T = Pada suatu kesempatan, saya terlibat diskusi cukup seru dengan
teman-teman mengenai benarkah Tuhan maha kuasa? Tanpa perlu sedikit pun
berpikir, teman-teman saya langsung setuju, "Benar, Tuhan memang maha
kuasa, apalagi yang perlu diragukan?" kata teman-teman saya. 



Saya mencoba bertanya, bagaimana contohnya?



"Oh banyak contohnya" jawab teman saya. "Misalnya, ada seseorang yang
divonis mati karena penyakit oleh dokter, kemudian karena kekuasaan
dari Tuhan orang tersebut tetap hidup dan sembuh dari penyakitnya. Ada
lagi orang yang berjalan di atas bara api, tetapi orang tersebut sama
sekali tidak menderita luka sedikit pun, itu semua juga karena
kekuasaan Tuhan. Tuhan maha kuasa untuk berbuat apa pun" lanjut teman
saya. 



"Bisakah Tuhan menghidupkan orang mati?" tanya saya lagi. 



"Jika Tuhan berkehendak, pasti bisa. Karena Tuhan jugalah yang
menyebabkan orang bisa hidup. Di dalam Al Kitab, nabi Isa juga diberi
mujizat untuk bisa menghidupkan orang yang sudah mati" jawabnya.



J = Hmmm...



T = Kemudian pertanyaan saya lanjutkan lagi. "Bisakah Tuhan menetaskan
telur asin, atau bisakah Tuhan menghidupkan biji-bijian yang telah
dimatikan misalnya biji-bijian yang telah digoreng atau direbus? Atau
bisakah Tuhan menghidupkan atau menciptakan lagi binatang-binatang yang
telah punah seperti menghidupkan lagi dinosaurus?" tanya saya.



"Ya nggak bisa, bagaimana mungkin menetaskan telur asin dan menumbuhkan
biji-bijian yang telah dogoreng atau menghidupkan dinosaurus yang telah
menjadi fosil? Pertanyaanmu tidak masuk akal" jawabnya.



"Bukankah Tuhan menghidupkan orang yang sudah mati juga tidak masuk
akal? mengapa Tuhan tidak kuasa menetaskan telur asin? Katanya Tuhan
maha kuasa dan maha pencipta? Masa cuma menetaskan telur asin saja
tidak bisa" jawab saya.



Benarkah Tuhan maha kuasa dan maha pencipta? Jika benar, mengapa Tuhan
tidak bisa menciptakan kembali sesuatu yang telah punah dan Tuhan tidak
kuasa menghidupkan kembali yang sudah mati semisal menetaskan telur
asin? Meliputi apa saja sebenarnya kekuasaan tuhan? Tuhan sebenarnya
tidak maha kuasa, sebab pada kenyataannya (faktanya) kekuasaan Tuhan
sangat dibatasi dan dipengaruhi oleh interaksi hukum alam. Hukum alam
itu sendiri berjalan sesuai dengan sebab akibat, aksi reaksi dan pro
kontra. Tuhan tidak bisa ikut menentukan dalam proses sebab akibat itu.



Contoh, disebabkan kita telah membunuh seluruh sel kehidupan dari telur
asin itu, maka berakibat Tuhan tidak kuasa pada pembentukan sel
kehidupan yang baru yaitu tidak mungkin telur bisa menetas. Contoh
lain, disebabkan kondisi di bulan tidak ada oksigen maka berakibat
Tuhan tidak kuasa mencipta kehidupan. Syarat-syarat kehidupan
diantaranya harus ada oksigen (udara /O2), hydrogen (air/ H2O), cahaya,
tanah, dan mungkin ditambah satu lagi yaitu api (suhu ideal bagi
kehidupan). Ke lima unsur itulah diantaranya yang menyebabkan
terjadinya kehidupan. Lalu, apakah ke lima unsur tersebut juga
merupakan ciptaan Tuhan? Sekali lagi, ke lima unsur tersebut terbentuk
melalui proses yang sangat rumit dan memerlukan waktu yang sangat
panjang berdasarkan hukum sebab akibat, kait mengkait satu dengan
lainnya. Contohnya, tak ada hujan tanpa uap. Darimana asal air?
Jawabannya tidak sesederhana di alkitab yaitu "dari Tuhan" dengan sabda
"jadilah".



J = Ya, Tuhan memang tidak bisa menghidupkan telur asin. Tuhan tidak
bisa menghidupkan fossil dinosaurarus. Tuhan cuma permainan kata-kata
saja.



T = Kalau begitu, dimanakah Engkau Tuhan? Tuhan berada di angan-angan
kita. Semakin kuat kita mengangan-angankannya (yakin dan percaya) maka
semakin kuat pula keberadaannya pada tubuh kita. Mari kita rasakan.
Jika kita mengangankan Tuhan itu baik dan sayang kepada kita, maka
secara psikis jiwa kita akan tenteram dan damai. Sebaliknya jika kita
mengangankan Tuhan akan marah dan akan memasukkan ke dalam api neraka
bagi orang-orang yang menentang perintah-perintahnya, maka kita pun
akan ketakutan dan akhirnya akan menjalankan perintah-perintahNya.



J = Tuhan itu memang cuma konsep saja yg kita gunakan untuk mensugesti
pikiran kita sendiri. Kalau kita merasa diridhoi, ya jadilah kita
diridhoi. Kalau kita merasa dilaknati, ya jadilah. Yg meridhoi dan
melaknati itu kita sendiri. 



Makanya saya bilang sangat najislah orang-orang yg mengkhotbahkan
Tuhan, dan bilang kepada semua orang bahwa Tuhan sangat ingin penerapan
syariat Islam. Tuhan yg mana itu? Tuhan buatan para ulama Islam sendiri
bukan? Kenapa begitu? Karena kalau syariat Islam diterapkan maka akan
sempurnalah para ulama Islam menjadi Tuhan yg bisa menetapkan bahwa
wanita tidak boleh pakai celana panjang, dan harus pakai jilbab. 



Siapa yg jadi Tuhan di sini? Para ulama itu bukan?



Makanya sebaiknya kita cepat-cepat menghapuskan pembodohan massal yg
terakhir dan sempurna itu, dan bilang terus terang saja bahwa syariat
Islam itu buatan manusia belaka. Agama Islam itu buatan manusia. Agama
Kristen buatan manusia. Semua agama itu buatan manusia. Bahkan Tuhan
dalam agama-agama itu adalah buatan manusia belaka. Tuhan yg
dikonsepkan oleh manusia.



Kita mau buat Tuhan yg jenis apa, ya jadilah. Tapi tentu saja Tuhan
tidak akan bisa disuruh untuk menetaskan telur asin. Telur asin yg
sudah jadi asin, sudah tentu tidak bisa ditetaskan. Tuhan tidak bisa
itu. Tuhan cuma bisa menggunakan kekuatan tangan kita para pria untuk
memaksa wanita-wanita yg ingin menjadi diri sendiri. HAM wanita untuk
menjadi diri sendiri bisa kita lecehkan dengan alasan Tuhan ingin
wanita berjilbab.



Hidup Tuhan Buatan!



T = Saya pernah berdiskusi dengan teman-teman mengenai Tuhan sebagai
Maha Pencipta. Bagi teman saya, adalah merupakan keyakinan mutlak bahwa
"Bumi, matahari, bintang-bintang serta aneka kehidupan di jagat raya
ini adalah ciptaan Tuhan."



Lalu saya tanyakan, bagaimana Anda "mengetahui" bahwa semua itu yang
mencipta Tuhan? Teman saya menjawab, sebab hanya Tuhan yang mampu
menciptakan itu semua. Tak ada satu makhluk pun di atas bumi ini yang
mampu menciptakan sel kehidupan, apalagi mencipta matahari dan bintang
selain Tuhan.



Lantas saya tanyakan lagi, dengan cara bagaimana Tuhan menciptakan sel
kehidupan, bumi, matahari, bintang-bintang serta semua kehidupan
lainnya ini? Jawab teman saya, Tuhan maha kuasa, jadi cukup berfirman
"jadilah maka apa yang dikehendaki oleh Tuhan akan terjadi." Benarkah
asal usul penciptaan sesederhana itu?



J = Mereka cuma membeo saja bukan? Teorinya seperti itu. Itu teori
tentang Tuhan. Teori yg belum pernah bisa dibuktikan tapi bisa
dipertahankan sampai orang berbunuh-bunuhan. Pedahal Tuhan jenis itu
cuma berasal dari Timur Tengah. Agama-agama Timur (Hindu, Buddha, Tao)
tidak mengenal Tuhan jenis itu. Tuhan jenis itu khas berasal dari
Barat, yaitu Tuhan yg dipostulasikan berada di luar ciptaan-Nya. Dan
bagaimana kita "tahu" (dalam tanda kutip).



Mudah saja. Kita tahu Tuhan berada di luar ciptaan-Nya karena kita
diajarkan seperti itu. Kita diajarkan bahwa Tuhan itu maha kuasa blah
blah blah... dan kalau Tuhan mau maka apa saja bisa. Bisa ini dan itu.
Pedahal Tuhan cuma ada di jidat manusia yg menteorikan tentang Tuhan.



Agama-agama Timur tidak seperti itu. Orang India, Cina dan Jepang tidak
suka bicara tentang Tuhan. Yg bisa dibicarakan itu tentang manusia
saja. Bagaimana manusia bisa menjalani kehidupannya relatif tidak
diganggu oleh yg namanya Tuhan. Caranya ya dengan hidup biasa-biasa
saja. Ada yin ada yang, ada kiri ada kanan. Ada dingin ada panas.
Semuanya soal persepsi belaka. Kalau dipersepsikan ada Tuhan ala Timur
Tengah, maka manusianya akan bersifat sok tahu yg terakhir dan
sempurna. Kalau dipersepsikan bahwa segalanya cuma alam semesta biasa
saja, maka manusianya akan lebih realistis. Akan lebih natural atau apa
adanya saja. Tidak akan memaksakan segala macam syariat yg konon Tuhan
inginkan agar manusia jalankan. Pedahal yg menginginkan the syariat
dijalankan cuma manusia tertentu yg kebetulan tidak punya malu. 



Manusia yg berbicara seolah-olah dia itu Tuhan. Pedahal adanya cuma si
manusia itu sendiri, dan Tuhan itu boneka di tangannya. Konsep yg
dibuatnya sendiri.



T = Pertanyaan saya lanjutkan, adakah di dunia ini satu peristiwa atau
suatu materi/benda yang terjadi begitu saja secara spontanitas tanpa
melalui proses?



Coba tunjukkan kepada saya, adakah contoh sebuah benda yang semula
tidak ada tiba-tiba saja langsung menjadi ada tanpa melalui proses?



Kita membuat tape singkong saja melalui berbagai tahapan (proses),
bagaimana cara Tuhan membuat bumi ini? Benarkah cukup hanya berfirman
"jadilah" maka bumi yang semula tidak ada tiba-tiba langsung jedul
muncul bumi? Mustahil bukan, bumi, matahari dan bintang-bintang di
langit terjadi tanpa melalui proses?



Jadi kalau kita percaya Tuhan Maha pencipta, bagaimana sebenarnya cara
Tuhan mencipta sesuatu? Jika kita tidak bisa menjawab dengan pasti,
berarti keyakinan kita selama ini --yang mengatakan bahwa Tuhan maha
pencipta--, sangat lemah dan rapuh.



Kita beriman, kita percaya bahwa Tuhan maha pencipta. Tetapi, kita
tidak pernah mengetahui apakah keimanan kita selama ini benar atau
salah?



Orang-orang yang beriman sangat arogan dan sombong mengatakan bahwa
bumi ini hasil ciptaan Tuhan, tetapi mengapa mereka tidak bisa menjawab
ketika ditanyakan "bagaimana cara Tuhan menciptakan.



Keyakinan apa pun bisa benar bisa juga salah. Untuk menguji kebenaran
dari suatu keyakinan adalah melalui bukti nyata. Jika kita mengatakan
benar, konsekuensinya ya harus berani diuji! Selama keyakinan kita
tidak bisa dibuktikan kebenarannya melalui fakta, maka apa pun yang
kita yakini belumlah mencapai kebenaran murni. Yang ada hanya sekadar
kebenaran dalam angan-angan atau mimpi, asumsi atau keyakinan.



J = Segala macam pemaparan agama tentang Tuhan merupakan teori belaka.
Diteorikan bahwa ada Tuhan yg menciptakan segalanya blah blah blah...
Pedahal yg bilang begitu cuma sang manusia. Namanya fantasi yg terakhir
dan sempurna. Tentu saja tidak bisa dibuktikan karena orangnya sendiri
secara intuitif tahu bahwa apa yg dipercayainya cuma fantasi belaka.
Fantasi yg diajarkan secara turun temurun, lengkap dengan "ancaman"
(dalam tanda kutip).



Ancaman diberikan kepada mereka yg berani ke luar dari agama. Diancam
akan masuk Neraka. Pedahal Neraka dan Surga termasuk PAHE (Paket
Hemat). Tuhan, Neraka dan Surga merupakan PAHE yg terakhir dan
sempurna. Harus dipaksakan dengan iman. Iman artinya tidak menggunakan
otak. Kalau kita menggunakan otak untuk berpikir, namanya tidak
beriman. Kalau kita tidak menggunakan otak dan menjadi beo saja, maka
namanya kita orang beriman.



T = Mengapa orang-orang beriman tidak bisa membedakan antara mimpi dan
realitas? Mengapa orang-orang beriman tidak bisa membedakan antara
pengetahuan dengan keyakinan? Mengapa orang-orang beriman beranggapan
bahwa keyakinannya adalah suatu kebenaran absolut/ mutlak, meskipun
keyakinan itu hanya berdasarkan lembaran-lembaran kitab purbakala yang
katanya wahyu itu?



Jawabnya, karena orang-orang yang beriman telah terpengaruh atau berada
dalam kekuasaan ilmu sihir/guna-guna atau secara psikologis mereka
telah berada dalam ruang hipnotik.



J = Hmmm...



T = Maka selama-lamanya keyakinan tinggal keyakinan. Sebab, agama
selalu menekankan pada "keimanan" bukan bagaimana Cara berpikir dan
memecahkan persoalan dengan benar berdasarkan realita, hukum
sebab-akibat, aksi-reaksi, pro dan kontra. Yang tidak mau beriman,
berarti "kafir" itulah tabiat atau ciri khas dari agama dalam
menebarkan ilmu hipnotiknya.



J = Menurut saya, yg berperan adalah ancaman Neraka itu. Orang
ditakut-takuti akan masuk Neraka. Dan orang takut. Atau, orang sudah
tahu dibohongi, tetapi tidak mau menyakiti hati para ulama, akhirnya
berbondong-bondonglah orang hidup dalam kebohongan. Bilang percaya,
pedahal sudah tidak percaya lagi. Banyak sekali orang seperti itu. Saya
termasuk.



T = Agama mengajarkan Tuhan maha pencipta, tetapi agama tidak
memberikan pengetahuan secara detail bagaimana cara Tuhan mencipta
sesuatu. Adakah kitab-kitab agama yang memberikan teori astronomi atau
fisika secara lengkap? Penjelasan alkitab tentang penciptaan hanya
menggunakan kata "jadilah" maka apa yang dikehendaki oleh Tuhan
tiba-tiba berwujud. Ini pasti mustahil!



J = Namanya juga "kitab suci" (dalam tanda kutip). Walaupun isinya
tidak masuk akal, tetap saja dianggap suci. Pedahal cuma tulisan
manusia biasa saja, walaupun di ayat itu si manusia menyebut dirinya
sebagai "Tuhan" (dalam tanda kutip juga).



T = Kita beriman berdasarkan warisan kepercayaan atau agama yang
berasal dari para nabi yang kemudian diajarkan secara turun temurun
oleh nenek moyang kita. Dalam penerimaan warisan kepercayaan ini, kita
hanya menerima begitu saja apa kata nabi, tanpa kritisisme, tanpa
dialektika. Nabi atau siapapun tokoh agama adalah orang-orang yang
penuh ambisi dengan berbekal pada ilmu “hipnotik”.



Prinsip hipnotik adalah harus terjadi sebuah hubungan yang tidak imbang
yaitu superior yang berhadapan dengan inferior. Para nabi atau para
pemimpin agama pasti tidak mungkin bisa mengajarkan keimanannya
(menghipnotik) kepada orang lain dengan posisi sama-sama superior.



Hanya para inferior yang bisa dihipnotik dan digiring oleh agama untuk
dimasukkan dalam sangkar mistisisme. Pola ini terus berlanjut dari
jaman purbakala sampai dengan hari ini.



Para Nabi dan pemimpin agama dengan berbagai cara, entah dengan
kekuatan magis atau berbekal wahyu "Tuhan" telah menempatkan dirinya
pada posisi "superior" (sering menyebut dirinya sebagai utusan Tuhan)
sedangkan para pengikutnya dibuat mati rasionya/ inferior sehingga
akhirnya mudah dikendalikan untuk selanjutnya dihipnotik/ dikuasai.



Sudah begitu, mereka mengaku agamanya yang paling benar. Inilah
kekeliruan manusia beragama yang paling konyol/ nyata, karena
seolah-olah telah berhasil "menangkap" sosok Tuhan beserta seluruh

pemikiranNya. Dikiranya "WAHYU" bisa ditangkap oleh manusia. Wahyu
Tuhan, tidak bisa ditangkap, karena wahyu Tuhan hanya berupa
signal/tanda-tanda bukan produk kata-kata.



Signal itu misalnya ketika kita menderita suatu infeksi maka tubuh kita
akan memberi tanda/signal berupa demam. Gunung akan meletus pun pasti
memberikan tanda-tanda, alam akan terjadi gempa pun pasti ada
tanda-tanda, dst. Nah tanda-tanda itulah menurut saya yang disebut
wahyu. Dan jangan lupa, di dunia ini penuh diselimuti dengan
“TANDA-TANDA” alam, alias wahyu Tuhan. Namun, hanya sedikit orang yang
mampu menerjemahkan dan mau tahu dengan tanda-tanda alam itu. Tanda
alam pasti benar dan tidak pernah berbohong tetapi penafsirannyalah
yang sering tidak benar.



Para nabi tidak lebih banyak mengungkap tanda-tanda dari alam, yaitu
belajar fenomena alam semesta melalui ilmu fisika, kimia, biologi,
matematika, astronomi atau filsafat namun mereka lebih banyak merenung
dan kontemplasi untuk mendapatkan petunjuk goib. Akhirnya mereka
mengungkapkan melalui gagasan (produk kata-kata) atau konsep yang
selalu dikatakan bermula dari langit. Padahal yang terjadi sebenarnya,
bermula dari niat untuk berbuat sesuatu, baik untuk dirinya sendiri
atau untuk orang lain (sebuah tafsir realita kehidupan). Konsep itu
selalu dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya faktor budaya,
sosial, pendidikan, lingkungan masyarakat maupun keluarga.



Produk kata-kata (wahyu) akhirnya menggelinding sebagai alat untuk
menyerang atau merendahkan kepercayaan/keyakinan dari umat lain
--tujuan keimanan-- dan sebagai alat politik untuk menciptakan tatanan
sosial dengan menghandel nama Tuhan --tujuan kekuasaan--. Sehingga
terjadilah perang yang seru diantara sesama umat beriman atau umat
beragama. Biasanya, ungkapan yang sering keluar adalah mereka golongan
"sesat" atau mereka golongan kaum kafir, ahli neraka, musuh Tuhan dan
hujatan-hujatan lainnya.



Padahal menurut saya, mereka sama-sama sesat. Mengapa? Sebab perilaku
mereka bukan dibimbing oleh ilmu alam tetapi oleh ilmu mistik.



J = Maksudnya ilmu klenik atau mempercayai apa yg seharusnya sudah
jelas tidak perlu dipercayai. Sudah jelas tidak ada Jibril yg
menurunkan ayat pakai gerekan dari atas langit, kok masih mau percaya,
begitu bukan? 



T = Apakah ilmu alam itu? Ilmu alam adalah ilmu kenyataan yang tingkat
kebenarannya bisa dibuktikan secara nyata dan dasar kebijaksanaannya
bukan karena mendapat wahyu dari Tuhan, melainkan karena mereka paham
dan mengerti bahwa manusia harus bisa saling kerja sama untuk kebaikan.



Sebab, jika kita tidak bisa kerja sama maka akan terjadi saling
menindas dan memusnahkan antar sesama manusia (homo homini lupus),
kalau sudah demikian maka terjadilah perang, padahal memulai perang
jauh lebih mudah daripada mengakhirinya.



J = Of course. Anda tahu semuanya. Dan banyak juga yg sudah tahu.
Pertanyaannya sekarang, maukah kita bicara terus terang tentang itu.
Maukah kita konfrontir orang-orang yg jualan Tuhan?





+



Leo

@ Komunitas Spiritual Indonesia: 
<http://groups.yahoo.com/group/spiritual-indonesia>.





Tuhan sedang duduk di belakang meja tulisnya di Sorga.


      New Email addresses available on Yahoo!
Get the Email name you&#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

Kirim email ke