Yth. Peserta Diskusi ZOA-BIOTEK-2001,

Berikut kami sampaikan pertanyaan dari Dr. Abdul Hadi, menanggapi 
makalah Dr. Antonius Suwanto.

Moderator ZOA-Biotek

Dedy H.B. Wicaksono

===================================================

At Friday, 2 February 2001, you wrote:======== partly cut=======
>Tanaman Transgenik>
>Berbagai jenis padi telah dapat diperoleh melalui transaksi gen yang 
>terjadi selama pemulia tanaman melakukan seleksi untuk sifat-sifat 
>beras yang diinginkan. Ada yang rendemennya tinggi dan masa panennya 
>singkat, ada yang tahan wereng dan berbagai penyakit, ada yang nasinya 
>pulen, ada pula yang pera dan sebagainya. Meskipun demikian, sampai 
>saat ini masih belum ditemukan tanaman padi atau kerabatnya yang 
>dapat disilangkan yang mengandung provitamin A di dalam endosperma 
>biji padi. Oleh karena itu, proses pemuliaan tanaman tradisional 
>akan sulit sekali atau hampir tidak mungkin menghasilkan beras yang 
>endospermanya mengandung provitamin A. Padahal provitamin A merupakan 
>senyawa penting untuk mengatasi masalah rabun senja dan kebutaan 
>total yang berhubungan karena kekurangan senyawa ini. Masalah defisiensi 

>vitamin A merupakan salah satu masalah gizi utama di negara-negara 
>Asia yang sedang berkembang dan diperkirakan bahwa 124 juta anak-
>anak di seluruh dunia menderita kekurangan vitamin ini. Oleh karena 
>beras merupakan diet utama sebagian besar orang Asia, maka adanya 
>provitamin A dalam beras akan sangat banyak membantu masalah kesehatan 
>masyarakat yang serius ini.>


Saya tertarik dengan info Bapak tentang padi transgenik ini, karena 
work team kami sedang aktif melalukan pengujian tingkat emisi metan 
(CH4) dari berbagai varietas padi. Tujuan pengujian ini adalah untuk 
mencari varietas padi yang aman bagi atmosphere (mengemisi CH4 lebih 
sedikit).  Sejauh ini, padi berkontribusi lebih dari 90% dari emisi 
CH4 dari sawah.
Satu hal yang ingin saya konfirmasi, karena di luar bidang saya, sbb:
Kita ketahui bahwa vitamin A didapatkan juga dari bahan lain, seperti 
lobak, susu, wortel dan belut.  Selain vitamin A,  bahan-bahan ini 
juga memberikan protein, serat etc.  Dengan alasan itu dan untuk 
menurunkan ketergantungan terhadap satu komoditas, diadakan promosi 
diversifikasi pangan.  Nah, kalau kebutuhan vitamin A dipenuhi dari 
nasi, ada kemungkinan:1. gizi lain akan defisiensi
2. peternak sapi dan belut/petani sayur akan kehilangan pasar
3. ketergantungan terhadap beras makin meningkat
Oleh karena itu, adalah 'tutup lubang' satu 'gali lubang' lain  kalau 
introdusi varitas padi ini dilakukan dengan alasan untuk perbaikan 
gizi. 
Mohon tanggapan Bapak!

Terima kasih sebelumnya!

Dr. Abdul Hadi 
IASA - Indonesian Agricultural Sciences Association






Reply via email to