> "mediacare" <mediac...@...> wrote:
> Mengerikan, oh Tifatul...
> Menjadi menteri itu artinya untuk
> kepentingan seluruh bangsa Indonesia,
> bukan untuk citra PKS belaka.
>


Tifatul tidak mengerti mana yang lebih tinggi kedudukannya antara MUI dan 
Menkoinfo.

Seharusnya MUI itulah yang mengikuti pengarahan Menkoinfo, bukan sebaliknya 
Menkoinfo mengikuti pengarahan dari MUI.

Kalo MUI mengeluarkan larangan yang sumbernya berasal dari Quran, maka tidak 
mungkin MenKoInfo ini mengeluarkan aturannya bersumber dari Quran karena di 
Quran tidak ada pengaturan bioskop, computer, lagu2 dan filem.

Begitulah celakalah kalo Menteri lulusan IAIN menduduki jabatan Menkoinfo yang 
harus menguasai ilmu komputer.

Banyak masyarakat salah kaprah mengira Tifatul ini lulusan computer 
engineering.  Padahal dia ini dulunya lulusan IAIN yang membuka jurusan 
komputer, namun jurusan komputer ini kemudian ditutup oleh PDK karena IAIN 
adalah sekolah agama Islam bukan sekolah komputer ataupun engineering.  
Demikianlah, akibat jurusan komputer ini ditutup, mahasiswa IAIN berdemo ke PDK 
dan seluruh kelas di IAIN dihancurkan para mahasiswa yang merasa dirugikan 
sekolah dijurusan komputer selama 5 tahun ternyata tidak bisa diterbitkan 
ijazahnya oleh PDK.  Akibat demo dan perusakan besar2an inilah akhirnya PDK 
mendapat tekanan politik sehingga bersedia menerbitkan ijazah jurusan Komputer 
dari IAIN.  Dan tifatul inilah salah satu lulusannya dengan gelar Computer 
Engineering dari sorga.

Ny. Muslim binti Muskitawati.







 
> 
> 
> ----------------------------------------------------
> 
> Kenapa Tifatul Tunduk MUI?
> 
> 
> INILAH.COM, Jakarta - Setara Institute menilai Film 2012 merupakan hasil 
> karya seni yang patut dihargai. Karena itu, Setara heran kenapa Menkominfo 
> Tifatul Sembiring tunduk dengan MUI.
> 
> "Memang belum ada larangan, tapi beberapa aksi unjuk rasa yang meminta 
> pemerintah melarang film itu sudah mulai bergulir," ujar Wakil Ketua Setara 
> Institute Bonar Tigor Naipospos melaui siaran pers yang diterima INILAH.COM 
> di Jakarta, Kamis (19/11).
> 
> Bonar Tigor menyesalkan pernyataan Menkominfo Tifatul yang mengatakan akan 
> melarang film 2012 jika MUI mengharamkan film itu. "Sangat mengherankan, 
> sebuah institusi negara bergantung pada putusan MUI," katanya.
> 
> Menurutnya, pemerintah seharusnya bekerja berlandaskan konstitusi, karena 
> jaminan kebebasan berekspresi jelas tertuang dalam UUD 1945. Jika pun dalam 
> film-film terdapat unsur penghinaan, intoleransi, sebaiknya pihak-pihak yang 
> dirugikan dapat mempersoalkan lewat mekanisme hukum.
> 
> "Jadi bukan melarang peredarannya," ungkapnya. [mut]
> 
> sumber: www.inilah.com
> 
> ---------------------------------------------------------
> 
> Soal Kiamat 2012, Negara Jangan Tunduk Pada MUI
> 
> Jakarta - Soal kontroveris film 2012, Menkominfo Tifatul Sembiring dinilai 
> terlalu tunduk pada MUI. Setara Institute menyatakan negara inskonstitusional 
> bila tunduk pada MUI.
> 
> "Paham konstitusionalisme sama sekali tidak membenarkan penyelenggara negara 
> tunduk pada institusi manapun kecuali pada konstitusi," ujar Wakil Ketua 
> Setara Institute Bonar Tigor Naipospos melaui siaran pers yang diterima 
> INILAH.COM di Jakarta, Kamis (19/11).
> 
> Untuk kesekian kalinya, sambungnya, negara tunduk pada fatwa-fatwa MUI, 
> sebuah organisasi masyarakat swasta yang tidak memiliki mandat mengatur 
> kehidupan publik dalam penyelenggaraan negara. Sikap pemerintah yang 
> terus-menerus bergantung pada MUI, akan menimbulkan preseden buruk dalam 
> penyelengaraan negara.
> 
> "Ketertundukan pemerintah pada MUI hanya akan melegitimasi masuknya 
> intervensi MUI untuk mengatur otoritas moral publik. Padahal hari-hari ini 
> kita sangat mengidamkan sebuah tatanan hukum dalam bernegara berdasarkan rule 
> of law bukan rule of people apalagi rule of MUI," imbuhnya. [mut]
> 
> 
> 
> Facebook:
> Radityo Djadjoeri
>


Kirim email ke