http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2009040206134513

      Kamis, 2 April 2009 
     

      BERITA UTAMA 
     
     
     

PENYAKIT ANEH: 'Manusia Buaya' itu Tidak Lagi Berendam Lumpur 


      BRAJA SELEBAH--Acok (26) kini merasa lega. Kulit tubuhnya yang semula 
bersisik dan mengeras mulai hilang. Ia juga tak perlu lagi berendam di lumpur, 
seperti layaknya buaya.

      Sebelumnya kulit Acok sempat mengeras dan retak berbentuk bulat-bulat 
seperti sisik. Penyakit aneh itu muncul setelah ia pulang mencari ikan di 
sungai, 5 Februari lalu. Hari itu, Kamis, sekitar pukul 10.00, Acok bersama dua 
temannya memancing di aliran sungai desanya, Braja Mulia, Kecamatan Braja 
Selebah, Lampung Timur. Acok mendapat ikan banyak melebihi biasanya.

      Menjelang malam, Acok dan rekannya pulang. Tapi, malamnya sekitar pukul 
21.00, Acok kembali lagi ke sungai mencari ikan. Namun, tak seekor ikan pun 
diperoleh, kecuali beberapa ekor katak hijau.

      Uniknya, sampai di rumah--Acok tinggal di perumahan SDN 2 Desa Braja 
Mulia--badannya mulai terasa gatal. Rasa gatal dirasakan di paha kanan, diikuti 
munculnya bulat-bulatan kecil seperti sisik. Rasa gatal itu makin menjadi 
setelah ia menyantap katak yang dimasak istrinya.

      Pagi harinya, Jumat (6-2), sekujur tubuh Acok panas dan gatal-gatal. 
Kulit terasa keras dan bersisik. Untuk mengurangi panas, ia melepas baju dan 
tiduran di lantai sambil sesekali menyirami tubuhnya.

      Malam harinya, rasa panas dan kaku kian menjadi. Karena tak tahan, ia 
membuka baju dan berendam di bak mandi. Pada 7 Februari 2009, keluarga membawa 
Acok ke RS Mardi Waluyo, Metro. Lima hari tak ada perubahan, Acok akhirnya 
dibawa pulang. "Kata dokter, saya cuma alergi," ujar Acok, kemarin, di 
kediamannya.

      Sejak itu, Acok tinggal di rumah pamannya, Giman, sekitar 300 meter dari 
SDN 2 Braja Mulia, karena khawatir perubahan tubuhnya jadi perhatian anak-anak 
sekolah.

      Setiap malam, jika rasa panas tak tertahankan dan badannya kaku, Acok 
berendam di rawa-rawa belakang rumah Giman. Hal itu membuatnya nyaman dan 
kebiasaan aneh itu dilakukannya hingga 8 Maret lalu. "Selama sebulan, tiap 
malam saya merasa panas dan gatal. Kalau berendam di lumpur, saya seperti sehat 
kembali. Kalau tidak berendam, sekujur tubuh kaku dan tak bisa digerakkan," 
ujar buruh serabutan ini.

      Kalau siang hari, Acok masih bisa menahan panas. Ia membuka baju dan 
berendam di bak mandi. Cukup dilakukan di rumah sehingga Acok tak perlu keluar 
saat siang. Di rumah, ia ditemani istri dan Sugi, anaknya yang berusia 2 tahun.

      Menurut Giman, selama sebulan Acok sempat jadi perhatian warga yang 
penasaran oleh isu "manusia buaya". "Bagaimana tidak seperti buaya, nggak siang 
nggak malam Acok terus berendam. Lebih-lebih malam, kalau tidak di lumpur tidak 
mau," kata Giman.

      Warga sekitar banyak membantu Acok. Mereka memberi sumbangan untuk makan 
dan biaya berobat Acok. Kondisi Acok mulai membaik setelah keluarga membawanya 
ke dukun. Oleh sang dukun, ia dimandikan dengan ramuan tradisional. Sisik di 
sekujur tubuh Acok yang dulu mengeras kini tak tampak lagi. Ia pun tak lagi 
berendam di lumpur sejak 8 Maret lalu.

      Rasa gatal di tubuhnya memang masih mengganggu. Cuma saja ia tak perlu 
lagi berendam di lumpur, cukup berendam air biasa. Itu pun tidak setiap malam, 
hanya berendam jika rasa gatal muncul.

      Dokter Arif Effendi belum bisa mendeteksi penyakit Acok. Dia menduga Acok 
alergi makanan. "Untuk memastikan harus dilakukan pemeriksaan," kata dokter 
spesialis penyakit kulit dan kelamin itu.

      Menurut Arif, proses pengobatan dengan berendam di lumpur dan memakai 
ramuan daun atau antiseptik tidak bisa menyembuhkan penyakit kulit. Ramuan daun 
dan antiseptik justru dapat membuat kulit bertambah kering dan kasar.

      Berendam di lumpur panas, jelasnya, memiliki efek seperti mandi sauna. Di 
satu sisi melancarkan peredaran darah, tetapi membuat kulit jadi kering. "Kalau 
berendam di lumpur dingin, belum tahu efeknya seperti apa. Yang pasti, berendam 
di lumpur dingin juga tak bisa menghilangkan panas dan gatal," ujarnya. n AGUS 
SUSANTO/R-2
     

<<bening.gif>>

Kirim email ke