Munculnya Prabowo Melemahkan Dukungan Kepada Megawati !!!
                                                   
Memang, start permulaannya Megawati meng-gebu2, pidato ngalor ngidul, asal cuap 
tanpa ada isinya karena dia di didik oleh sekondan amatiran yang mengajarkan 
bahwa yang penting ibu Mega ngomong aja jangan diam karena politikus itu harus 
banyak ngomong dan jangan takut masalah isi omongannya itu tak akan 
diperhatikan masyarakat, dan kalopun ada yang memperhatikan sekalipun tidak 
akan mengerti artinya karena memang omongannya tak perlu dimengerti oleh yang 
ngomong itu sendiri.

Kalo banyak diamnya dianggap bukan politikus, maka ngomonglah jangan takut 
salah karena biarpun salah tak ada yang tahu kesalahannya.

Demikianlah atas nasihat sekondan2 amatiran ini, akhirnya Megawati jadi berani, 
penampilannya beda dari pemilu pertama.  Kalo pemilu pertama ibu Mega 
berpendapat bahwa pidato enggak penting, maka pada pemilu kedua malah ibu Mega 
ini rajin sekali berpidato.  Dasar sekondan-nya juga tidak punya otak, salah 
ngomong itu justru fatal bukan enggak apa2 kalo salah ngomong.

Bayangin, ibu Mega begitu geram melihat bekas bawahannya bisa jadi presiden, 
dia mencaci maki program bagi2 duit kepada rakyat miskin, dia bilang itu 
pemborosan uang negara.  Celaka benar pidatonya ini, dia asal ngomong tanpa 
periksa dulu omongannya, ternyata yang paling banyak terima pembagian duit 
cuma2 dari BLT ini justru anggauta2 partainya sendiri.  Akhirnya setelah 
terlambat dia tahu kenyataan ini, barulah setelah PDIP kalah dari partai -nya 
SBY sang Megawati berpidato lagi bahwa BLT itu sangat membantu rakyatnya.

Makin hari makin pudar kepercayaan pendukung Megawati, namun karena enggak ada 
pilihan untuk sementara para pendukungnya masih tetap meng-elu2kan capres 
Megawati ini.  Mendadak muncullah Buldozer si Prabowo yang gagah perkasa 
bagaikan gatot koco, keberaniannya dijamin, lebih2 dia orang Jawa aseli 
sedangkan Megawati bukanlah Jawa aseli tapi campuran Bengkulu-Jawa, atau 
istilah populernya dia itu campuran Minang.

Benar2 Megawati dibuat jadi sesak napas, pagi2 sesak napas, tengah hari 
tercekik, dan malamnya ngos2an.  Kesemuanya ini disebabkan sebagian besar para 
pendukungnya sekarang beralih mendukung Prabowo.

Para pendukung Megawati khan mulanya juga cuma orang2 Jawa, tetapi sekarang 
muncul Prabowo yang lebih aseli jawanya.  Apalagi Prabowo juga didukung oleh 
sesepuh Jawa seperti Permadi, Gus Dur, dan banyak tokoh2 lainnya seperti Amin 
Rais dll.

Munculnya Prabowo sama sekali tidak mengurangi jumlah pendukung SBY, karena 
para pendukung SBY itu sangat klassik yang artinya enggak mudah dialihkan 
pilihannya karena daya tarik SBY itu justru terletak diprestasinya sebagai 
presiden selama ini yang banyak meringankan beban ekonomi orang2 miskin.  Jadi 
susah untuk membelokkan perhatian para pendukung SBY ini karena mereka yang 
jadi pendukungnya adalah orang2 yang rasionalistis.

Beda dengan pendukung Megawati dan Prabowo, mereka gampang berganti pilihan 
karena memang mendukung Megawati bukanlah karena rasionalitas melainkan karena 
emosionil mengagumi Bung Karno sehingga melihat Megawati serasa seperti melihat 
Bung Karno.

Jadi bukan kebetulan kalo Prabowo berkampanye dengan mengaku sebagai Sukarno 
Kecil, tujuannya bukan lain untuk menggaruk suara pendukung Megawati yang lemah 
ini untuk jadi pendukung dirinya.

Dengan simbol2 Bung Karno, jutaan pendukung Megawati pindah jadi pendukung 
Prabowo.  Tololnya, Megawati enggak sadar kalo ajakan Prabowo untuk berkoalisi 
sebetulnya bertujuan merampok suara dukungan untuk Megawati menjadi untuk 
Prabowo.

Kalo dulunya mereka mendukung Megawati karena emosi simpati kepada Bung Karno, 
maka ujud Bung Karno itu sekarang menjelma kedalam diri Prabowo, apalagi 
setelah dimanterai oleh Permadi.

Yang paling Celaka dari semua malapetaka ini, sekondan2 Megawati sekarang ini 
malah membujuk agar Megawati menyerah saja dan memberi dukungan kepada Prabowo 
untuk jadi Presiden.  Ini benar2 politisi yang paling gila.  Suara PDIP itu 
khan lebih tinggi dari Gerindra, jadi seharusnya kalo pakai pikiran waras itu 
Prabowo yang harus dukung Megawati jadi Capres dan prabowo jadi cawapres.  Tapi 
para sekondan Megawati justru membujuk Megawati agar mendukung Prabowo jadi 
presiden dan Megawati cukup jadi wakilnya.

Ambroooolllll.......  Kiamat bagimu Megawati.  Malam enggak bisa tidur, siang 
enggak bisa bangun.  jadi tokek aja lu.... !!!

Ny. Muslim binti Muskitawati.





Kirim email ke