Berita-berita soal Tommy Soeharto


Berikut di bawah ini disajikan lanjutan atau tambahan dari kumpulan berita
tentang Tommy Soeharto ingin menjadi Ketua Umum Golkar dalam bulan Oktober
yang akan datang dan juga menjadi Presiden RI tahun 2014. Berita-berita lain
sebelumnya mengenai persoalan yang sama dapat disimak dalam website
http://umarsaid.free.fr .



Berhubung besarnya dan seriusnya persoalan ini, yang akan menjadi masalah
yang sangat ramai dibicarakan atau ditulis oleh banyak kalangan maka website
tersebut di atas akan menyajikan sesering mungkin dan sebanyak mungkin
berita, tulisan, atau pendapat mengenai persoalan yang penting ini.
Berita-berita atau tulisan  itu, yang diambil dari berbagai sumber,
dikumpulkan dalam “Aneka berita utama terkini”. Harap maklum dan
mengikutinya.



  1.. Umar Said


=====================





      Suara Pembaruan, 22 Agustus 2009

      Agung Laksono: Belum Waktunya Tommy Maju

      [JAKARTA] Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Agung Laksono
mengingatkan Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto bahwa dia tidak
memenuhi syarat untuk ikut dalam pencalonan Ketua Umum Partai Golkar periode
2009-2014. Sehingga, belum saatnya putra mendiang mantan Presiden Soeharto
itu untuk maju sebagai kandidat ketua umum.

      Agung menegaskan, sesuai anggaran dasar (AD) dan anggaran rumah tangga
(ART) partai, syarat utama untuk menjadi ketua umum harus minimal lima tahun
pernah menjadi pengurus Partai Golkar. Tommy Soeharto tak memenuhi syarat
itu.

      "Tommy sebaiknya bersabar dulu. Dia masih muda. Masih panjang waktunya
berkarier di Partai Golkar. Apalagi, dia anak pendiri Golkar. Peluangnya
cukup besar ke depan," ujar Agung kepada wartawan di Gedung MPR/DPR Jakarta,
Jumat (21/8).

      Syarat lainnya yang juga menentukan, katanya, calon ketua umum adalah
kader yang sehari-hari terlibat dalam kegiatan partai dan mendapat dukungan
dari daerah minimal 30 persen. Karena itu, Agung menyarankan agar Tommy
sebaiknya aktif dulu di kepengurusan partai.

      Kedekatan dengan partai akan lebih memudahkan dirinya maju sebagai
pemimpin ke depan. "Terlibat aktif di partai menentukan besar dan kecilnya
peluang seorang calon ketua umum. Semakin sering terlibat, peluang itu akan
semakin besar," katanya.

      Dikatakan, perubahan AD/ART bisa dilakukan dalam Musyawarah Nasional
(Munas) Partai Golkar pada 4 hingga 7 Oktober mendatang di Pekanbaru, Riau.
Munas akan memilih pengurus Partai Golkar periode 2009-2014.

      Tapi, perubahan itu tidak bisa hanya untuk memenuhi kepentingan
sesaat, apalagi hanya ingin mengakomodasi kebutuhan satu atau dua orang.
Agung menegaskan, menjadi pemimpin partai bukan untuk mencari posisi atau
untuk kepentingan pribadi.

      Selain Tommy, bursa pencalonan Ketua Umum Partai Golkar juga
memunculkan nama Surya Paloh, Aburizal Bakrie, Yuddy Chrisnandi, dan Ferry
Mursyidan Baldan. Sedangkan, Munas Partai Golkar akan diikuti 467 DPD
tingkat kabupaten dan kota, 33 DPD tingkat provinsi, 10 organisasi sayap,
serta DPP.


      Dingin

      Sementara itu, suhu politik di tubuh Partai Golkar yang kian panas
menjelang munas disikapi dingin oleh DPD Partai Golkar Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY). Ketua DPD Golkar DIY Gandung Pardiman mengatakan, pihaknya
belum menentukan pilihan calon ketua umum yang akan didukung. Pasalnya,
semua figur yang ingin maju belum mendekati DPD DIY.

      "Kami belum menentukan, karena Jakarta sama sekali belum
berkomunikasi. Komunikasi ini penting untuk mengetahui progres ke depan,
sekaligus menakar kepentingan dan orientasi kepemimpinan para calon itu.
Karena, sampai sekarang belum ada yang mempromosikan diri. Kami menunggu
saja," ujarnya.

      Ketua DPD I Sulawesi Tenggara (Sultra) Ridwan Bae mengatakan,
keinginan Tommy untuk memimpin Partai Golkar harus diapresiasi. Namun,
bentuk apresiasi tersebut bergantung pada forum tertinggi partai, yakni
munas.

      "Sebagai kader Partai Golkar, tentu Tommy mempunyai keinginan untuk
membangun partai. Karena itu, keinginan tersebut harus diapresiasi melalui
forum tertinggi partai," ujarnya.

      Menurutnya, bentuk apresiasi tersebut tidak harus menjadi ketua umum,
melainkan bisa sebagai pengurus lain di tingkat DPP. Karena, ujar Ridwan,
untuk menjadi ketua umum, Tommy harus memiliki persyaratan-persyaratan yang
diatur dalam AD/ART.

      Dikatakan pula, dari sejarah perjalanannya, Partai Golkar tidak bisa
dipisahkan dari Keluarga Cendana. "Pak Harto juga pernah membesarkan Partai
Golkar, meski ada kelemahan di sana sini. Jadi, ketika berbicara tentang
sejarah Golkar, tidak bisa dipisahkan dengan Keluarga Cendana," ujarnya.
[J11/152/M-16]
      * * *

      Tommy Memang Siapkan Diri Jadi Ketum Golkar

      Kompas, 22 Agustus 2009


      JAKARTA, KOMPAS.com - Keinginan putra mantan Presiden Soeharto, Hutomo
Mandala Putra atau Tommy Soeharto untuk menggantikan Jusuf Kalla sebagai
Ketua Umum Golkar, ternyata  sudah dengan persiapan matang. Salah satu orang
dekat Tommy Soeharto, Yusysafri Syafei  menyatakan posisi Ketum Golkar
adalah target awal untuk mencapai target utama, menjadi calon Presiden  di
tahun 2014 mendatang. Kini, Tommy Soeharto, diakuinya sedang melakukan
operasi senyap, menggalang dukungan di berbagai daerah untuk bersaing sehat
bersama para kandidat ketum Golkar lain, termasuk Aburizal Bakrie, atau
Ical.

      Dalam perbincangan dengan Persda Network, Jumat (21/8) malam  Yusyafri
Syafei  tak membantah saat dikonfirmasi tentang pertemuan Tommy Soeharto
dengan kandidat lain, Yuddy Chrisnandy, di salah satu gedung di bilangan
Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (19/8) sore lalu. Pertemuan itu, kata
Yusyafri hanyalah sebatas silaturahmi saja dan belum ada kesepakatan apapun
atau berkoalisi.

      "Pertemuan dengan Mas Tommy dengan Yuddy  memang benar. Tapi belum ada
deal apa-apa, karena keduanya sama-sama berniat maju menjadi calon ketua
umum Golkar. Pertemuan itu sebatas silaturahmi saja. Dan  kalau ditanya
apakah Mas Tommy serius, 100 persen Mas Tommy sudah mempersiapkan diri
secara serius untuk memimpin Golkar ke depan  dan siap bersaing sehat dengan
yang lain termasuk dengan Pak Aburizal Bakrie (Ical)," katanya.

      Tommy, ujarnya, sudah mempersiapkan tim pemenangan yang memang tidak
diungkap kepada publik. Ia memberikan alasan, hal ini karena  masing-masing
kandidat memiliki cara serta taktik sendiri-sendiri dalam bersaing sehat di
Munas Golkar 4-7 Oktober mendatang di Pekanbaru, Riau.

      "Masing-masing memiliki taktik peperangan mas. Kalau dikatakan taktik
dengan cara melakukan operasi senyap, boleh jugalah. Karena memang tidak
terlihat ke publik taktik apa seperti apa.  Kalau kita umbar taktik apa yang
dilakukan, itu sama saja  mengungkapkan kesombongan. Yang jelas,  setiap
orang dijamin dalam undang-undang termasuk Mas Tommy untuk terjun ke dunia
politik. Salah satu saratnya adalah melalui partai politik," katanya.

      "Mas Tommy  sebagai warga negara ingin berkiprah di dunia politik
melalui partai politik. Yaitu, ingin merebut kursi Golkar 1.  Soal dukungan,
berarti harus ada pernyataan di atas kertas, berupa surat dukungan. Mengenai
ini, memang sudah masuk beberapa surat dukungan dari beberapa daerah. Dari
mana saja, kami belum mau sebut, karena tidak etis, bisa berakibat buruk
terhadap DPD I maupun DPD II yang memberikan dukungan itu. Jadi, untuk
sementara kami rahasiakan dulu," Syafei menjelaskan.

      "Kalau ditanya prosentasenya, saya hakul yakin akan sangat tinggi dari
yang lain. Nah, soal dukungan yang diungkap oleh kubunya Pak Aburizal
Bakrie, apakah itu realistis? Kan, harus dibreakdown dulu, bisa saja itu
hanya sebatas taktik saja untuk menjatuhkan lawan. Ingat, Mas Tommy punya
team work dibidang bisnis yang sudah running well," Syafei menandaskan.

      Syafei kemudian menjelaskan merebut kursi Golkar 1 adalah keinginan
Tommy Soeharto awal saja. Ke depannya, Tommy Soeharto diakuinya memang ingin
menjadi salah satu calon presiden di 2014 nanti, bisa menjadi pengisi Istana
Negara.

      "Apapun ceritanya, Tommy adalah anak Soeharto. Yang jenius di dalam
strategi yang secara genetik diturunkan kepada Tommy Soeharto. Jadi, target
maksimalnya adalah menuju Istana, bertarung menjadi capres di 2014.
Memperebutkan kursi Golkar 1, adalah target jangka pendeknya. Istilah orang
minang, bajanjang naik, batangga turun," ungkapnya lagi.

      * * *
      Yuddy Syukuri Kehadiran Tommy
      Rakyat Merdeka, 22 Agustus 2009

      Jakarta, RMOL. Kerja-kerja koalisi antara kaum muda di Partai Golkar
akan sangat mungkin terjadi mengingat adanya kemandekan regenerasi di tubuh
partai senior itu.

      Politisi senior, AS Hikam, memandang adanya keinginan kuat dari
kelompok muda di Golkar untuk menghilangkan kemandekan partai. Gerakan kaum
muda Golkar yang dipelopori oleh Yuddy Chrisnandi juga disebutnya dilegakan
dengan datangnya pangeran Cendana, Tommy Soeharto. Apalagi, Yuddy dan Tommy
telah melakukan pertemuan perdana yang langsung membicarakan kemungkinan
koalisi.

      “Kerja-kerja koalisi antara kaum muda sangat dimungkinkan. Yuddy
sebagai politisi muda menggunakan peluang kehadiran Tommy,” ucap AS Hikam,
saat dihubungi Rakyat Merdeka Online sesaat lalu (Sabtu, 22/8).

      Ditambahkannya, saat ini kehadiran Tommy tidak penting untuk
diperdebatkan dan dituding macam-macam. Karena, bisa jadi kehadiran Tommy
bisa menambah kekuatan generasi muda partai demi misi pengembalian Golkar
sebagai mesin politik dan partai yang berkualitas. [ald]

      * * *

      Tommy Digadang-gadang, Golkar Bisa Terjebak
      Kapitalisme Politik Fulus
      Rakyat Merdeka, 21 Agustus 2009

      Jakarta, RMOL. Lepas dari faktor Tommy Soeharto yang berkantong tebal,
tidak bisa dibantah partai politik di Indonesia ini terjebak kapitalisme
politik uang.

      Demikian pandangan politisi muda Partai Golkar Viktus Murin kepada
Rakyat Merdeka Online sore ini (Jumat, 21/8). Viktus mengatakan pasca
reformasi budaya politik di Indonesia mengalami degradasi. Mengedepankan
ideologi bukan lagi hal yang dijunjung tinggi, apalagi menghadapi momen
seperti munas. Menghadapi momentum itu, partai politik kata Viktus mengalami
kapitalisme politik finansial.

      “Lepas dari siapa Tommy Soeharto tidak dapat dibantah bahwa dalam
budaya politik pasca reformasi hampir semua partai mengalami kapitalisasi
financial. Semua terjebak dalam kapitalisme politik berdasarkan uang,”
katanya.

      Kondisi seperti itu menurut dia menjadi masalah bagi Partai Golkar dan
juga partai-partai lainnya. Apakah tetap ingin terjebak dalam politik
seperti itu atau meletakkan kembali basis kekuatan pada ideolog partai. Oleh
karena itu menurut Viktus, jika partai berlambang pohon beringin ingin
menciptakan eksistensi baru, munas adalah momentum yang tepat untuk
mengeluarkan Golkar dari kapitalisme politik yang didasarkan uang.

      Mantan Sekjen GMNI periode 1999-2002 ini mengakui siapapun yang ingin
maju menjadi Ketua Umum Partai Golkar harus menyiapkan dana. Namun jangan
sampai hal itu jadi faktor penentu dan Golkar semakin kehilangan
idealismenya. [dry]

      * * *


Kirim email ke