Jumat-Sabtu, 31 Juli – 01 Agustus 2009, 20:00 WIB
Monolog TOLSTOY'S WIFE, Sebuah drama berdasarkan buku harian terakhir Countess 
Sonya Tolstoy
Sutradara dan pemain: Jennifer Claire, Australia
di Teater Salihara

http://www.facebook.com/event.php?eid=99275369221

Cinta dan Benci Sonja Tolstoy

Drama tentang istri Leo Tolstoy akan dipentaskan di Salihara. Sosok penting di 
balik karya-karya pemuncak sang jenius.

BUKU harian itu disodorkan Leo Tolstoy kepada Sonja di malam
pernikahan mereka. Wanita itu pun menangis: ”Ini mengerikan!
Mengerikan!” Diary itu mengungkap detail pergaulan seks Tolstoy dengan
para budaknya di masa lalu. Meski terluka, gadis itu tetap menikahi
kekasihnya.

Leo, 34 tahun, dan Sofya Andreyevna Behrs, 18 tahun, menikah
pada September 1862. Diawali kejujuran yang menyakitkan, perkawinan
mereka bahagia di tahun-tahun pertama. Penggalan kisah di malam
pernikahan itu kelak dituangkan Tolstoy dalam karya masterpiece-nya:
Anna Karenina.

Kisah hidup Sonja mendampingi sastrawan Rusia itulah yang akan
ditampilkan Jumat dan Sabtu pekan ini di Teater Salihara, Jakarta.
Drama monolog berjudul Tolstoy’s Wife ini disutradarai dan disajikan
oleh Jennifer Claire, dramawan asal Australia, berdasarkan buku harian
terakhir Countess Sonya Tolstoy.

Kebahagiaan pernikahan hanya sesaat dinikmati Sonja. Hubungan
suami-istri memburuk seiring dengan makin radikalnya pemikiran Tolstoy.
Suaminya, misalnya, berniat menyerahkan royalti semua karyanya kepada
kaum ”miskin”. Sastrawan Inggris, A.N. Wilson, bahkan menggambarkan
pasangan ini sebagai ”salah satu pernikahan paling tidak bahagia dalam
sejarah sastra”.

Toh, dari pernikahan ini, Sofya (Sonja atau Sonya dalam ejaan
Inggris) melahirkan 13 anak—hanya sembilan yang hidup. Gonjang-ganjing
rumah tangga tak membuat Sonja berhenti mencintai suaminya. Sambil
mengurus anak, wanita itu dengan setia menjalankan peran sebagai
sekretaris, editor, dan manajer keuangan suaminya.

Sonja menunjukkan pengabdian terbesarnya saat membantu Tolstoy
merampungkan War and Peace pada 1869. Wanita itu menyalin seluruh
lembar buku yang luar biasa tebal itu sebanyak delapan kopi—dengan
tulis tangan! Sonja bahkan menulis manuskrip itu dengan tatakan khusus
di tempat tidur—ketika ia baru pulih dari demam hebat yang nyaris
menewaskannya sehabis melahirkan.

Tolstoy berpendapat hubungan seks dengan istri saat wanita itu
hamil adalah perbuatan ”menjijikkan”, ”sebuah kejahatan”, dan
”menentang hukum alam”. Ia juga menganggap ibu menyusui tak pantas
muncul di depan publik karena itu ”cabul”.

Keyakinan inilah yang membuat Sonja ”terkurung” di rumah
mereka di Yasnaya Polyana, di masa-masa panjang kehamilan, melahirkan,
dan menyusui anak-anaknya. Pada periode ini, Tolstoy tidur terpisah
dari sang istri. Walhasil, Sonja pun jadi punya banyak waktu untuk
menggarap literatur-literatur suaminya. Ia bahkan melakukan sejumlah
penyuntingan yang signifikan terhadap karya-karya Tolstoy. Tak pelak,
sosok Sonja begitu penting dalam kisah-kisah tentang Tolstoy.

Sejumlah buku yang membeberkan kisah hidup dan romansanya
telah diluncurkan. Salah satunya Sonya: The Life of Countess Tolstoy,
karya Anne Edwards, 1981. Buku ini menampilkan sosok Nyonya Tolstoy
berdasarkan buku harian dan surat-surat pribadi Sonja—berkat kerja sama
Edwards dengan anak bungsu pasangan itu, Aleksandra Lvovna (Sasha).
Buku ini mengungkap sisi sastrawi seorang wanita yang tersembunyi di
balik kejeniusan suaminya.

Saat bersama Tolstoy—termasuk kala hubungan keduanya
renggang—Sonja memang berhasrat ingin menulis banyak hal: tentang
adiknya, Tanya, keluarga, dan dirinya sendiri. Namun itu tak pernah
terwujud lantaran sang suami selalu menafikan kemampuan menulis sang
istri. Ia ”menuduh” tulisan Sonja tak bakal memenuhi standar karya
sastra. Selain itu, bagi Tolstoy, tak ada tempat bagi perempuan di
dunia sastra. Sonja pun kecil hati dan memfokuskan diri sebagai
bayang-bayang belaka.

Anne Edwards bahkan menuliskan sebuah kesimpulan penting:
andai Sonja tak bernasib buruk menikahi Tolstoy, ia pasti sudah menjadi
penulis.

Andari Karina Anom (dari berbagai sumber)

TEMPO 23/XXXVIII 27 Juli 2009   


      Berbagi foto Flickr dengan teman di dalam Messenger. Jelajahi Yahoo! 
Messenger yang serba baru sekarang! http://id.messenger.yahoo.com

Kirim email ke