PERCAKAPAN 1: GANDRUNG




T = Teman-teman,



Kami di Gaya Nusantara (saya baru bergabung), akan segera menerbitkan
jurnal bernama Gandrung. Saya mengharap dukungannya. Terima kasih.



Soe Tjen Marching



------------ 



JURNAL GANDRUNG



Akan terbit: Jurnal Gandrung.



Jurnal kajian seksualitas kritis. Dalam ancangan ini seksualitas dan
gender dipandang sebagai beraneka ragam dan dikonstruksi secara
sosial-budaya. Seksualitas, yang dipahami sebagai bagian integral
kepribadian setiap manusia, dikaji dari pinggir atau tepi untuk
memahami pusat atau tengah yang ternyata berkemungkinan lain dari yang
dipahami secara konvensional, apalagi normatif. Seksualitas, termasuk
kesehatan dan kesejahteraan serta hak seksual dan reproduksi, disadari
terkonstruksi dalam interaksi antara individu dan struktur sosial
seperti ekonomi, nasion dan negara, hukum dan HAM, media, budaya,
sejarah, dan sistem kepercayaan, ideologi dan fundamentalisme.



Jurnal akan terdiri dari artikel, wawancara, laporan reflektif, dan
resensi buku. Semua artikel yang masuk akan diseleksi oleh redaksi dan
kemudian dikirim pada penilai (referee) secara anonim.



Terbit: Dua kali per-tahun.

Edisi Perdana terbit: Maret 2010



Susunan Redaksi:

Redaksi: Soe Tjen Marching, Inoeng, Tonny.

Lay Out: Antok.

Manajer Produksi: Nur Agustinus.

Penasehat: Dede Oetomo, Tom Boellstorff, Julia Suryakusuma, Siti Musdah Mulia.



------------ 



J = Selamat buat Dr. Soe Tjen Marching yg sudah menceburkan diri secara
total menjadi aktivis gender di daratan Indonesia, dan bukan dari
pengasingan di London seperti selama ini.



Dengan adanya jurnal ini, semoga akan semakin banyak rekan-rekan di
Indonesia yg tertarik untuk meninggalkan hubungan seksual antara pria
dan wanita yg sudah tidak sehat, dan akhirnya berani mencoba untuk
melakukan hubungan seksual sejenis yg insyaallah akan lebih nikmat
karena tidak terikat syariat.



Begitu pula untuk Bang Thoyib yg selama ini dijajah oleh istrinya dan
terpaksa jajan esek-esek di luar, semoga bisa menemukan hubungan
sejenis dengan sesama pria yg bisa mencintai dirinya tanpa pamrih
walaupun tidak diberikan nafkah bulanan karena maklumlah sesama pria
bisa nyari duit sendiri dan tidak menuntut untuk dinafkahi secara
materiil seperti layaknya seorang wanita.



Congratulation ! Proviciat !



Juga thumbs up untuk Nur Agustinus, psikolog kondang di Surabaya yg tak 
disangka dan dinyana ternyata udah begitu juga.



Kalau ada teman-teman di sini yg tertarik, please langsung hubungi Soe
Tjen Marching aja di <smarch...@yahoo.com>. Di facebook juga ada.



Saya sendiri sudah ketemu Soe Tjen tanggal 2 Juli 2009 yg lalu ketika
beliau baru sampai di Jakarta dari London. Saya sudah briefing bahwa
situasi dunia spiritual Indonesia sudah mantap dan matang untuk
dilakukan perekrutan massal karena yg penting sekarang bukanlah jenis
kelamin melainkan cinta kasih.



Yg penting kasih sayang dan jenis kelamin nomor belakangan karena untuk
memperoleh kepuasan seksual ada macem-macem tekniknya: bisa pake mulut,
bisa dijepit as well as pake dildo dan semacamnya.





+



PERCAKAPAN 2: TUJUAN HIDUP





T = Salam kenal mas,



Mau nanya nih mas, kalo menurut Mas Leonardo Rimba kita hidup di dunia ini 
untuk apa sih ?



J = Ada banyak teori tentang tujuan hidup kita di dunia ini. Ada yg
dari filsafat seperti Stoicism dan Epicureanism, ada yg dari budaya
seperti tradisi Jawa dan berbagai tradisi kedaerahan lainnya. Ada yg
dari agama-agama dan berbagai sistem kepercayaan penuh takhayul lainnya.



Stoicism bilang tujuan manusia hidup adalah untuk menjalani apa yg bisa
dijalani secara rasional. Kenikmatan dan kesengsaraan datang dan pergi,
dan kita tidak perlu melekat kepada salah satu di antaranya. Kita hidup
untuk menjalani apa yg ada di depan mata, yg bisa dijalani itulah jalan
kita, dan yg tidak bisa dijalani adalah bukan jalan kita. Tidak perlu
ada pengharapan dan penyesalan berlebih karena hidup di dunia tetap
akan ada apapun yg kita pikirkan. Segala ide tentang kesengsaraan dan
kebahagiaan berasal dari pikiran manusia belaka. Pikiran, the mind,
adalah kunci dari Stoicism. Kedamaian batin atau peace of mind akan
kita alami kalau kita mau berpikir rasional.



Epicureanism bilang tujuan hidup manusia adalah mencari kenikmatan,
terutama kenikmatan makan dan minum. Dengan kata lain, kenikmatan
sensasi fisik. Dan pencaharian kenikmatan itu bisa dikultivasi dengan
berbagai macam cara, misalnya bergaul dengan sesama pencinta makanan,
dan menjauhi mereka yg suka menyiksa diri dengan membungkus tubuh
seperti mummy Mesir Kuno walaupun udara Jakarta panasnya luar biasa.
Epicureanism juga cukup rasional, sebab untuk apa kita menyiksa diri
kalau hanya untuk menyenangkan Allah Ta'alla yg sadis, pedahal the
Allah yg sadis itu cuma hasil fantasi kita saja.



Budaya kedaerahan terutama bilang bahwa tujuan manusia hidup adalah
mencari kesejahteraan. Dalam Bahasa Jawa: gemah ripah loh jinawi, toto
tentrem, etc. Dan ada perilaku yg dikultivasi juga, yaitu bersikap
moderat dalam segala hal. Tidak terlalu baik dan tidak terlalu jahat.
Tidak terlalu ngeyel dan tidak terlalu fanatik. Ini filsafat
keduniawian yg oke, walaupun terkadang agak xenophobic alias merasa
takut terhadap budaya yg dianggap asing, walaupun akhirnya budaya asing
itu diambil alih juga. Sinkretisme atau budaya gado-gado adalah hasil
dari pandangan hidup seperti ini.



Yg paling tidak oke adalah ajaran tentang tujuan hidup yg berasal dari
agama-agama Timur Tengah, terutama Kristen dan Islam dalam variasi
fanatiknya. Kristen fanatik bilang bahwa semua orang harus
di-Kristen-kan karena kalau tidak Kristen akan masuk neraka. Islam
fanatik juga seperti itu. Agama-agama fanatik akan bilang bahwa tujuan
manusia hidup adalah untuk membela agama karena agama berasal dari
Allah. Pedahal, semua agama itu berasal dari pikiran manusia sendiri,
termasuk the Allah yg digembar-gemborkan dan disembah-sembah itu.



Agama-agama India dan Cina lebih oke karena tidak memaksakan pengertian
mereka terhadap orang lain. Varian dari agama Hindu tidak terhitung,
dan sama sekali tidak memaksakan orang lain untuk dibungkus auratnya,
apalagi dengan ancaman neraka dan sikap sok menggurui seolah-olah
benar-benar ada Allah. Hindu adalah filsafat yg diterapkan untuk
masyarakat banyak. Dan manusia bebas untuk kultivasi aliran apapun yg
disukainya. Buddha demikian juga, memiliki berbagai macam aliran yg
ciri utamanya adalah sikap welas asih which is tidak memaksakan
pendapat.



Pemaksaan pendapat adalah ciri-ciri Kristen dan Islam fanatik.
Untungnya Kristen pada umumnya telah dapat melepaskan diri dari sikap
tidak manusiawi itu. Tetapi Islam masih kalang kabut membereskan rumah
tangganya yg masih banyak terisi oleh manusia-manusia yg tidak sadar
juga bahwa apa yg mereka percayai sebagai perkataan Allah merupakan
hasil pemikiran manusia belaka.



Agama-agama asli di Cina, Jepang, dan berbagai wilayah dunia lainnya
terutama mengatur keselarasan antara manusia dengan alam. Bagaimana
agar manusia bisa hidup sejahtera sekaligus menjaga keseimbangan alam
sehingga tidak hancur berantakan karena ulah manusia. Tidak ada sorga
dan neraka dalam budaya-budaya ini karena konsep sorga neraka cuma
berasal dari Timur Tengah. Dan mungkin memang perlu juga, karena orang
Timur Tengah memang paling naluriah, sangat susah untuk diajari menjadi
tertib dan beradab.



Saya pernah melakukan eksperimen memegang salah satu atau beberapa
pandangan hidup yg berasal dari agama dan budaya, tetapi sekarang tidak
lagi. Sekarang saya berpendapat bahwa tujuan hidup seseorang merupakan
privilese dari orang itu sendiri untuk menentukan. Ada yg tujuan
hidupnya menjadi istri yg baik. Ada yg tujuan hidupnya menjadi istri
binal. Ada yg tujuan hidupnya menjadi politisi kawakan. Ada yg tujuan
hidupnya menjadi koruptor. Semuanya oke saja, pilihan dari orang itu
sendiri, dan kita tidak bisa menggeneralisir bahwa orang harus memiliki
tujuan hidup tertentu.



Memaksakan suatu pandangan tertentu agar diterima menjadi tujuan hidup
bagi orang lain merupakan pelecehan HAM (Hak Azasi Manusia). Sangatlah
melecehkan kalau saya mengkuliahi seorang teman wanita yg suka
berselingkuh bahwa Allah akan merazamnya di neraka. Itu hidup dia
sendiri kan ? Dan dia berhak melakukan apa yg diinginkannya dengan
hidupnya sendiri. Dia yg melakukan, dan dia yg sendiri yg menanggung
konsekwensinya.



Itu salah satu contoh saja, dan kita bisa mengambil berbagai macam
contoh lainnya, yg pada intinya mengatakan bahwa tujuan hidup seseorang
adalah privilese orang itu sendiri, dan kita tidak berhak untuk
mencampurinya. Saya bahkan tidak akan bilang apapun kalau saya tidak
ditanya. Kalaupun ditanya, saya tidak akan men-judge atau menghakimi
orang. Saya bisa menyodorkan alternatif, tapi orang itu sendiri yg
harus memilihnya. 



Tujuan hidup saya pribadi saat ini cuma untuk menyelesaikan tugas-tugas
saya. Tiap orang memiliki apa yg dianggapnya sebagai tugasnya di dunia
ini. Saya juga merasa ada tugas yg harus saya selesaikan di dunia.
Setelah itu selesai, saya mao cabut aja. Gak mao lama-lama di dunia
ini, dan kalau bisa gak mao balik lagi ke sini.



T = Kalo untuk mencapai kesadaran, kan Mas Leo sama beberapa orang udah pada 
mencapai kesadaan, selanjutnya mau ke arah mana?



J = Nggak ke arah mana-mana. Kita selalu di sini dan saat ini saja. Here and 
now. Emangnya mao ke arah mana lagi ?



T = Yg bagus itu tahap kesadaran seperti Mas Leo (sadar bahwa Mas Leo
sadar), atau sadar bahwa suatu waktu kita menjadi tidak sadar (kondisi
saat lahir atau mati) ?



J = Nggak pernah saya pikirin.



Yg saya tahu cuma satu, yaitu bahwa saya selalu sadar, dan sadarnya di
sini dan saat ini saja. Memang ada memory yg tidak bisa dibawa ke alam
fisik, seperti apa yg saya alami ketika saya tidur dan bermimpi.
Tetapi, saya tahu bahwa kalaupun saya tidak bisa ingat, saat itu saya
juga sadar. Saya sadar walaupun saya berada di alam mimpi. 



Dan saat ini saya juga tidak tahu apakah suatu saat saya akan menjadi
tidak sadar. Yg saya tahu bahwa saya selalu sadar. Dan itu sudah cukup
bagi saya.



Pengertian seperti saya akan membawa manusia untuk bisa berjalan di
tengah dan tidak jatuh terjerambab dalam jebakan-jebakan yg sengaja
dipasang oleh agama-agama Timur Tengah. Agama-agama Timur Tengah tidak
selalu jelek, walaupun biasanya selalu menakut-nakuti manusia dengan
konsep mereka tentang sorga neraka, as well as jalan hidup mengejar
pahala. 



Mengikuti cara berpikir seperti itu cuma akan membuat manusia menjadi
robot yg bisa disetir ke sana dan ke mari, tanpa menyadari bahwa segala
apa yg dikhotbahkan itu cuma rekayasa manusia belaka.



Bahkan semua isi kitab suci itu merupakan hasil budaya manusia,
walaupun ada ayat-ayat yg tidak tahu malu bilang bahwa dialah "Allah".
Itu ucapan manusia belaka, yg berbicara seolah-olah Allah yg berbicara.
Pedahal Allah di situ cuma proyeksi dari si manusia itu sendiri saja,
dan yg berbicara cuma kesadaran di si manusia itu juga.



Kalau kita bisa menyadari dan menerima hal yg satu ini saja, maka
tingkat spiritualitas kita akan langsung maju beberapa langkah. Kalau
tidak, kita akan berputar di situ saja, dan itulah neraka dunia menurut
saya. Neraka adalah ketika anda jungkir balik mengikuti syariat yg anda
imani sebagai berasal dari Allah. Pedahal jelas Allah di situ cuma
konsep yg dibuat, dan anda menjadi sapi perahan dari mereka yg
mengangkat diri mereka sendiri menjadi ulama dari syariat itu.





+



Leo

@ Komunitas Spiritual Indonesia @ 
<http://groups.yahoo.com/group/spiritual-indonesia>.



Tari
Gandrung dari Banyuwangi, Jatim, yg mulanya ditarikan oleh pria tetapi
sekarang dilakukan oleh wanita. Jurnal Gandrung yg akan terbit Maret
2010 so pasti mengambil inspirasi dari nama tari ini yg konotasinya
sangat seksual sehingga dimusuhin sama Allah Ta'alla.


      New Email names for you! 
Get the Email name you&#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

Kirim email ke