Terima kasih mas Arief Rahman,
Betul, teman2 dari Bandung sangat kreatif, dgn situsnya
www.budaya-indonesia.org, yg merupakan situs terbuka. Kami bekerjasama
saling mengisi, makanya dlm situs tersebut mencakup/dapat mengakses
juga 'forum kebudayaan indonesia'n ('Forbud'), di samping situs kami
www.forumbudaya.org. Mereka juga membantu bersama kami di 'Forbud'.
Kami juga mengajak para pemangku kepentingan budaya untuk ber-sama2
menggalang potensi budaya bangsa bersama 'Forbud', dan aktif
mengisi/menyempurnakan Situs Budaya www.forumbudaya.org untuk kita
manfaatkan bersama.

Salam,
Luluk Sumiarso/Forbud

-original message-
Subject:        Re: [ac-i] DIPERLUKAN LSM KEBUDAYAAN TINGKAT NASIONAL
Author: arief rahman arief rahman <[EMAIL PROTECTED]>
Date:           05th October 2008 8:26 PM







saya jadi ingat dengan kawan-kawan di bandung. Orang-orang muda,
kebanyakan mahasisawa, membangun lembaga yang mendokumentasikan
hasil-hasil kebudayaan Indonesia, sekaligus berusaha memperjuangkan
hak cipta nasional untuk hasil-hasil budaya tersebut. mereka niatnya
utk memperjuangkannya hingga UNESCO. saya lupa, situsnya (silakan
search di google). mereka sudah bekerja sebelum peristiwa kuya
terjadi..hal yang patut dipuji ialah gagasan, konsisten, dan berjuang
terus dengan modal niat.
bagi saya, lembaga kebudayaan sangat dibutuhkan di negeri ini. Tentu
saja, sudah banyak orang yang memimpikannya. tinggal mengerjakan saja,
jangan sampai baru setahun atau dua tahun kembali mati suri. selamat
berjuang!
Arahman Ali
dewa-api.blogspot.com

--- On Thu, 10/2/08, anuv chaviddy <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: anuv chaviddy <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [ac-i] DIPERLUKAN LSM KEBUDAYAAN TINGKAT NASIONAL
To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
artculture-indonesia@yahoogroups.com,
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], "zaenal muttaqin"
<[EMAIL PROTECTED]>, [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]
Date: Thursday, October 2, 2008, 6:13 PM






JAWA POS Jum'at, 03 Oktober 2008








  Opini
[ Jum'at, 03 Oktober 2008 ]
Bangkitlah Bangsa Berbudaya Tinggi
Oleh Viddy A.D. Daery *
SAYA akan ke Malaysia lagi, memenuhi undangan Dewan Bahasa dan Pustaka
(DBP) Malaysia untuk mengikuti Seminar Internasional Pantun dan Syair
Tradisional. Kalau kita perhatikan, Malaysia terlalu sering mengadakan
seminar internasional, apalagi nasional, yang membahas (dalam rangka
menguri-uri) kebudayaan tradisional mereka.
Bandingkan dengan Indonesia yang justru 99 persen sering
menyelenggarakan seminar politik dan hukum serta hanya 1 persen
menghelat seminar kebudayaan. Itu pun kebanyakan kebudayaan modern
yang cenderung dipengaruhi oleh paham neoliberalisme Barat.
Tragedi Arca Kuya
Karena itu, sampai saat ini, apalagi zaman reformasi yang dekaden,
Indonesia menjadi kisruh oleh perdebatan hukum dan perkelahian
politik. Sebab, bagi masyarakat Indonesia, faktor kebudayaan dianggap
barang usang yang tak berharga atau cuma dihargai sebagai benda
rombeng murahan.
Karena itu, tragedi terbesar justru baru saja terjadi. Yakni,
dicurinya batu purbakala peninggalan Kerajaan Ta

Kirim email ke