Antara Mengemis dan Sedekah

Di tempat saya tinggal, ada lokasi perkantoran, perbankan yang sangat ramai.
Sangat disayangkan di lokasi tersebut banyak pengemis yang beroperasi.
Saya pernah sengaja mengamati, ternyata ada beberapa kelompok pengemis.
Bangun tubuh mereka masih kelihatan sehat bugar. Dengan penampilan yang
kumuh mereka sengaja mengundang belas kasihan orang-orang yang lalu lalang.
Pernah saya mencoba menawari pekerjaan di rumah. Tapi mereka menolak.
Mengemis jauh lebih bahagia, lebih merdeka.

Menko Kesra Aburizal Bakrie menilai bahwa mengemis menghilangkan harga diri 
seseorang. Dan Pemerintah menangani masalah ini dengan serius.
Kantor Menkokesra bekerja sama dengan Departemen Sosial (DepSos) menyediakan 
rumah-rumah untuk pelatihan para pengemis.
Mereka di didik, diberikan ketrampilan supaya tidak mengemis lagi.
Namun ternyata setelah mendapatkan pelatihan, sebanyak 30% kembali menjalankan 
aktivitasnya semula.

Islam menganjurkan untuk memberi sedekah kepada orang-orang yang membutuhkannya.
Tapi kepada pengemis yang karena terpaksa akibat kemiskinan. Bukan kepada 
pengemis yang 
terorganisir dan semata menjadikan mengemis sebagai profesi untuk mncari 
keuntungan.

Sehingga sebaiknya zakat, infaq dan sedekah disalurkan ke lembaga yang 
profesional, amanah 
dan memiliki program yang jelas. Lembaga yang mampu mendorong kemandirian umat.
Memberi penyadaran tentang keutamaan 'tangan yang di atas daripada tangan yang 
di bawah'
-[lm-23]

[Sebagian sumber dari Dialog Jumat Republika]
---------------------------------------------------------------------
l.meilany
150509/25ramadhan1430h

Kirim email ke