di luar negeri, pendapatan bank banyak dari nonbunga, seperti biaya administrasi, fee/komisi dll di indonesia, baru urusan asuransi saja sudah perang urat ke mana-mana diminta aktivitas diaktifkan di rekening bank pemberi fasilitas saja sudah marah-marah. gimana bank mau melepaskan diri dari ketergantungan bunga kredit?
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Poltak Hotradero <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > At 10:08 AM 4/11/2008, you wrote: > > >Rekan - rekan di AKI, mohon pencerahan nya atas beberapa hal yang saya > >ingin tahu berkaitan dengan perbankan sbb : > > > >Mengapa pedoman interest rate yang di pakai di Indonesia pada umumnya > >SIBOR, apakah negara lain juga kebanyakan pakai SIBOR , apa keunggulan > >Singapore dalm hal ini ? kenapa tidak pakai LIBOR , JIBOR atau yang lain ? > >kalau Amerika punya tidak ? > > SIBOR (Singapore Inter Bank Offering Rate) umumnya dipakai untuk > transaksi keuangan internasional dalam mata uang US Dollar di kawasan > Asia Tenggara. Mengapa dipakai SIBOR dipakai? Ada kaitannya dengan > status Singapura yang memiliki ekonomi terbuka serta memiliki sistem > hukum / legal yang lebih maju ketimbang negara lain di kawasan Asia > Tenggara. Dan seperti kita lihat sistem hukum warisan Inggris ini > juga menjadi dominan di pusat keuangan lainnya (alternatif SIBOR > adalah HIBOR (Hong Kong) dan LIBOR (London). > > Ini aspek yang penting - karena kepastian hukum dan ekonomi terbuka > selalu berdampingan. > > Atas hal tersebut pula maka sistem perbankan di Singapura, Hong Kong, > dan London menjadi sangat terkenal dan akhirnya perbankannya pun > memiliki modal / kapital yang kuat. Kapital yang kuat menjadi > penting selain karena alasan scale of economies juga karena akan > lebih kuat menahan guncangan finansial. Alternatif lain tentu bisa > saja pakai LIBOR - tetapi kalau memang urusannya semata-mata di > kawasan Asia Tenggara maka menggunakan SIBOR lebih praktis dalam soal > kliring. Untuk JIBOR ya tentunya cuma akan terkait dengan transaksi > dalam mata uang rupiah dan terkait dengan perbankan Indonesia. > > Perbankan Amerika ya tentunya sudah punya acuan sendiri di dalam > negeri, yaitu Fed Fund. Kalau urusannya dengan mata uang USD di luar > negeri (overseas) mereka biasanya menggunakan LIBOR. > > >Mengenai nilai tukar valas kebanyakan pakai US$ atau Euro karena merupakan > >penguasa ekonomi dunia, apakah benar begitu atau ada alasan lain?. > > Nggak juga. Ada faktor keterbukaan ekonomi. > Semakin terbuka suatu ekonomi - semakin besar kemungkinan > keluar-masuk dana - sehingga semakin berkurang resiko dari suatu transaksi. > > Dulu poundsterling adalah mata uang standar di dunia perdagangan > (mulai dari 1870-an hingga 1920-an), tetapi posisinya lalu digantikan > oleh US Dollar. Apakah poundsterling jadi nggak laku? Tentu saja > tidak. Inggris walaupun bukan salah satu ekonomi terbesar di dunia - > tapi ekonominya sangat terbuka. Orang boleh memasukkan atau > mengeluarkan uang ke negeri itu seberapapun besarnya untuk keperluan apapun. > > Di sisi lain, China sekalipun termasuk salah satu ekonomi besar dunia > (lebih besar daripada Inggris) - tetapi mata uangnya tidak umum > dipakai dalam perdagangan internasional. Mengapa? Karena ekonominya tertutup. > > > > >Kenapa kebijakan The Fed menurunkan suku bunga berpengaruh ke semua negara? > > Karena suku bunga The Fed secara relatif akan berpengaruh pada > tingkat suku bunga negara manapun di dunia -- semata-mata karena arus > transaksi modal (kapital) di dunia bersifat sangat sensitif terhadap: > 1. suku bunga, > 2. selisih suku bunga, dan > 3. ekspektasi perubahan suku bunga. > > > >Kenapa Bank Local tidak bisa memberikan interest rate untuk Loan yang lebih > >rendah atau minimal sama dengan Bank Asing ?, padahal kebanyakan nasabahnya > >justru pengusaha lokal atau pengusaha kecil yang perlu dibantu. Negara lain > >mau membantu pengusahanya yang invest di luar negeri dengan memberikan > >prioritas pendanaan termasuk interest rate yang special banget. > > Setiap loan tentu harus dilihat kasus per kasus. > Tidak bisa digebyah uyah. > > Selain itu, juga tentunya terkait pada jenis loan yang akan > disalurkan - termasuk resiko yang terkait dengan itu. Loan untuk > konsumsi tentu berbeda dengan loan untuk investasi ataupun loan untuk > modal kerja. Tenor pinjaman juga bisa berbeda-beda. > > Selain itu juga ada aspek track record peminjam. Selain tentunya > kolateral yang tersedia. > Dan juga kekuatan modal bank bersangkutan. > > Biasanya semakin kuat modal suatu bank - maka semakin fleksibel terms > yang bisa diberlakukan. > Soal modal bank -- nah ini yang masih menjadi masalah di Indonesia.... >