Kejadian kejadian aneh saat ber HAJI Tangerang, 14 Desember 2009 Malam itu saya atas amanah pak RW menyerah sumbangan kematian kepada 2 RT di wilayah kami. Sekembali menyerah sumbangan kami berpapasan dengan rombongan Majlis Taklim dan mengajak saya untuk bergabung dalam beranjangsana ke Rumah bapak RW yang baru kembali dari Tanah suci. Dalam pertemuan di rumah Pak RW , beliau berkesempatan menceritakan kejadian-kejadian selama berhaji , mudah-mudahan dapat menambah wawasan dan pengalaman untuk meningkatkan keimanan kita. Waktu berhaji pak RW telah bertemu dengan orang tua yang umurnya lebih dari 70 tahun saat berangkat dari Indonesia jalannya dibantu dengan kursi roda tapi saat berhaji fisiknya kelihatan lebih kuat dari yang muda-muda bahkan setiap hari bolak-balik jalan kaki dari dan k e Mekah yang jaraknya kurang lebih 1,5 km dari pemondokan tanpa merasa lelah . Saat itu satu rombongan / satu kloter yang masih cukup muda waktu yang berangkat dari Indonesia kelihatan segar bugar namun saat di Masjidil Haram hampir tidak sempat lempar jumroh karena waktu mau lempar jumroh tiba-tiba jatuh pinsan dan harus ditandu. Ketemu juga dengan orang yang terkena penyakit diabertes yang sudah akut, saat berangkat dari Indonesia karena sudah cukup parah sakitnya ( matanya sudah rabun ), namun setiba di Masjidil Haram seperti orang yang nggak pernah sakit, bahkan sempat terpisah dari rombongan namun dapat kembali ke pemondokan dengan selamat. Begitu juga ketemu dengan orang terkena penyakit gagal ginjal ( 2 kali sebulan cuci darah ) Sesampai di Masjidil Haram orang tersebut sehat walafiat. Ketemu juga dengan seorang ustadz yang dianggap cukup mumpuni dan disegani saat di Indonesia karena tinggi ilmunya makanya dia ditunjuk sebagai pemimpim rombongan akan tetapi sesampai Masjidil Haram tidak dapat melaksanakan tugasnya karena jadi tukang tidur . Ada lagi seseorang yang bisa disebut seorang SUFI asal dari Pandeglang Banten namanya Sdr.Badrawi ( bukan nama sebenarnya ) yang menurut cerita sudah menjalani puasa berturut-turut selama 17 tahun tanpa henti kecuali hari-hari yang dilarang untuk berpuasa ( puasa apa ya ) dan setiap ada kesempatan selalu membaca Al Quran, begitu juga dengan sholatnya nggak pernah sholat di rumah / selalu sholat di Masjid namun kurang mau menyatu / berkumpul dengan satu rombongan . yang pada akhirnya saat selesai haji wada hampir tidak bisa kembali ke pemondokan alias tidak bisa kembali ke Indonesia pada hal dikasih tahu sebelumnya. Menurut pak RW ada yang lebih berkesan saat akan mencium Hajar Aswat, saat memaksakan untuk menerobos kerumunan massa yang sedang menjalani thawaf justru bukannya makin mendekati Hajar Aswat akan tetapi makin terpental jauh dari Ka'bah. Saat itu juga teman pak RW yang satu rombongan ( satu kloter ) mencoba berkali-kali merangsek untuk mendekati Hajar Aswat namun makin dipaksakan makin jauh dari berhasil, bahkan keluar dari Ka'bah dan makin sulit untuk melakukan thawaf. Dengan pengalaman itu pak RW mencoba sekali lagi dengan pasrah sambil berdoa dan terus mengikuti arus putaran / thawaf orang-orang akhirnya berhasil mencium Hajar Aswat. Baru selesai mencium Hajar Aswat tiba-tiba segerombolan manusia merangsek dan menutup jalan keluar sehingga pak RW terjebak dalam situasi yang cukup sulit. Dengan memohon ampun kepada Allah dan dengan sekuat tenaga mencoba keluar dari jebakan orang-orang yang mau mencium Hajar Aswat sambil mengacungkan jari telunjuk agar dilihat oleh Askar ( petugas keamanan ) ,setelah cukup lama akhirnya datang juga pertolongan yang menurut pak RW orang yang menolong orangnya tinggi besar hitam dan tingginya 2 kali badan pak RW ( padahal pak RW sendiri badan cukup besar dan tingginya lebih dari 170 cm ) dan orang itu menarik Pak RW ringan sekali seperti orang mengangkat kapas aja. Pak RW langsung sujud syukur setelah terbebas dari situasi tersebut. Lihat juga kejadian orang kita / Indonesia yang terjebak / kejeblos dilubang kamar kecil (WC ) yang akhirnya meninggal kamar kecil itu. Ada lagi kejadian jamaah indonesia yang sedang berhaji mengalami stress berat .Kalo dipikir sangat bertolak belakang dimana orang yang sedang berhaji seharusnya mendapatkan ketenangan karena telah mendapatkan panggilan Allah kok malah mengalami stress berat dan ada juga karena stress akhir mengakhiri hidupnya dengan melompat dari gedung bertingkat. Dan banyak kejadian-kejadian lain yang tidak sempat diexpose karena memang tidak lazim kalo diceriterakan pinta pak RW. Refleksi : Atas kejadian-kejadian tersebut memang atas ijin Allah, dan dapat kita ambil sebagai hikmah untuk introspeksi diri betapa banyak kejadian-kejadian di muka bumi ini yang kadang-kadang tak sampai di nalar kita. Kita kecil dimata Allah makanya kita jangan sombong mentang mentang kita sehat, kita kaya, kita banyak ilmu , kita.... dan sebagainya. Mudah-mudahan kita selalu mendapatkan ampunan dan bimbingan dari Allah subbahana wata'ala. Amin
Shalom, Tawangalun.