Anda masih ingat barangkali pepatah "Tong Kosong Nyaring Bunyinya."
Tong yang kosong setelah diisi air bunyinya tidak nyaring lagi ketika dipukul.
Kita dapat bandingkan, tong yang kosong itu berhala sedangkan tong yang berisi
itu Tuhan.
Para penyembah berhala sibuk membunyikan tong kosong, ributnya setengah mati,
pagi-pagi mereka sudah berteriak-teriak Awloh hu akbar. Siang sedikit dia tanya
kepada anaknya, "Kamu sudah sholat belum", sore dia tanya kepada temannya, "Eh
kamu tahu tidak Tuhan itu seperti apa." Dijawab oleh temannya, "Tuhan itu....."
Dengan angkuh dibantahnya, "Salah, goblok, Tuhan itu Dzat, dan kalau mau lihat
Tuhan hadapkan mukamu ke Kabah di Arab."
Mereka sibuk membicarakan Tuhan ke sana ke sini, seperti tong kosong yang
nyaring bunyinya karena yang mereka sembah hanyalah berhala. Di kepala mereka,
manusia yang tidak sempurna (pemimpin perang, melakukan pelecehan
seksual)disempurnakan dalam batok kepala mereka menjadi orang paling sempurna
seperti Tuhan, dari rongsokan disulap dalam batok kepala mereka menjadi Tuhan,
itulah berhala.
Tapi orang yang mengerti Tuhan tidak pernah menanyakan kepada sesamanya,
"Apakah kamu sudah sembahyang?" Karena dia tahu Mbak bahwa Tuhan tidak minta
disembah. Mereka tidak pernah menanyakan Tuhan seperti apa, karena mereka tahu
Tuhan itu Maha Besar sehingga tidak bisa diuraikan dengan kata-kata. Namun
untuk memudahkannya memahami Tuhan, dari yang sempurna mereka buat yang
sederhana,
dari yang Maha Besar mereka buat replika kecilnya. Mereka sadar betul yang
replika bukan pengganti yang besar. Mereka buat patung lalu diisi dengan
pemahaman bahwa patung itu bukan pengganti yang sempurna, mereka berkomunikasi
dengan Tuhan bukan dengan patungnya. Mereka tidak menanyakan kepada sesamanya
Tuhan itu seperti apa, tetapi mereka melihat apa yang dikerjakan sesamanya. Bos
yang lagi memimpin rapat untuk kepentingan kesejahteraan seluruh karyawan,
mereka bilang, Bos sedang mewujudkan kehendak Tuhan. Melihat tukang sapu di
jalan yang melakukan tugasnya dengan baik, mereka bilang orang kecil itu ikut
menyempurnakan karya Tuhah. Tuhan hadir di dalam diri mereka sehingga mereka
tidak pernah bertanya kepada sesamanya apa itu Tuhan.
Salam Damai