http://us.detikfinance.com/read/2010/05/23/141920/1362449/4/pajak-tinggi-investor-tambang-kabur-dari-australia?f9911013

Disebutkan di artikel: "Investor asing di sektor pertambangan melarikan diri 
dari Australia
setelah pemerintah negeri Kanguru itu memutuskan untuk menerapkan pajak
sebesar 40% dari laba perusahaan pertambangan mulai Juli 2012."

Menurut artikel, pajak baru mulai berlaku 2012, tapi investor asing sudah lari 
duluan? Kata lari barangkali benar untuk trader pasar modal yang sifatnya 
sangat short-term trading. Investor yang sudah memiliki sifat FDI (foreign 
direct investment) mungkin lebih mempertimbangkan bagaimana harga komoditas di 
masa yang akan datang. Mereka tidak akan lari, tapi jadi lebih menahan diri 
(ataupun kalau parah membatalkan 'RENCANA' masa depan). Menggunakan kata lari 
rasanya terlalu mendramatisir...  apalagi kalau pajaknya baru berlaku 2012. 
Jalan pelan-pelan pun masih bisa keluar sebelum 2012...  sekarang kan masih 
2010.. Kenapa musti "LARI"???

Dari segi pemerintahan saya pikir tujuan utama pemerintahan mereka ini adalah 
untuk menggunakan asset negara yang tidak terbaharui - (kita asumsikan saja 
mereka juga menganut pasal 33, bumi yang terkandung di dalamnya dikuasai negara 
dan digunakan untuk kemakmuran rakyat bersama) secara baik bagi kemakmuran 
rakyat.

Untuk asset-aset alam yang tak terbaharui seperti minyak bumi, logam, batu 
bara, saya rasa analogi atau contoh ilustrasi kejadian yang digambarkan dibawah 
adalah cukup tepat.

Dikisahkan 10 orang astronot pergi ke luar angkasa dengan bekal 100 jam udara 
untuk hidup. Anggap saja kemudian roket pendorong tiba-tiba mati dan mereka 
harus menunggu bantuan pesawat ulang-alik baru untuk membawa spare part 
pengganti. Diperkirakan mungkin perlu 100 jam juga untuk pesawat ulang alik 
tersebut tiba dan memperbaiki roket astronot yang rusak ini. Pertanyaan 
kasusnya adalah, apakah layak jika ada seorang astronot berusaha menyimpan 
udara (berlebih) dan menyembunyikannya bagi dirinya sendiri?

Supaya gampang, kita buatkan angka: 100 jam udara cukup untuk 10 orang, berarti 
total suplai 1,000 jam udara. Tapi ada satu orang mencuri ekstra 100 jam udara 
untuk dirinya sendiri. 
Artinya satu orang memiliki 200 jam udara, sementara 9 orang lainnya membagi 
800 jam udara atau cuma cukup untuk 88,8 jam saja per orangnya. Konsekuensinya 
tentu satu orang PASTI hidup (sebab ia bisa bertahan sampai 2 kali lipat waktu 
yang dibutuhkan untuk memperbaiki) sementara 9 orang lainnya meninggal dalam 
tugas, karena baru 88 jam oksigen sudah habis, padahal pertolongan baru datang 
di jam ke 100. Artinya 20 jam hidup tanpa oksigen.

Sumber alam tak terbaharukan adalah seperti oksigen bagi astronot tersebut. 
Peningkatan harga komoditas akan semakin membuat penambang (mining company) 
bekerja semakin giat dan menggali semakin banyak tambang. Semakin banyak yang 
ditambang SEKARANG, berarti semakin sedikit yang tersedia di MASA DEPAN. 

Dengan menjual hasil tambang tersebut dan mendapatkan keuntungan (berlebih), 
dapat digambarkan sama dengan menyimpan udara yang tersedia bagi seluruh 10 
orang astronot, memasukkannya kedalam tabung (bank/uang), dan membiarkan ke9 
astronot lainnya meninggal dalam kemiskinan.

Seorang penambang yang mepertaruhkan kapital untuk mengeksplorasi dan 
eksploitasi sumber bumi ini tentu berhak untuk mendapatkan keuntungan. Namun 
harus diingat bahwa mereka tidak MEMBUAT emas atau minyak bumi itu dari TIDAK 
ADA menjadi ADA. Mereka menemukan atau tidak pun, hasil tambang itu sudah sejak 
dulu ada di bawah tanah. Itulah sebabnya saya rasa pasal 33 UUD 45 adalah 
logis. Kalau ditemukan maka hasilnya harus dapat digunakan untuk kesejahteraan 
seluruh rakyat. Yang jadi susah tentu bagaimana membaginya? Penambang dan 
penemunya tentu ada memiliki hak (profit dari operasi), sementara rakyat 
propinsinya juga tentu berhak (pajak atau iuran daerah). Bangsa Indonesia 
lainnyapun tentunya juga berhak (dari pajak untuk pemerintah pusat).

Jadi soal pajak, royalti ataupun pajak pemerintah pusat adalah urusan pemberian 
harga agar ke sepuluh pihak terkait (astronot ataupun pemerintah, rakyat, dan 
perusahaan penambang) memiliki pembagian yang adil atas kekayaan alam yang tak 
terbaharukan ini. Dan karena sifatnya yang tak terbaharukan, seharusnya lah 
porsi pemerintah/rakyat banyak yang mendapat bagian lebih besar daripada 
penambangnya.

Banyak orang yang berasumsi bahwa harga pasar adalah selalu tepat. Tapi sudah 
sering dibahas bahwa harga barang-barang bebas yang selalu diberi harga NOL, 
sebenarnya tidaklah selalu NOL. Air bersih ada harganya, udara bersih ada 
harganya. Masyarakat yang aman damai tanpa perang juga ada harganya. Cuma saja 
orang sering salah menggunakan patokan harga. Menurut banyak orang, harga 
sesuatu adalah ongkos mengambilnya (menimba air, menyedot udara, dll). Padahal 
yang benar adalah harga mengambil ditambah probabilitas harga penciptaannya 
(REPLACEMENT COST). Untuk barang yang tak terbaharukan ini, replacement cost 
ini tentu seharusnya sangat tinggi. Tapi di pasar orang tidak memperhitungkan 
harga replacement cost. Harga ditentukan oleh penawaran dan permintaan. Dan 
harga penawaran hampir selalu sama dengan harga MENGAMBIL saja, tidak pernah 
memperhitungkan juga ongkos REPLACEMENT nya.

Dalam bahasa ilmiahnya.......

RBA assistant governor Philip Lowe on Thursday indicated that boom-level 
activity was not in the national interest. "It
is obviously neither in the individual resource company's - it is not
to their advantage or the advantage of the economy as a whole - if all
of this investment is trying to take place at one time," Mr Lowe said
when asked about the planned tax. "What we need is a gradual and
sustained improvement in the increase in the investment. The
fundamentals clearly support that too."
http://www.heraldsun.com.au/business/tax-architect-denies-mining-industry-at-risk/story-e6frfh4f-1225866432988
Diterjemahkan bebas: Deputi gubernur Sentral Bank (RBA) Phillip Lowe menyatakan 
bahwa aktivitas pertambangan yang meningkat terlalu tajam (boom level) tidak 
baik untuk kepentingan bangsa. Jelas juga aktivitas ini tidak baik bagi 
masing-masing perusahaan penambang (karena adanya banyak supply akan menekan 
harga), tapi juga boom ini tidak baik untuk perekonomian bangsa secara umum. 
Seluruh investasi ini jika masuk pada saat yang bersamaan akan berpengaruk 
kurang baik. Yang kita perlukan sekarang adalah peningkatan investasi yang 
berkala, tahap demi tahap dan yang akan berkelanjutan. Fundamentalnya jelas 
menunjukkan hal tersebut.
Dalam penjelasan ini, dari sepuluh astronot tersebut, satu orang yang menyimpan 
udara berlebih tersebut adalah penambang yang hidup di masa kini. Sementara 
sembilan lainnya adalah penambang 'MASA DEPAN". 
http://www.crikey.com.au/2010/05/03/mining-slug-mainly-hits-multinationals-so-who-cares/(Dalam
 artikel ini, maka astronot satu adalah kepentingan multinasional - yakni 
profit buat investor asing, sementara 9 astronot lainnya adalah rakyat domestik 
penduduk australia itu sendiri)

Cuma pikiran saya saja...  barangkali saya memilih ilustrasi yang salah untuk 
menggambarkan kasus ini. Atau cara saya menyampaikan/menulisnya kurang 
sistematik...  bisa jadi juga saya salah dan tidak waras...  tapi mudah-mudahan 
sih tidak....  he he...




      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke