berita ini mungkin tidak nyambung dengan topik2 yang tengah dibahas.
namun demikian, imho, dengan adanya atm model begini, nampaknya emas dan
perak mulai (kembali) digunakan sebagai alat tukar.   nama sih boleh beda:
dinar, dirham atau malah tail emas atau tail perak,  atau dinaria, kalo
dalam majalah donal bebek.. atau thullar, kalo dalm komik trigan :) semua
nama itu hanya sebutan; emas dan perak adalah substansi utamanya

nah, jadi ingat beberapa pertanyaan beberapa waktu lalu. kalo dia ambil koin
perak lalu belanja di minimarket, asumsinya tentu orang sudah paham berapa
nilai si uang emas atau uang perak ini, sehingga pihak penjual tidak rugi
dan atau tidak ambil untung dengan mengembalikan kurang.

asumsi dasar saya kalo udah ada ATM-nya memang akan digunakan, bukan sekedar
investasi atau simpanan

BR, ari.ams


http://www.wakalanusantara.com/detilurl/Mesin.ATM.Dirham.dan.Dinar?/159

*Depok, 05 Oktober 2009*
Mesin ATM Dirham dan Dinar?

Jerman meresmikan Mesin Penjaja Emas Batangan. Hal ini menarik jika kita
menerapkan konsepnya dengan Dinar dan Dirham

Salah satu hal yang acap dipertanyakan masyarakat berkaitan dengan pemakaian
Dirham perak dan Dinar emas adalah kepraktisan dan keamanannya. Pertanyaan
ini tentu saja terkait dengan kabiasaan kita sekarang, dalam berurusan
dengan uang kertas, dibantu oleh berbagai sarana elektronik. Salah satu yang
sudah menjadi kelaziman adalah pemakaian mesin ATM (Anjungan Tunai Mandiri),
hingga kita tak perlu setiap saat membawa-bawa uang kertas dalam kantong
atau dompet.

Secara teknis tentu saja mesin ATM pun, dengan modifikasi tertentu, bisa
digunakan untuk menyimpan dan menggelontorkan koin-koin Dirham dan Dinar.
Dan ini bukan lagi teori. Sebuah jaringan pemasar emas di Jerman,
TG-Gold-Super-Markt, sejak pertengahan 2009 lalu, telah mengoperasikan
sejenis ATM ini. Cuma saja fungsinya belum sepenuhnya seperti ATM yang
dikaitkan dengan tabungan nasabah, tetapi baru sebatas sebagai mesin vendor,
tempat orang untuk membeli emas. Bentuknya pun bukan koin tapi batangan
dengan tiga jenis berat, yaitu 1 gr, 5 gr dan 10 gr.

TG-Gold menyebut mesin penjaja emasnya ini dengan istilah *Gold-to-Go*. Di
situ diinformasikan harga emas yang di up date setiap dua menit. Saat ini
perusahaan ini telah menyiapkan 500 unit mesin, salah satunya bisa ditemukan
di Bandara Internasional Frankfurt. Krisis finansial yang melanda Eropa dan
dunia belakangan ini menjadi pendorong semakin populernya emas dan
perdagangan emas di sana.

Secara fisik mesin vendor Gold-to-Go ini pun tak berbeda jauh ukurannya
dengan ATM. Tetapi, bila kelak ATM Dirham dan Dinar ini menjadi kenyataan,
justru isu keamanan akan muncul secara riil. Coba renungkan mana yang lebih
menarik para penjahat kotak mesin berisi kertas atau emas? Mana lebih aman
menyimpan kertas atau emas di ATM?

Sebaliknya, kurang praktis dan kurang aman kah kita menyimpan koin-koin
Dirham atau Dinar, secara fisik di tempat-tempat yang hanya kita yang
mengetahuinya? Termasuk dalam dompet dan kantong pakaian kita? Dalam
kenyatannya, untuk keperluan sehari-hari, kita akan memerlukan lebih banyak
Dirham - artinya dalam satuan kecil. Sedangkan saat ini saja kita acap
mengantongi berlembar-lembar fulus bernilai Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu?

Dengan kata lain, masalah kepraktisan dan keamanan yang dipertanyakan,
sebenarnya lebih merupakan masalah psikologis (ilusi) daripada kenyataan.
Sebaliknya, uang kertas kita yang di ATM dan di brankas bank, bukankah
setiap detik justru terus dicuri nilai tukar dan daya belinya? Mereka yang
telah memiliki, menyimpan, dan membelanjakan Dirham atau Dinar, akan
merasakan kenyataan ini.
(001)

-- 

-----
save a tree.. please don't print this email unless you really need to


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke