Sedikit TENTANG BANK CENTRAL
Sejarah Bank Sentral di Amerika dimulai sejak tahun 1913. Dengan berdirinya bank Sentral tersebut, Amerika memiliki institusi dengan kuasa untuk menciptakan likuiditas sebanyak-banyak yang diperlukan untuk mengeliminasi (minimalisasi) kepanikan financial ke-dua (The great Depresion tahun 30-an). Pada attachement terlihat volatilitas short term interest rate yang jauh berkurang setelah tahun 1913. Tentu saja kepanikan financial yang mengiringi the great depression tahun 30 terjadi setelah didirikannya Federal Reserve, namun dapat dilihat bahwa volatilitasnya suku bunga yang merujuk pada kekurangan likuiditas sudah jauh berkurang. Ada dua factor yang menyebaban lembaga keuangan memiliki resiko kredit pada situasi ekonomi yang menurun. Yang pertama adalah masalah solvensi/solvabilitas, dimana nilai asset perusahaan/bank lebih kecil dari jumlah kewajibannya (equitas negative). Pada kasus yang seperti ini, depositor akan sangat beruntung jika sempat menarik uangnya sebelum bank ditutup. Dalam kasus baru-baru ini, terlihat di UK bahwa banyak nasabah Bank NorthernRock mengantri untuk mengambil uang dan menutup buku tabungan mereka karena alas an ini. Nasabah takut karena mendengar berita bahwa Northern Rock mengalami rugi operasi yang cukup besar dan mereka tidak yakin apakah bank tersebut akan tetap solvent. Faktor kedua adalah factor LIKUIDITAS. Jika bank hanya menyimpan uangnya saja dan tidak meminjamkannya ke perusahaan, mereka tidak akan memiliki pendapatan usaha. Degnan system multiplier effect (fractional reserve bankng), bank bahkan dapat meminjamkan lebih banyak lagi uang untuk diinvestasikan. Walaupun bank tersebut sehat (solven) dan meminjamkan uang pada perusahaan yang sehat, selalu ada resiko dimana banyak nasabah karena satu dan lain hal tiba-tiba ingin menarik seluruh dana mereka. Pada saat ini terjadi, sebagian besar dana nasabah sudah dipinjamkan ke perusahaan lain dan tidak bisa ditarik seluruhnya. Terjadilah masalah likuiditas. Dalam jamannya krisis 97-98, kepanikan dimulai karena banyak bahan pokok yang sulit ditemui di toko dan supermarket. Entah karena apa. Kabarnya ada isu-isu kerusuhan sehingga masyarakat mulai menyetok barang, dan karenanya mulai menarik dana dari bank untuk membeli bahan-bahan. Kepanikan semakin bergulir semakin lama semakin besar dan akhirnya semakin banyak orang antri di depan counter bank untuk membawa uang takut kalau benar terjadi kerusuhan dan nantinya perlu beli ini-itu Lalu dor . Bank mulai kesulitan mencari uang untuk diberikan ke masyarakat. Mereka mulai mencari pinjaman jangka pendek (antar bank), dan mereka kesulitan mendapat pinjaman karena rupanya hamper semua bank dilanda kepanikan ini. Semua pihak ingin menarik uangnya tidak peduli bank ini atau bank itu entah bank sehat atau tidak semua orang ingin memegang uang kas. Terjadilah krisis likuiditas. Bank Sentral diharapkan (seharusnya dan memang didirikan untuk ini) untuk dapat membendung krisis likuiditas ini. Tapi di tahun 1997-98, Bank Indonesia yang adalah bank Sentral kelimpungan karena mengalami tekanan dari 2 kubu. Yang satu adalah krisis likuiditas RUPIAH (dimana nasabah mencairkan uang tabungannya), dan yang kedua adalah krisis likuiditas DOLLAR. Wewenang Bank Indonesia adalah untuk menyediakan likuiditas (dana) RUPIAH sebanyak yang diperlukan agar tidak terjadi rush. Tapi menghadapi krisis likuiditas DOLLAR, bank Indonesia memiliki keterbatasan. Bank Indonesia dapat mencetak uang RUPIAH sebanyak-banyaknya sebab mata uang ini adalah dalam wewenang Republik. Lain halnya dengan mata uang DOLLAR. Bank Indonesia tidak bisa mencetak Dollar. Bank Indonesia hanya dapat menyimpan dollar yang diperoleh dari ekspor, dan harus membayarkan dollar untuk pengusaha yang melakukan import. Dalam bahasa inggris (artikel ini saya tulis merupakan terjemahan dan gabungan bebas beberapa artikel didapat dari internet): Although what was commonplace in the nineteenth century has since essentially vanished, at least as far as the United States is concerned, other countries continue to experience a closely related phenomenon, exemplified by the currency and financial crises of 1997. If you're a smaller country like Korea for which a lot of the short-term debt is denominated in dollars, your central bank does not have the power to create extra dollars if everybody suddenly demands their payment and refuses to extend credit. Trying to flood the market with more of your own currency is just going to make the outflow of capital more severe. Saya rasa walaupun banyak yang belum mengerti waktu peristiwa ini terjadi, barangkali hamper semua pernah mendengar bahwa kurs rupiah yang dulunya 3000 rupiah per dollar naik sampai 16,000 per dollar dalam waktu yang singkat. Kerusuhan yang tadinya Cuma ditakutkan akan terjadi akhirnya benar-benar terjadi. Sekarang sepuluh tahun sudah lewat, saya belajar banyak tentang krisis financial, dan saya yakin pejabat dan pegawai bank Indoneisa malah belajar lebih banyak lagi. Untuk mengatasi krisis likuiditas RUPIAH, Bank Indonesia sudah memiliki alat yang tepat guna, tapi untuk masalah likuiditas dollar (atau mata uang luarnegeri lainnya), Bank Indonesia memiliki keterbatasan dan memerlukan bantuan seluruh rakyat. Perbanyak EKSPOR, dan kurangi impor barang-barang yang tidak bisa menghasilkan produksi (non produktif items). Jadi di hari kemerdekaan Indonesia ini, rasanya tepat juga kalau kita kumandangkan lagi semangat Aku Cinta Indonesia gunakan barang-barang produksi dalam negeri .. MERDEKA [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------------------ ========================= Join Facebook AKI dimana Anda bisa ber social interactive sambil bermain games atau just have fun together. Compulsory bagi new members start 1 Jan 2008. http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 ========================= Perhatian: Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas. ========================= Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com ------------------------- Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnyaYahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/