NAMA YANG HEBRING Mang Ucup itu tergolong manusia Narsis yang selalu berusaha untuk memoles namanya agar bisa selalu dikenal oleh banyak orang; jadi semodel dengan Manohara. Pada umumnya orang-orang yang serumpun dengan mang Ucup itu adalah para selebritis. Mereka banyak sekali melakukan berbagai macam Happening dan Action hanya dengan satu tujuan agar namanya jadi top-news terus-menerus, tetapi menjelang ajal tiba mulailah timbul pertanyaan: "Apakah Nama itu Penting?"
Kita mendapatkan nama pada umumnya pada saat kita dilahirkan, tetapi banyak pula yang merubah maupun mengganti dengan nama baru yang lebih keren, mulai dari Hartawan, Gunawan, Rupawan, Sugiharto, Budiman dsb-nya. Hanya yang namanya Sugiharto sekalipun; kenyataannya masih saja banyak yang tetap kere alias tidak memiliki Harto. Pada umumnya mereka memilih nama tersebut dengan harapan agar bisa merubah nasib hidupnya sesuai dengan nama barunya. Sedangkan bagi Melly Guslauw nama itu tidak perlu yang aneh-aneh, maka dari itulah ia menamakan putera pertamanya dengan nama: "Anakku Lelaki" sedangkan putera keduanya diberi nama: "Pria Bernama Hoed". Banyak dari kita yang menghabiskan masa hidupnya hanya sekedar untuk memoles nama, mulai dengan selalu memakai pakaian yang bermerek, perhiasan maupun asesories lainnya agar bisa tampil elok dan cantik, bahkan tidak kurang pula yang bersedia merubah penampilannya melalui operasi plastik. Begitu juga kita membeli mobil maupun rumah mewah agar bisa tampil wah dan aduhai. Apakah tidak keren tuh apabila Mang Ucup pakai mobil Ferrari, pasti saya akan bisa mengangkat derajat dan memoles nama saya sebagai Wong Sugih ! Masalahnya orang akan tersinggung berat apabila disebut sebagai Wong Kere/Miskin, buktinya Donald Trump telah menggugat New York Times dengan nilai gugatan sebesar lima miliar AS Dollar. Masalahnya dalam buku yang berjudul "The Art of being Donald" ia tidak dicantumkan sebagai "Miliarder", melainkan hanya sebagai "Multi Jutawan" saja yang memiliki harta kekayaan tidak lebih dari 225 juta AS Dollar hal inilah yang membuat dia tersungging berat. Mungkin ada baiknya agar nama tidak kelihatan kosong, ditambah dengan embel-embel berupa gelar mulai dari Ir s/d Dr. Apabila Anda belum memiliki gelar berarti Anda ini termasuk rumpun Wong Goblok bin Dunguk yang tidak berpendidikan. Walaupun demikian Donn't Worry lah, toh gelar sekarang ini bisa dibeli di mana-mana misalnya di Care Four ! Cobalah renungkan oleh Anda apakah nama yang hebat dengan gelar yang berderet tersebut masih mempunyai nilai setelah Anda masuk liang lahat alias Koit ? Hanya sayangnya diatas batu nisan; nilai nama Anda ini tidak akan lebih daripada satu Strip saja, ialah antara tanggal kelahiran dan tanggal kematian. Di dalam buku sejarah tidak pernah ada nama orang yang dikenang, karena harta kekayaan maupun kecantikannya, jadi percuma saja Anda berusaha untuk memoles nama agar dapat diakui sebagi Wong Cantik ataupun Wong Sugih. Orang akan menilai dan mengingat kita bukannya, karena nama yang hebat, melainkan karena hasil perbuatan kita atau buah pahala yang diamalkan selama hidup ini. Perbuatan baik Anda akan jauh lebih bernilai dan akan jauh lebih lama dikenang, karena ini sifatnya jauh lebih kekal. Dibandingkan dengan hanya sekedar mejeng berpakaian Christian Dior ataupun mobil Jaguar yang Anda miliki sekarang ini, sebab semuanya ini hanya sekedar bungkus atau verpacking saja yang akhirnya akan dibuang ketempat sampah. Para selebritis di Amerika akan merasa sangat tersanjung sekali apabila namanya ditulis dan diabadikan diatas trotoir The Hollywood Walk of Fame. Hanya petinju legenda Muhammad Ali saja yang menolak dan tidak mau namanya diabadikan disitu dengan alasan ia tidak mau namanya di injak-injak orang. Salvador Dali adalah pelukis surealis dari Spanyol yang paling terkenal. Selama hidupnya ia berusaha untuk memoles namanya dengan melakukan berbagai macam happening maupun keteaterannya yang sangat eksentrik untuk menarik perhatian publik. Tetapi ketika menjelang masa tuannya; akhirnya ia sadar bahwa nama itu tidak ada apa-apanya, sehingga ia menjual dan mengobral namanya kepada siapa saja yang mau. Ia menjual kanvas kosong tanpa lukisan dengan hanya mencantumkan nama dan tanda tangannya saja. Jadi siapa saja boleh dan bisa menambah lukisannya diatas kanvas tersebut; agar seakan-akan ini adalah hasil lukisan karya dari Salvador Dali. Jadi kesimpulannya buat apa kita membuang waktu masa hidup kita yang singkat ini hanya sekedar untuk memoles nama yang tidak mungkin bisa diabadikan maupun dikenang orang. Daripada memoles nama yang tiada artinya lebih baik melakukan sesuatu yang lebih bermanfaat bagi orang-orang disekitar kita, hal ini akan jauh lebih dikenang daripada gelar yang anda miliki sekarang ini. Orang tidak akan mendapatkan hadiah Nobel, karena kecantikan ataupun kekayaannya. Lihat saja nama-nama selebritis mana yang masih dikenang hingga puluhan ataupun ratusan tahun ? Nama-nama mereka hanya akan terang bersinar sekejap waktu saja seperti juga kunang-kunang yang akhirnya berguguran dengan sendirinya dan tidak akan diingat orang lagi. Dan tanyalah sama diri sendiri, apakah Anda mengenang ayahanda Anda, karena kekayaannya ataupun ibunda Anda karena kecantikannya? Tidak, kita mengenang mereka, karena kasih sayang dan pengorbanan yang telah mereka berikan kepada kita. Mang Ucup Email: mang.ucup<at>gmail.com Homepage: www.mangucup.org Facebook