Tafsir atau Tebak2an Merupakan Kegiatan Beragama Ada ulama Islam yang beranggapan bahwa untuk bisa menafsirkan ayat2 Quran dibutuhkan alat, dan alatnya itu disebut "iman".
Menafsir nomor lotery bisa jelas apakah tafsirannya tepat atau meleset. Karena kalo menafsirkannya tepat pasti dibayar bandar, sebaliknya kalo tafsirnya meleset tak akan dibayar bandar. Tetapi sering terjadi pada orang2 yang berkeimanan tinggi, meskipun jelas2 tafsirannya meleset, tetapi dia merasa se-olah2 tepat dan memaksa sang banda untuk membayarnya. Tetapi kalo ada yang seperti ini biasanya sang bandar gampang mengatasinya dengan memanggil polisi karena jelas2 orang ini mengalami halusinasi kepingin kaya sehingga muncul halusinasi bahwa tafsirannya mengena tepat. Beda kalo urusan tafsir menafsir ini dilakukan terhadap kata2 atau ayat2 Quran. Meskipun tafsirnya jelas2 meleset, tetap tidak bisa dianggap meleset karena tidak ada bandarnya yang membayar atau menolak membayarnya sehingga tidak bisa dipastikan apakah tafsirnya meleset atau tafsirnya tepat. Tapi seperti juga lotery, yang namanya tafsir menafsir atau tebak menebak selalu kemungkinan tepatnya kecil sekali prosentasenya kalo tidak mau dikatakan tidak mungkin. > azis - <moteka...@...> wrote: > Yakin atas kebenaran Al-Qur-an. Begitulah > yang tersurat, dan andai pun ada ayat yang > menyatakan dosa syirik diampuni maka > paradoksal jadinya. Sejauh ini menganalisisnya > tidak ada atau tidak menemukan ayat baik > secara eksplisit maupun implisit yang menyatakan > dosa syirik diampuni. Mohon bantuannya kepada > rekan yang lebih jeli menyimak masalah ini > untuk menunjukkannya. Agama berasal dari tafsir pribadi masing2, dan tidak mungkin tafsir itu bisa dipaksakan untuk seragam sebagaimana halnya Hadist. Terbukti, hingga detik ini tidak ada satupun aliran Islam manapun berhasil memaksakan Hadistnya kepada aliran Islam lainnya. Demikianlah kenyataan bahwa tafsir itu hanyalah angan2, hanyalah tebak2an pribadi seseorang ataupun sekelompok orang. Cobalah anda renungkan ayat Quran dibawah ini yang bisa ditafsirkan secara paradoxal meskipun kata2nya dibawah ini secara explisit dan implisit jelas merupakan kata2 yang mewajibkan utuk melakukan teror2 terhadap orang2 kafir, dan orang2 kafir itu bisa jadi adalah umat Islam itu sendiri. QS 9:123. Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa. Ada kelompok umat Islam yang menyatakan bahwa ayat diatas justru melarang terorisme dan membuktikan bahwa dari ayat ini Islam bukanlah agama teror dan tidak ada kata2 diatas yang menyatakan bahwa agama Islam memusuhi atau membenci orang kafir. Justru sebaliknya ayat2 diatas secara jelas melindungi orang2 kafir dan Islam merupakan agama yang melindungi orang kafir. Sebaliknya ada juga kelompok Islam lainnya yang justru menganggap ayat diatas mewajibkan teror terhadap kafir dan menjanjikan pahala pada setiap umat yang berhasil membunuh se-banyak2nya orang2 kafir. Demikianlah urusan tafsir menafsir bukanlah hal yang perlu diperdebatkan kesemuanya tergantung penafsiran atau tergantung kepada angan2 masing2 umat saja. Ny. Muslim binti Muskitawati.