T = Salam,


Saya kecewa sekali memperhatikan milis Spiritual-Indonesia yang
sekarang menjadi ajang hujat menghujat, terutama menghujat Islam,
Muhammad dan Allah swt. Selama ini saya hanya membaca apa yang muncul
dan mencoba menahan diri sambil mengambil pengetahuan dari para anggota
SI.



J = Menurut saya selama ini segalanya biasa-biasa saja, tidak ada hujat
menghujat. Yg ada cuma bermacam-ragam pendapat belaka. Yg namanya hujat
menghujat adalah caci maki. Kita di sini sama sekali tidak mencaci maki
orang. Kita bebas berpendapat apa saja, tentang apapun. Dan pendapat
kita bukan caci maki, bukan hujatan. 



Bisa dilihat bedanya?



T = Pertama saya memperkenalkan diri dahulu, muncul posting dari K yang
mengumumkan bahwa saya adalah penantang keras terhadap Kristen di milis
debat-religious.



J = I have no problem with that. Anda mau menentang apapun kek, mau
mendukung apapun kek, it's your own opinion, pendapat anda pribadi. Apa
hubungannya sama saya dan teman-teman lainnya?



T = Saya tidak memberi reaksi apapun sebab saya yakin milis
spiritual-indonesia ini adalah milis yang adem. Ternyata saya salah
karena saya membaca ada "jawangarab" dan "si muhammad" dan sebagainya.
Kemana sopan santun anda semua?



J = Milis Spiritual-Indonesia memang adem ayem dari dahulu sampai
sekarang, we enjoy ourselves, kita bebas beropini apa saja, berdiskusi
apa saja. Ternyata anda sendirilah yg merasa kebakaran jenggot. Berarti
masalahnya ada di anda sendiri dan bukan di orang lain.



Maybe ada yg menyebut dirinya Jawangarab atau si Muhammad which is
boleh-boleh saja, tidak haram. Dan segalanya masih dalam batas sopan
santun karena kita tidak pernah memaki-maki orang lain.



Kalau ada yg minta diajarin, ya diajarinlah. Tapi diajarinnya juga
dengan gaya biasa-biasa saja karena kita bukan ulama. Kita tidak perlu
pasang image sebagai orang yg paling tahu tentang dunia dan akhirat
seperti kelakuan para ulama itu.



T = Sang penulis yang orang Bali tidak pernah berani menulis keling
Bali, India Bali - dan lain-lain. Bahkan dia merasa agamanya yang
pantang makan daging sapi itu adalah agama asli Indonesia, bukan impor
dari India atau Cina.



J = Biarin aja, itu urusan orangnya sendiri, kenapa anda yg jadi kebakaran 
jenggot?



T = Begitu juga moderatornya mengembangkan cara meramal dengan kartu impor.



J = Yeee... suka-suka orang dong. Gue ngeramal pake kartu impor kek,
pake kartu lokal kek, atawa gak pake apa-apa kek is my own business.
Allah aja meridhoi saya dengan sepenuh hatinya, begitu menurut
terawangan saya via Jibril, then?



T = Atau ada pula budaya kuning yang membawa Falun Gong, atau apalah namanya.



J = The person namanya J, dan dia itu seorang avatar yg sedang menyamar.



T = Saudara-saudara memang bebas menulis atau bebas bertingkah-laku dan
bebas berbicara. Bung jangan lupa bahwa kebebasan anda berhenti pada
saat berhadapan dengan kebebasan orang lain. Ini jangan lupa bung.



J = HAM Kebebasan Berbicara adalah bebas berbicara apa adanya saja.
Kita bebas berpendapat apa saja dan mengutarakannya. Yg tidak boleh itu
adalah memaki-maki dan diskriminasi orang lain. 



Kalau saya diskriminasi anda, membedakan perlakuan terhadap anda, maka
artinya saya melecehkan HAM anda. Tetapi saya memperlakukan anda sama
seperti yg lain. Anda bebas berpendapat apa saja.



Mungkin anda perlu belajar lagi tentang pengertian HAM Kebebasan
Berbicara (Free Speech) sebab yg anda mengerti itu bukan HAM Kebebasan
Berbicara melainkan cara berpikir orang beragama.



Ulama-ulama maunya tidak dibantah.



Karena orang merasa ulama tidak boleh dibantah, akibatnya terjadilah
pembodohan massal yg masih marak di Indonesia. Pedahal kita bisa
membantah para ulama, kalau mau. Bantah saja, bilang saja bahwa kitab
suci yg mereka jadikan acuan itu merupakan hasil olah pikiran manusia
biasa yg tidak ada bedanya dengan anda dan saya.



Saya jamin anda akan dimaki-maki oleh para ulama itu kalau anda
berbicara jujur apa adanya bahwa kitab suci mereka merupakan hasil
pikiran manusia belaka, pedahal memang hasil pikiran manusia belaka,
keluar dari dalam pikiran manusia biasa seperti anda dan saya. 



T = Anda boleh memainkan lagu gamelan Bali ketika anda sendiri, tapi
kalau tetangga anda hadir, dan sukanya dangdut, maka anda harus
mengecilkan suara musik anda.



J = Anda terbalik. Kalau anda suka dangdut, tidak usah pergi ke
tetangga anda yg memainkan gamelan Bali. Biarkan saja tetangga anda
memainkan gamelan Bali di rumahnya sendiri. Kalau suara gamelan Bali
itu sampai ke rumah anda, barulah anda berhak menegur dan minta
dikecilkan. Tetapi kalau rumah anda jauh, dan anda tidak suka gamelan
Bali, cara yg beradab itu adalah untuk tidak usah datang.



Anda datang saja ke warung remang-remang yg selalu mengumandangkan lagu
dangdut. Anda bebas melakukannya. Atau, anda putar saja lagu dangdut di
dalam kamar anda sendiri. Anda bebas tanpa ada yg akan menegur anda
kecuali anda memutarnya terlalu keras sehingga suara dangdut itu
mengganggu tetangga sebelah rumah anda.



T = Jadi saudara-saudara berhentilah hujat menghujat, sebab orang lain
bisa menyerang sang penghujat dengan tulisan dan hujatan yang mematikan.



J = Ini bukan hujat menghujat melainkan pendapat, opini. Anda tentu
saja bisa berpendapat bahwa itu "hujat menghujat", tetapi itu pendapat
pribadi saja. Saya tidak berpendapat itu hujat menghujat. 



Yg tidak sopan di sini adalah mengeluarkan "ancaman" seperti yg anda
tulis di atas. Memangnya anda siapa sampai mengancam orang lain? Anda
merasa diri anda lebih tinggi dari orang lain? Anda merasa bahwa
keyakinan anda harus dihormati oleh orang lain?



Keyakinan anda adalah keyakinan anda sendiri, dan tidak ada hubungannya
dengan orang lain. Orang mau menghormati ataupun tidak menghormati
keyakinan anda bukanlah masalah. Orang lain bisa berpendapat keyakinan
anda itu omong kosong, itu bisa saja. Tetapi tidak berarti bahwa anda
dilecehkan. Anda tidak berkurang suatu apapun ketika orang lain
berpendapat bahwa keyakinan anda itu omong kosong. Anda tidak dihargai
lebin tinggi ataupun lebih rendah. Harganya sama.



T = Jangan mentang-mentang Mas Leo menulis tentang copy paste al Quran,
lalau semua ikut bicara walaupun anda belum baca al-Quran atau
terjemahannya dari Juz 1 sampai Juz 30.



J = Saya tidak menulis tentang copy paste Al Quran, tidak tahu siapa yg
memulai thread itu, dan tidak tertarik untuk diskusi dengan thread itu.
Saya juga tidak suka juz, yg saya suka juice.



T = Saudara jangan mengambil acuan tentang Jesus dari Al Quran, sebab
Quran tidak mengenal Jesus. Tidak ada nama Jesus dalam Quran. Al Quran
hanya mengenal Isa Al-Masih, Rasulullah, putera Siti Maryam binti Imran.



J = Orang mau ambil acuan dari manapun merupakan urusan orang, kenapa
anda yg jadi kebakaran jenggot? So, anda adalah orang yg tidak mengerti
tentang HAM Kebebasan Berbicara. Anda pikir yg namanya kebebasan
berbicara adalah mengikuti kemauan anda sendiri, orang akan bebas
bicara selama sejalan dengan pemikiran anda sendiri. 



Pedahal, apapun pendapat orang merupakan urusan orang itu, dan tidak
ada hubungannya dengan anda. Pendapat anda juga tidak ada hubungannya
dengan saya. Cuma, saya sedikit mengerti tentang HAM Kebebasan
Berbicara sehingga bisa membantu anda untuk meluruskan cara berpikir
anda itu.



T =  Saran saya semoga posting ini menjadi perhatian bagi saudara-saudara.



J = Saya sudah bilang bahwa anda berhak untuk berpendapat apa saja,
termasuk segala macam tuntutan tidak masuk akal dari anda supaya semua
orang mengikuti jalan pikiran anda. Tetapi cuma itu saja. No more than
that. Pendapat anda bahwa semua orang harus mengikuti jalan pikiran
anda yg berdasarkan Al Quran tidak akan menyebabkan orang-orang
mengikuti anda. 



Emangnya lu siape?

 

T = Baik Bung Leo, kalau yang mucul di milis SI sampai hari ini adalah
biasa-biasa saja dan bukan hujat menghujat, maka saya akan mengikuti
irama ini. Kali ini saya akan bertanya siapa sebenarnya yang menulis
Perjanjian Lama? Musa kah atau siapa?



(Kejadian 34:5-8) "Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah
Moab, sesuai dengan firman TUHAN. Dan dikuburkan-Nyalah dia di suatu
lembah di tanah Moab, di tentangan Bet-Peor, dan tidak ada orang yang
tahu kuburnya sampai hari ini. Musa berumur seratus dua puluh tahun,
ketika ia mati; matanya belum kabur dan kekuatannya belum hilang. Orang
Israel menangisi Musa di dataran Moab tiga puluh hari lamanya. Maka
berakhirlah hari-hari tangis perkabungan karena Musa itu."



Tolong jawab, siapapun saudara, sebab Musa sudah mati dan tidak jelas siapa 
yang menulis kabar matinya.

 

J = Semua kitab-kitab suci itu ditulis oleh manusia biasa-biasa saja. Mau oleh 
Musa kek, oleh Muso kek, so what gitu lho! 



Kalau anda sudah bisa menerima satu prinsip itu bahwa semua kitab suci
itu merupakan buatan manusia biasa, maka anda akan bisa melihat
berbagai macam perspektif. Kalau anda masih nguthek di situ saja, masih
mengharapkan Allah untuk menurunkan satu kitab suci yg akan membawa
rahmatan lil alamin bagi seluruh umat manusia, maka anda tidak akan
maju-maju. 



Anda akan jalan di tempat saja sebagai orang yg "ahli" Al Quran, atau ahli 
menelanjangi Al Kitab.



Tapi apa gunanya?



Semua kitab-kitab suci itu telanjang, kita semua tahu secara intuitif bahwa 
segalanya adalah buatan manusia belaka. 



Cuma, ada sebagian orang yg mau petantang petenteng dan bilang Al Quran
itu dari Allah dan yg lain dari Setan. Saya bilang semuanya buatan
manusia belaka. Tanpa perlu diperdebatkan lagi, kita semua sudah tahu
bahwa semua kitab itu buatan manusia, termasuk Al Kitab dan Al Quran.



Cukup mengerti bukan?



Ini milis spiritual dan bukan milis agama. Penekanannya adalah
spiritualitas dan bukan memuji agama satu dan menjelekkan agama
lainnya. Semua agama itu ada bagusnya dan ada jeleknya, dan paling jauh
akhirnya akan menjadi netral.



Contoh: Segala argumen dengan membawa nama Allah itu merupakan hasil
pemikiran manusia, dan mungkin cocok pada masanya. Tetapi ketika jaman
telah berubah dan masih mau dipaksakan terus, akhirnya terjadilah
stagnasi dalam pemikiran. Apa yg tadinya dikira sebagai salah, ternyata
tidak salah. Tadinya dikira bahwa manusia tidak bisa menjadi gay,
lesbian, biseksual, dsb. Ternyata sekarang bisa, dan biasa-biasa saja
walaupun orang agama yg konservatif tetap bilang itu "dosa".



Dosa itu apa? Dosa tidak lain dan tidak bukan merupakan konsep saja.
Konsep yg dibuat di suatu masa tertentu, dan berlaku pada masa tertentu
juga. Kalau dulu menjadi gay dan lesbian itu dosa, maka sekarang sudah
banyak juga yg sadar bahwa dosa di situ cuma konsep saja, walaupun
membawa-bawa argumen tentang Allah dan "kodrat".



Agama itu isinya mitos-mitos belaka. 



Ada yg di-mitos-kan. Ada Isra Miraj, ada kenaikan ke Sorga, ada
nirwana, ada neraka. Semuanya mitos-mitos belaka, dan kalau mau
dibongkar habis-habisan juga bisa. Dan kita akan menemukan bahwa semua
agama itu penuh dengan koreng. 



Hindu di India penuh dengan takhayul. Buddha di Thailand juga penuh
takhayul. Islam di Indonesia juga, walaupun mungkin tidak terlalu
kentara karena kita sudah terlalu biasa. Kristen di Eropa juga agama
takhayul. Komunis juga percaya takhayul, bilang bahwa masyarakat
kapitalis bakalan runtuh. Gak taunya yg runtuh itu Komunis sendiri.



Menurut saya segala macam perdebatan tentang agama tidak ada gunanya. 



Yg ada gunanya adalah lelucon tentang agama-agama karena semua agama
itu memiliki kelucuan yg tidak ada habis-habisnya. Ada yg bilang Allah
rumahnya di Mekkah, dan kalo kita datang ke sana jadi tamu Allah. Kalo
di sini, Allah yg jadi tamu kita, dan maybe harus dijamu dengan
dipotong kambing karena Allah haram makan babi, etc.



Kita membuat lelucon tentang kelakuan orang-orang agamis bukan berarti
kita memandang rendah orang. Kita semua sederajat, tidak berbeda
sedikitpun. Yg kita jadikan bahan guyonan itu adalah belief system
orang yg ternyata, kalau dilihat secara mendalam, penuh dengan
kontradiksi. 



Katanya mau membawa rahmatan lil alamin, gak taunya pelecehan HAM
wanita dimana-mana. Katanya mau mencerdaskan manusia, ternyata yg
terjadi adalah pembodohan massal dengan cara memberangus kebebasan
berbicara, etc.



Sistem agama yg paling runyam di dunia saat ini adalah Islam karena
masih mau memaksakan diri sebagai agama terakhir dan sempurna yg jatuh
gedebuk dari atas langit. Kita jujur saja, dan terus terang yg paling
banyak saya bantu itu yg memiliki background Islam dan sudah berada
pada titik perbatasan di mana harus memutuskan apakah akan tetap
menjadi robot syariat dan semacamnya, ataukah mau menjadi diri sendiri
saja.



Spiritualitas itu tentang hal menjadi diri sendiri saja. 



Bicara saja apa adanya. Bicara dari dalam diri sendiri saja tanpa harus
mengutip segala macam ayat-ayat itu. Anda bisa membuat ayat-ayat
sendiri, kenapa harus mengutip ayat yg diucapkan ribuan tahun lalu,
walaupun ayat itu mengaku berasal dari Allah?



Allah adanya di dalam kesadaran anda sendiri. 



Anda bisa berbicara dengan kesadaran anda sendiri dan tidak menjadi
seperti radio rusak yg mengulang-ulang segala macam ajaran agama yg
tidak relevan lagi.



Kita sudah bukan anak kecil lagi, dan kita tidak tertarik dengan segala
macam bahasan tentang agama. Kita tidak perlu diberitahu yg mana yg
salah dan benar karena kita tahu bahwa kita bisa memilih. Ini hidup
kita sendiri, dan kita bisa memilih apa yg mau kita lakukan dengan
hidup kita sendiri tanpa perlu dikhotbahi oleh orang-orang agama.



Milis Spiritual-Indonesia tidak tertarik untuk debat agama, kita ini
tertarik untuk guyon-guyon tentang agama-agama yg kelucuannya tidak ada
habis-habisnya.



Leo

@ Komunitas Spiritual Indonesia 
<http://groups.yahoo.com/group/spiritual-indonesia>.






      Get your new Email address!
Grab the Email name you&#39;ve always wanted before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

Kirim email ke