BERJALAN DENGAN KEONG 

Tuhan memberiku sebuah tugas, yaitu membawa keong jalan-jalan. 

Aku tak dapat jalan terlalu cepat, keong sudah berusaha keras merangkak. Setiap 
kali hanya beralih sedemikian sedikit. Aku mendesak, menghardik, memarahinya, 
Keong memandangku dengan pandangan meminta-maaf, serasa berkata : "Aku sudah 
berusaha dengan segenap tenaga!" 

Aku menariknya, menyeret, bahkan menendangnya, keong terluka.  Ia mengucurkan 
keringat, nafas tersengal-sengal, merangkak ke depan. 

Sungguh aneh, mengapa Tuhan memintaku mengajak seekor keong berjalan-jalan. 

Ya Tuhan! Mengapa ? Langit sunyi-senyap.  Biarkan saja keong merangkak didepan, 
aku kesal dibelakang. Pelankan langkah, tenangkan hati.... 

Oh? Tiba-tiba tercium aroma bunga, ternyata ini adalah sebuah taman bunga. 

Aku rasakan hembusan sepoi angin, ternyata angin malam demikian lembut. Ada 
lagi! Aku dengar suara kicau burung, suara dengung cacing. Aku lihat langit 
penuh bintang cemerlang.  Oh? Mengapa dulu tidak rasakan semua ini ? Barulah 
aku teringat, Mungkin aku telah salah menduga! 

Ternyata Tuhan meminta keong menuntunku jalan-jalan sehingga aku dapat mamahami 
dan merasakan keindahan taman ini yang tak pernah kualami kalo aku berjalan 
sendiri dengan cepatnya. 

Sumber: Unknown



  Salam, 
~Vie 
http://virgina.multiply.com 
http://blog.360.yahoo.com/virghien 
http://kksmelati.multiply.com

       

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke