apapun. Ateisme hanyalah suatu keadaan sebatas 'tidak
percaya bahwa Tuhan ada', tidak lebih dari itu. Tidak ada jaminan bahwa
seorang ateis akan berbuat semaunya, seperti juga tidak ada jaminan seorang
beragama dan percaya pada Tuhan akan berbuat baik.

Seorang ateis juga dapat (dan umumnya) menjadi seorang humanis. Terdapat
juga mereka yang menjadi sadis seperti Josef Stalin yang telah terbukti
membunuh 30 juta jiwa rakyatnya sendiri (walaupun perlu ditekankan bahwa
yang kekejaman yang dilakukan Stalin bukan semata karena ia tidak percaya
kepada tuhan namun karena ideologi komunisme yang ia selewengkan), maupun
menjadi seperti Voltaire yang memperjuangkan kebebasan rakyat jelata Prancis
dari kungkungan penguasa pemerintahan dan penguasa agama yang absolut.


-- 
Teddy Sunardi 2009

Kirim email ke