Berikut percakapan antara dua rekan berbeda dengan saya, semoga bermanfaat.


+

PERCAKAPAN 1


T = Bung Leo Yth,

Saya selalu baca email bung yang masuk dalam milis Islam Progresif. Saya setuju 
kita memang perlu belajar menghormati kebebasan berpikir, berekspresi dan 
seterusnya. Ungkapan Bung memang merangsang orang untuk berpikir. Saya meskipun 
tidak sepenuhnya setuju, mengambil manfaat dari sini. 

Saya ingin juga berkomentar terhadap ungkapan Bung berikut :

“Tuhan atau Allah itu cuma istilah untuk merujuk kesadaran kita sendiri. Karena 
kita sadar bahwa kita sadar, maka kita bilang bahwa Tuhan itu ada. Siapa yg 
menanamnya ke dalam manusia tentu saja tidak ada seorangpun yg akan bisa 
menjawabnya. Dari dahulu sampai sekarang tidak ada yg pernah bisa menjawab 
pertanyaan: siapa yg menaruh kesadaran itu di dalam diri kita manusia. “

Saya mendapat jawabannya dari al-Qur’an. Menurut penjelasan al-Qur’an, 
kesadaran atau spirit ketuhanan itu datang dari Tuhan. Tuhanlah yang meniupkan 
spirit ketuhanan pada manusia, tidak kepada binatang

J = Kita tahu bahwa kita memiliki kesadaran, dan kita bisa bilang bahwa 
kesadaran itu datang dari Tuhan. Itulah pencerahan yg datang kepada nabi-nabi 
dalam agama Samawi: Yahudi, Nasrani, dan Islam. Kesadaran mereka tercerahkan, 
dan mereka bisa berbicara dengan Tuhan. 

Tapi apakah mereka berbicara dengan Tuhan yg adanya di luar angkasa? Atau 
dengan Tuhan yg mengirimkan utusan berbentuk Malaikat Jibril dalam bentuk fisik?

Tentu saja tidak. 

Mereka berbicara dengan Tuhan yg adanya di dalam kesadaran mereka sendiri. 
Itulah sebabnya saya menulis bahwa Tuhan atau Allah adalah kesadaran tinggi 
(higher self) yg ada di dalam kesadaran kita sendiri.

Kalau kita menyembah Tuhan, kita menyembah Tuhan yg ada di mana? 

Kita menyembah Tuhan yg adanya di dalam kesadaran kita sendiri saja tentu saja, 
dan bukan dimana-mana.

T = Kemudian terhadap ungkapan:

“Saya sadar bahwa saya sadar. Saya sadar bahwa saya ada. Karena saya ada, maka 
Tuhan ada. Kalau saya tidak ada, maka Tuhan tidak ada. “

Komentar saya: kalau saya tidak ada secara fisik (mati) Tuhan tetap ada. 
Kesadaran saya tidak mati dan pada akhirnya menuju Tuhan. 

J = Tentu saja anda bisa berpikir demikian. Apapun yg anda pikirkan itu valid 
saja, sah saja, namanya pemikiran keagamaan (religious thinkings). Kita bebas 
berpikir apapun, apalagi di abad 21 M ini di mana setiap manusia memiliki HAM 
Kebebasan Beragama dan HAM Kebebasan Berbicara.

Di masa lalu pemikiran berbeda bisa menyebabkan seorang manusia dikucilkan, 
didiskriminasi, dihukum mati, dsb. Dan semua kejahatan itu dilakukan atas nama 
agama dan Tuhan. Pedahal kita sekarang tahu bahwa semua agama dan Tuhan 
merupakan konsep saja.

Tuhan tetap ada di kesadaran tiap manusia, baik manusianya itu beragama atau 
atheis dan, bahkan, baik manusianya itu sadar ataupun tidak.

Kesadaran yg ada di diri anda sama persis dengan kesadaran yg ada di saya, sama 
persis dengan kesadaran yg ada di siapapun. Ini pure awareness, sadar karena 
sadar, dan itulah kesadaran Tuhan. 

Tuhan yg sadar dan melihat dari dalam mata anda sama persis dengan Tuhan yg 
sadar dan melihat dari dalam mata saya, atau mata siapapun.

Cuma sadar saja, aware saja. 

Di luar itu semuanya merupakan konsep buatan manusia saja, yg mengkonsepkan 
bahwa manusia harus mendekatkan diri kepada Tuhan, etc. Pedahal kita tidak bisa 
lebih jauh dan lebih dekat kepada Tuhan, karena Tuhan itu memang sudah paling 
dekat dengan kesadaran yg ada di diri kita sendiri. 

Tuhan itu kesadaran kita sendiri.


+

PERCAKAPAN 2: 


T = Saya ingin tahu, apakah konsep yang Mas Leo miliki mengenai "after death"? 
Kita tahu setiap manusia pasti akan mati. Lalu apa konsep Mas Leo mengenai 
manusia yang mati itu? Saya tau Mas Leo apatis dengan konsep agama-agama 
Abrahamic (Yudaisme, Islam, Kristen), mengenai Surga dan Neraka (please koreksi 
kalau saya salah). 

Lalu apa konsep mas? Apakah seperti agama Buddha? Seseorang bisa menjadi Buddha 
bila telah mencapai kesatuan dalam kesadaran tertinggi menjadi Buddha, dan bila 
kurang khusuk hidupnya gak benar, bisa-bisa reinkarnasi menjadi binatang?

Atau menurut konsep Hindu? Atau ada konsep tersendiri? Kita tahu ada wadag 
halus dan kasar dalam tubuh kita. Kalau wadag tubuh kasar mati, lalu bagaimana 
dengan wadag tubuh halus? kembali ke Illahi? ke Surga? 

J = Dalam tradisi Samawi (Yahudi, Nasrani, Kristen), yg namanya Sorga dan 
Neraka merupakan konsep yg relatif baru. Ini konsep yg paralel dengan konsep 
reinkarnasi dan moksha dalam agama-agama India (Buddha, Hindu). 

Berkaitan dengan konsep Sorga dan Neraka, ada yg namanya dosa dan pahala. Jadi, 
kalau pahala anda lebih banyak maka anda akan masuk Sorga. Dan kalau dosa anda 
lebih banyak, maka anda akan masuk Neraka.

Berkaitan dengan konsep reinkarnasi, ada yg namanya karma dan dharma. Kalau 
karma anda lebih banyak daripada dharma anda, maka anda akan lahir kembali ke 
dunia. Lahir dan mati bergantian sampai akhirnya dharma anda telah cukup untuk 
bisa meninggalkan alam fisik dan moksha. Moksha artinya tidak dilahirkan 
kembali.

Kedua konsep ini sebenarnya cuma mau mengatur tata cara bermasyarakat. Mungkin 
kita bisa pakai istilah syariat di sini. Ada syariat Yahudi, syariat Nasrani, 
syariat Islam, syariat Buddha, syariat Hindu.

Kalau masyarakat tetap statis, tidak berubah, segala macam syariat itu bisa 
saja diterapkan. Masalahnya, kita sekarang berada di masyarakat POST modern di 
mana kita tahu bahwa kita semua manusia bebas, yg memiliki HAM (Hak Azasi 
Manusia).

Karena kita memiliki HAM, artinya kita bisa memilih mau pakai konsep apa dalam 
hidup kita sendiri. Ada yg mau sholat 5 waktu untuk masuk Sorga. Itu bisa saja, 
kalau mau. Ada juga yg merasa sudah tidak perlu sholat lagi karena tidak lagi 
percaya kepada konsep Sorga. Dan itu juga bisa saja, kalau mau.

So, akhirnya setiap manusia akan balik lagi kepada dirinya masing-masing untuk 
memutuskan apa yg akan dilakukannya dengan hidupnya.

Saya sendiri tidak pernah bilang bahwa seorang itu harus ikut ajaran A atau 
ajaran B. Saya cuma bilang bahwa semua agama itu merupakan buatan manusia 
belaka. Bisa dipakai juga, kalau mau, tetapi adanya di dalam domain pribadi. 

Kita tidak bisa memaksakan penerapan ajaran agama di dalam domain publik atau 
kehidupan kemasyarakatan. Kalau kita mau memaksakan ajaran agama dalam 
kehidupan kemasyarakatan, jadinya akan seperti abad kegelapan di Eropa.

Di Eropa masa lalu, syariat Nasrani itu diterapkan, tetapi manusia akhirnya 
sadar bahwa ternyata yg namanya syariat itu cuma ciptaan para pemuka agama 
saja. Bukan untuk kepentingan manusia, melainkan untuk kepentingan pemuka agama 
itu sendiri. Akhirnya agama-agama ditendang dari kehidupan politik. Agama tidak 
lagi menjadi faktor penentu untuk pembuatan kebijakan publik. 

Di sebagian negara, syariat Islam masih diterapkan, tetapi itupun dengan 
kekuatan polisi rahasia, dsb. Negara yg menerapkan syariat Islam tentu saja 
akan membawa nama Allah untuk menempatkan wanita sebagai warganegara kelas dua. 
Tetapi apakah benar itu Allah yg asli yg adanya di dalam kesadaran tiap 
manusia? Tentu saja tidak, Allah yg ada di dalam syariat itu merupakan konsep 
saja. Tujuannya untuk mengatur manusia demi kepentingan pemuka agama dan 
penguasa, cuma itu saja.

Balik ke pertanyaan anda tentang konsep saya tentang "after death".

Menurut saya, yg namanya kematian itu cuma secara fisik saja. Secara fisik kita 
lahir dan mati, tetapi kesadaran yg ada di diri kita tetap. Yg mati itu cuma 
badan saja, karena kesadaran kita tidak pernah mati.

Kesadaran yg ada di diri kita tidak pernah dilahirkan dan tidak akan pernah 
mati. Saya sadar bahwa saya sadar. Saya selalu sadar, dan saya tidak pernah 
tidak sadar. Walaupun saya tidur, saya tahu bahwa saya sadar, saya cuma tidak 
ingat apa yg saya alami waktu saya tidur. Sebagian isi tidur bisa saya ingat, 
namanya mimpi. Tetapi sebagian besar saya tidak ingat. Kalau saya tidak ingat, 
apakah berarti bahwa saya tidak sadar? 

So, kemanapun saya melangkah, baik sewaktu terjaga maupun tidur, saya selalu 
sadar. Saya sadar bahwa saya sadar, I am aware that I am aware.

Dan saya tahu bahwa kesadaran yg ada di saya itu sama persis dengan apa yg kita 
sebut sebagai Tuhan. Tuhan itu bagian dari kesadaran saya, dan kesadaran saya 
bagian dari Tuhan. Kesadaran saya selalu menyatu dengan kesadaran Tuhan.

Kalau kesadaran kita dan Tuhan itu satu, apa artinya "after death"? 

Sebelum mati dan sesudah mati kita selalu satu dengan Tuhan. Kesadaran kita 
menyatu dengan kesadaran Tuhan.

T = Kalau saya, saya menghormati pandangan Mas Leo, karena saya yakin, agama 
Kristen yg saya yakini juga ndak mengajarkan asal ngucap Yesus, langsung jalan 
tol masuk Surga. 

Yesus mengajarkan, "Akulah Pokok Anggur yang Benar, barang siapa tinggal di 
dalam Aku, ia akan Hidup" ini artinya aku meyakini harus manunggal dalam Yesus 
Kristus dalam segala pengajaran dan kesadaran tinggi yang diajarkan-Nya. 

J = Yesus mengajarkan kesatuan antara kesadaran manusia dan kesadaran Tuhan. 

Yesus bilang: "Aku hidup di dalam Bapa, dan Bapa hidup di dalam aku. Kalau kamu 
percaya kepadaku, maka Bapa dan aku akan hidup di dalam kamu."

Artinya, kalau kita percaya ajaran Yesus, maka kesadaran seperti yg ada di 
Yesus juga akan ada di kita. Kesadaran yg ada di Yesus itu tidak lain dan tidak 
bukan adalah pengertian bahwa yg namanya Allah adalah kesadaran tinggi yg ada 
di dalam kesadaran kita sendiri, cuma itu saja.

Anda percaya Yesus hidup di dalam anda bukan? Kalau Yesus benar hidup di dalam 
anda, adanya di mana?

Apakah di dada? Tentu saja tidak.

Yesus itu hidup di dalam kesadaran anda sendiri. Bisa juga dibilang bahwa Yesus 
itu kesadaran tinggi (higher self) yg ada di dalam kesadaran anda sendiri juga.

Lalu Yesus juga bilang bahwa Allah itu hidup di dalam dia.

Berarti, Yesus dan Allah adanya di dalam kesadaran anda juga. Yesus, Allah, dan 
berbagai sebutan untuk Tuhan semuanya merupakan SIMBOL dari kesadaran tinggi yg 
adanya di dalam kesadaran kita juga. 

T = Sedangkan di masa kiamat nanti, Yesus Kristus akan turun kembali ke dunia 
untuk menghakimi orang-orang yang hidup dan yang mati. Ini tidak dipaksakan, 
orang harus percaya, karena Yesus Kristus juga tidak mengajarkan bahwa dia 
menyebarkan agama baru. Dalam Injil Yohanes, banyak sekali dibahas ketika Yesus 
mencela orang-orang Farisi /Ahli-ahli Taurat yang tak mengerti esensi inti 
pengajaran Kasih Illahi Sang Pencipta, dan hanya memberikan beban-beban 
kehidupan kepada umat sedangkan para Ahli Taurat hidup dalam penyimpangan yang 
jauh. Jadi Yesus me-reformasi jalan ajaran untuk mengenal Bapa, Sang Pencipta 
Kehidupan dengan benar. 

J = Kepercayaan tentang Yesus akan datang kembali sebagai Imah Mahdi juga ada 
di dalam Agama Islam.

Menurut saya, yg namanya Mesias atau Imam Mahdi yg akan datang kembali itu 
sebenarnya adalah kesadaran yg ada di diri kita. Mesias atau Imam Mahdi artinya 
simbolik.

Ketika anda sadar bahwa anda sadar, maka anda adalah "Yesus" yg datang kembali 
ke dunia. Ketika anda sadar bahwa Yesus itu adalah kesadaran tinggi yg ada di 
diri anda, maka anda siap untuk menjadi Mesias atau Imam Mahdi.

Mesias itu artinya orang yg menyelamatkan, memberikan pencerahan, mengajarkan 
kepada orang lain bahwa kita semua memiliki kesadaran Illahiah di dalam 
kesadaran kita masing-masing. 

Dan itu bisa saja dilakukan dengan cara biasa-biasa saja, tanpa harus menjadi 
megalomaniak dan petantang petenteng sebagai agen dari Allah yg mengkhotbahi 
orang-orang lain untuk menerapkan syariat, dari agama apapun.

T = Ya, kita sama-sama masih hidup di dunia, ndak tau mana yg paling benar saat 
ini yg mana, semua ngotot paling benar. Tapi ini justru yg memotivasi saya agar 
hidup benar-benar kudus, agar ada kesempatan nanti ketemu Yesus di Sorga, saya 
mau tanya mana yang benar... :) 

J = Yesus ada di dalam kesadaran anda, di sini dan saat ini saja. Anda ini 
Yesus, saya ini Yesus, dan setiap orang adalah Yesus. Karena Yesus bilang bahwa 
Allah hidup di dalam kesadarannya, maka kita juga bisa bilang bahwa Allah hidup 
di dalam kesadaran kita. Allah adalah kesadaran tinggi (higher self) yg adanya 
di dalam kesadaran kita.

Karena Allah selalu ada di dalam kesadaran kita di sini dan saat ini saja, maka 
apa gunanya segala macam konsep usang seperti Sorga dan Neraka?

+

Leo
@ Komunitas Spiritual Indonesia 
<http://groups.yahoo.com/group/spiritual-indonesia>.








      New Email names for you! 
Get the Email name you&#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

Kirim email ke