Nikahi Janda Gaza, Bonus US$ 3.000
Syaratnya: muslim taat dan dapat memberikan nafkah.

Saban habis perang, wanita dan anak-anak selalu menjadi korban yang
paling menderita. Kalaupun masih bernyawa, yang perempuan dapat
menjadi janda dan anak-anak berstatus yatim atau piatu.

Kondisi buruk seperti itulah yang mengempas Jalur Gaza setelah
dihantam agresi militer Israel. Janda-janda baru bermunculan lantaran
serbuan besar-besaran negara Zionis itu menewaskan lebih dari 1.300
orang, setengahnya wanita dan anak-anak.

Israel beralasan serangan itu untuk menghentikan tembakan roket yang
dilakukan pejuang Hamas dan Jihad Islam ke wilayah selatan negara
Yahudi itu. Hamas menguasai wilayah berpenduduk sekitar 1,5 juta itu
setelah pemerintahan bersama dengan faksi Fatah pecah, pertengahan
Juni 2007. Perang Gaza itu berakhir setelah kedua pihak bertikai
mengumumkan gencatan senjata sepihak pada 18 Januari.

Sebab itu, Hamas pada akhir bulan lalu meluncurkan sebuah program
untuk membantu kesulitan para janda dan anak yatim. Sejatinya, warga
Gaza sudah merasakan beban hidup sejak Israel memblokade Gaza. Krisis
kemanusiaan menahun karena pasokan makanan, air, obat-obatan, listrik,
bahan bakar, dan barang-barang lain sangat sedikit.

Proyek ini mendorong para pemuda atau pria beristri menikahi
janda-janda syuhada dengan imbalan US$ 3.000 atau sekitar Rp 36 juta.
Syaratnya: muslim yang taat serta mampu menghidupi para janda dan
anak-anak mereka, di samping istri serta anak-anak mereka sendiri.

Menurut seorang pegiat wanita dari kelompok Hamas, Nadia Nasir,
program itu merupakan cara terbaik melindungi perempuan muslim.
"Proyek ini bertujuan memberikan kehidupan yang layak bagi para janda,
khususnya janda-janda muda yang kehilangan suami mereka beberapa hari
atau beberapa pekan setelah menikah," katanya.

Meski begitu, misi kemanusiaan tetap saja dikecam kelompok-kelompok
pejuang hak perempuan. Direktur Komite Wanita Samira Abdil Salim
menegaskan cara itu menurunkan derajat perempuan Palestina yang selalu
berkorban. "Wanita punya hak memilih suaminya," ujar Samira sambil
menyerukan perubahan akta status personal dan melarang poligami.

Bukan kali ini saja Hamas membantu warga Gaza. Setelah perang
berakhir, organisasi yang dicap teroris oleh Amerika Serikat dan
Israel itu menjanjikan bantuan US$ 4.000 bagi pemilik rumah yang
hancur dan US$ 1.000 kepada penghuni rumah rusak akibat hantaman
rudal-rudal Israel.

Kekejaman mesin perang negara Yahudi itu telah meluluhlantakkan Gaza.
Sedikitnya 4.100 rumah hancur dan 17 ribu bangunan lain rusak.
Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan pembangunan kembali Gaza
memerlukan dana lebih dari US$ 2,8 juta. Al-Bawaba/Xinhua/Faisal
Assegaf



http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/04/16/Internasional/krn.20090416.162594.id.html
-- 
**********************************
Memberitakan Informasi terupdate untuk Rekan Milist dari sumber terpercaya
http://reportermilist.multiply.com/
************************************

Kirim email ke