Menyikapi Politik Uang Dalam Kampanye Pemilu !!! Amien Rais mengajari umatnya bahwa kalo ada partai yang mem-bagi2kan uang agar mencoblos partai itu, ambil saja uangnya tapi nanti cobloslah PAN.
Yaaa.... itu ajaran yang stupid, karena setiap orang memang pasti punya partai favorit yang akan dicoblosnya, jadi kalo ada yang bagi2 uang, maka si partai favoritnya ini juga harus bagi uang agar dia mau mencoblosnya. Jadi biarpun partai favorit kalo tidak bagi2 uang padahal partai yang bukan favoritnya malah membagikan uang, maka lebih baik jangan coblos sama sekali, atau cobloslah dua2nya yaitu partai favorit dan partai yang bagi2 uang itu. Yaaa.... enggak bisa dong gratis2an, dizaman ekonomi krisis begini mana bisa serba gratis, nyoblos juga khan ada ongkos jalannya, ada ongkos haus, ada ongkos makan, belum dihitung kalo terjadi huru hara mendadak bahkan bisa mati mendadak yang ongkos penguburan juga malah lebih mahal lagi. Misalnya, anda punya favorit partai PKB, tapi waktu kampanye ternyata PDIP, Golkar, dan Gerindra bagi2 duit, dan dari ketiga partai ini anda kebagian duitnya dengan harapan mereka bahwa anda mau mencoblos partai mereka. Dalam kasus ini, anda harus tetap setia kepada favorit partai anda yaitu PKB yang anda coblos, tetapi etika anda menerima uang mengharuskan juga anda mencoblos PDIP, Golkar, dan Gerindra ber-sama2 yang telah anda terima duitnya. Begitulah cara2nya yang adil. Sama halnya, kalo anda cuma terima duitnya dari Golkar, dan PKB sama sekali tidak kampanye duit, maka cobloslah Golkar dan PKB. Tapi kalo ternyata cuma PKB saja yang ngasih duit kepada anda, barulah anda cuma mencoblos PKB saja karena cuma partai ini yang anda bersimpaty dan juga bersedia membayarnya. Jangan sekali2 anda dibayar Golkar tapi cuma mencoblos PKB, itu dosa, itu tidak etis, itu mengkhianati dirimu sendiri. Jadi petunjuk2 saya disini, benar2 cara yang paling jujur, paling adil, dan paling tepat dalam menyikapi politik uang dalam kampanye pemilu. Cara2 Amien Rais itu betul2 cara durhaka, cara orang murtad, tidak adil, dan cuma mau menang sendiri sehingga tak cocok untuk dipilih jadi pemimpin bangsa yang harusnya mengajarkan bersikap adil kepada semuanya. Ny. Muslim binti Muskitawati.