Sebaiknya nama pengirim memakai nama beneran ya? Apalagi di penutupnya juga tidak ada nama. Kalau ada yang mau menanggapi kan bisa sebut nama, misal: menurut Pak Bambang atau Bu Sri atau Bung Hutapea...
Salam, Wing Wahyu Winarno Sent from my BlackBerry® device. -----Original Message----- From: Wong Cilik <gajahpelan...@gmail.com> Date: Sun, 4 Oct 2009 09:25:46 To: <ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com> Subject: [Keuangan] Ledakan populasi, Jumlah Pensiunan, Pengangguran, dan Sumber Daya Manusia. Hubungannya bagaimana? (kalau saya berhenti sampai di pertanyaan ini saja, saya rasa akan lebih banyak yang tidak mengerti). Untuk banyak negara yang menawarkan uang pensiun (welfare state), arah perkembangan populasi dan peningkatan jumlah tenaga kerja (employment) harus terus bertambah. Sebabnya: - banyaknya jumlah pensiunan harus didukung oleh banyaknya jumlah pajak yang diterima negara. Berarti jumlah pekerja dan perusahaan yang menyumbangkan pajak harus terus bertambah. - Pertambahan jumlah pekerja ini cenderung bersifat lambat (membesarkan anak untuk siap bekerja paling tidak perlu 20 - 25 tahun) dibanding pertambahan jumlah pensiunan (yang perlu pensiun sekarang). Jadi jelas ada ketidak-seimbangan waktu (timing) - Seolah olah ada perlombaan untuk menjaga stabilitas jumlah pekerja agar dapat menutupi jumlah pensiunan. Dengan kata lain, bola salju semakin lama bergulir akan semakin besar. - Semakin banyak penduduk, perlu semakin banyak lapangan pekerjaan. Ini di dapat dari mana? Artinya resiko terjadinya pengangguran semakin lama menjadi semakin besar. - Semakin banyak pekerjaan dan penduduk, semakin banyak sumber-daya alam yang dipakai (dirusak). Dan banyak sumber-daya alam adalah tidak dapat diperbaharui. - Kecepatan pertumbuhan sumber-daya alam yang dapat diperbaharui cenderung lebih lambat dari keserakahan manusia ataupun peningkatan jumlah penduduk (yang memerlukan sumber-daya ini). - Kesimpulannya: Peningkatan jumlah penduduk adalah salah satu resiko yang perlu di manajemeni oleh manusia (organisasi apa yang berhak/wajib memanaje-nya?) Pertanyaan ini tidak dijawab karena saya juga tidak tau jawabannya. - Kesimpulan kedua, ada batas keserakahan manusia dalam mengejar pertumbuhan, yakni kesanggupan bumi untuk menopang hidup manusia ini (ketersediaan air, dll sebagainya). Lalu parameter apakah yang perlu dibuat agar bumi sempat 'beristirahat/recover" dan tidak dibuat hancur oleh ulah manusia? - ini juga saya tidak tau jawabannya. - Kesimpulan ketiga, Fokus yang diutamakan dalam pertemuan-pertemuan Ekonomi dunia cenderung lebih mengarah pada perkembangan GDP (Growth), yang tentu dianggap dapat menunjang pertumbuhan manusia (point ke4). Tujuan ini sulit dicapai sebab ada berbagai masalah misalnya saja pemerataan pendapatan dan pengurangan gap antara kaya dan miskin (yang sering di jawab dengan justru mempercepat perkembangan yang tertinggal - artinya semakin cepat sumber daya bumi digunakan). Hanya baru-baru ini saja topik "Climate Change" menjadi mulai hangat. Tapi sudah kita lihat bahwa banyak sekali tekanan politik yang menolaknya sebab alasan "menghambat perkembangan GDP". Apakah kemudian manusia secara keseluruhan sudah mulai berkata: "Tak peduli dengan bumi, atau masa depan manusia... yang penting di masa hidup kita yang cuma 80 tahun ini kita bisa hidup enak...?" Fenomena ini jelas merupakan perkembangan dari teori Malthus. Malthus hanya membahas dari ketersediaan makanan. Dan selama 200-300 tahun sejak ia mencetuskan teori ini, sudah semakin banyak lahan hutan yang dibuka untuk memenuhi kebutuhan manusia. Seberapa banyak kah hutan yang diperlukan manusia untuk bisa hidup asri? Apakah semua binatang lain perlu dibantai habis untuk menjaga PERTUMBUHAN gdp (Jadi bukannya kelangsungan hidup manusia lagi, tapi semata-mata demi pertumbuhan?) Sebagai penutup, ada disebutkan bahwa: "Dalam hal makan, manusia mengenal batas karena setelah perutnya kenyang, ia akan berhenti. Dalam hal seks, manusia mengenal batas karena setelah ejakulasi dan lelah, ia akan berhenti sendiri. Dalam hal tidur, manusia juga mengenal batas karena setelah 8-12 jam tidur, ia akan bangun dengan sendirinya karena badan sudah cukup istiraha. Dalam hal bekerja, manusia pun mengenal batas karena setelah bekerja 12 -20 jam, ia akan menjadi lelah dan memerlukan tidur. Tapi dalam hal mengumpulkan uang dan kekayaan, manusia tidak mengenal puas. Ada sedikit perlu lebih banyak, Ada semilyar, perlu 2 milyar, ada 4 rumah, masih mau juga rumah yang ke 10. Growth, katanya adalah tujuan yang perlu dicapai terus. [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------------------ ========================= Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com ------------------------- Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 ------------------------- Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com ========================= Perhatian : - Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com mailto:ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/